BANTENRAYA.CO.ID – Pembukaan acara Rakor Komwil III Apeksi diwarnai acungan golok peserta.
Dimana ada hampir 25 walikota dan perwakilan Apeksi serta Penjabat atau PJ Bubernur Banten Al Muktabar mengacungkan golok dalam pembukaan tersebut.
Para walikota dan perwakilan Apeksi serta Pj Gubernur Banten Al Muktabar terlihat bak para jawara yang akan berhadapan saling tanding.
Masing-masing walikota dan perwakilan terlihat bergaya mengacurkan golok seperti ingin tauran saja.
BACA JUGA: Golok Cilegon Jadi Cindera Mata Saat Apeksi, Hasil Tempa Pengrajin
Ibarat di film laga, semuanya berpose bagai para pendekar yang baru turun gunung membawa sebilah golok.
Golok yang masih disarungkan dalam sarung berwarna emas lantas dikeluarkan oleh maming-masing walikota.
Tidak hanya walikota peserta dan Al Muktabar saja, Ketua Umum Apeksi Bima Arya, lalu Ketua Komwil III Apeksi Dedy Yon juga melakukan hal sama.
Terlihat suasana sangat antusis, dan beberapa walikota malah mengacungkan tinggi-tinggi golok sembari berteriah semangat akan perang tanding.
Diketahui, golok menjadi cindera mata yang diberikan kepada seluruh peserta Apeksi yang datang.
Termasuk juga, Pj Gubernur Al Muktabar yang datang dalam acara tersebut.
Dimana, golok menjadi ikon khas Kota Cilegon dan hampir setiap tahun dilakukan event khusus untuk memperingati Golok Day.
Hal itu juga yang menegaskan identitas jika Kota Cilegon merupakan kota jawara dan pendekar.
Bahkan, Dedy Yon berkelakar jika apa yang dilakukan Bima Arya dan kolega tersebut mirip para genster yang mau bertarung.
“Kok jadi mirip mafia yah,” katanyaa sambil melempar gelak tawa.
Dedy Yon juga menyampaikan, jika sebaiknya saat mengucapkan yel-yel Apeksi golok tidak diacungkan. Sebab, nantinya akan ada kesan negatif.
“Jangan diacungkan yah pak Helldy, dipakai sarung saja terus diperlihatkan saja goloknya. Nantinya kesannya kayak mau tawuran,” katanya lagi usil.
Sempat terjadi perdebatan antara Dedy dan Al Muktabar, dimana Pj Gubernur mencoba meluruskan apa artinya mengacungkan golok di Banten.
Hal tersebut merupakan tradisi dan budaya. Bahkan, ia menegaskan itu merupakan simbol perjuangan.
“Nggak ini simbol perjuangan, makannya seperti ini (diacungkan),” ujarnya.
Sebelumnya malah, AL Muktabar berposes seperti para pemain debus yang memasukan dan menggores bagian mulutnya.
Hal tersebut menjadikan para peserta sempat kagum dengan ganyanya.
Sementara itu, tuan rumah Helldy Agustian juga menyatakan, jika golok tersebut merupakan simbol yang dijadikan cindra mata.
“Ini cindera mata yang menjadi simbol,” ujarnya.
Helldy juga mengajak semua walikota untuk berpose dengan mengacungkan golok untuk foto bersama.
“Hayuk foto bersama, kita pose,” jelas Helldy memeragakan gayanya bak jawara yang hendak bertarung. ***