SERANG, BANTEN RAYA – Baliho calon gubernur dari Partai Golkar Airin Rachmi Diany membanjiri Kota Serang, beberapa hari belakangan ini.
Baliho berwarna biru tosca dengan foto Airin tersenyum tipis berbatik motif kuning terpasang di sejumlah area strategis di Kota Serang antara lain di Jalan Ahmad Yani, Jalan Sudirman, Jalan Serang-Pandeglang, Jalan Serang-Cilegon, dan di Jalan Serang-Jakarta. Di sejumlah daerah lain, gambar Airin dengan desain yang sama juga mulai terpampang seperti di Kota Cilegon, Kabupaten Serang, dan Kabupaten Pandeglang. Tak hanya baliho gambar Airin juga mulai tampak dibranding di kaca mobil pribadi.
“Airin bukan yang lain! Hj. Airin Rachmi Diany SH.,M.Kn Bakal Calon Gubernur Banten” begitu bunyi tulisan yang ada di baliho tersebut.
“Ini kecepetan gak sih sebenernya. (sosok) yang lain belum ada tapi ini udah gembar-gembor duluan aja,” kata Iin Indarwati, mahasiswa UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten.
Mahasiswa jurusan penyiaran itu mengaku baru tahu sosok Airin dari baliho yang dipasang di sejumlah titik di Kota Serang.
“Tapi ya gak masalah sih pak sebenarnya. Mungkin itu promosi baginya, dan itu bisa menarik perhatian orang juga biar mengenal beliau dan jadi cari tau gitu. Cuman saya kurang respek aja sama perpolitikan di Indonesia,” kata Iin.
Wakil Ketua Bidang Media dan Komunikasi DPD Partai Golkar Provinsi Banten Amrin Nur mengatakan bahwa baliho Airin di Kota Serang bukan dipasang oleh Golkar, tetapi oleh relawan pendukung Airin.
“Terkait dengan bailiho yang ada dimana-mana itu bagian dari respon publik, kami melihat ada relawan yang ingin meningkatkan popularitas bu Airin,” ujar Amrin kepada Banten Raya, Minggu (30/10).
Hal itu, kata Amrin, tentu saja berkaitan dengan posisi Airin yang menjadi calon gubernur Banten. Airin sebagai mantan Walikota Tangerang Selatan dua periode sudah memiliki basis wilayah di Kota Tangerang Selatan. Tapi karena keniscayaan di tahapan politik, Airin harus memperluas basis di daerah-daerah lain termasuk di Kota Serang. “Respons relawan ini disambut baik oleh Partai Golkar menjadi bagian gerakan bersama,” kata Amrin.
Amrin memastikan, meski pemasangan baliho dilakukan oleh relawan, tapi hal itu terkoordinasikan dengan Partai Golkar. “Informasinya dipasang di seluruh kabupaten/kota. Untuk jumlah yang sudah dipasang kurang hapal, bentuknya bukan hanya bilboard saja tapi ada spanduk, stiker dan yang lain yang dipasang secara sukarela,” paparnya.
Golkar, kata Amrin, betul-betul serius menyambut pilgub Banten. Selain baliho dan alat peraga kampanye, Airin sampai saat ini rutin keliling ke tokoh masyarakat di berbagai wilayah di Provinsi Banten.
“Konsolidasi di semua kabupaten/kota terus berjalan dan dilakukan secara bertahap. Saya lihat keunikan Bu Airin dengan karakternya, gayanya, dengan stylenya, dengan pasionnya diterima baik oleh masyarakat. Dari berbagai silaturrahmi menyerap aspirasi, beliau sangat direspons positif oleh masyarakat, setiap beliau berkunjung semua minta selfie dan foto,” ungkapnya.
Amrin menuturkan, tidak hanya Airin, semua kader Golkar yang diproyeksikan menjadi bakal calon kepada daerah wajib meningkatkan popularitas dan meningkatkan elektabilitasnya. “Nanti secara bertahap semua kader Golkar yang diproyeksikan menjadi calon kepala daerah harus membuat alat kampanye,” paparnya.
Berapa nilai yang dikeluarkan untuk memasang baliho Airin? Amrin hanya menggeleng. Ia mengaku tidak tahu nilainya. “Itu kan relawan yang pasang,” kata dia.
Sementara itu, seorang petugas reklame di Kota Serang mengatakan bahwa harga sewa billboard cukup mahal dan tergantung dengan ukurannya.
“Tergantung ukuran, kalau yang ukuran 4×6 meter biasanya Rp60 juta sampai Rp70 juta setahun. Kalau yang biasa di jalan-jalan protokol lumayan bisa sampai Rp100 juta per tahun tapi tergantung ukuran juga,” ungkapnya.
Pengamat politik Harits Hijrah Wicaksana mengatakan, relawan yang bisa memasang baliho dengan nilai mencapai ratusan juta rupiah pasti bukan relawan biasa. “Ini di luar tahapan pilkada. Kalau masuk tahapan pilkada bisa saja harus masuk laporan keuangan yang dilaporkan ke lembaga pemilu,” kata Harits.
Meski demikian, kata doktor dari Universitas Padjadjaran ini, sah-sah saja mulai mencitrakan diri dari sekarang bagi mereka yang berniat ikut kontestasi dalam pilkada baik pilgub Banten maupun pilkada kabupaten kota.
“Secara positif, mungkin masyarakat akan lebih mulai bertanya-tanya, mencari tahu, dan mengenal. Sisi lainnya, kandidat yang tidak punya sumber daya mumpuni akan sulit muncul,” kata dia. (tanjung)