BANTENRAYA.CO.ID – Kecamatan Cilegon ternyata hanya mengirimkan 35 peserta dari total 65 peserta kafilah di 10 cabang lomba MTQ XXII.
Hal itu, alasannya karena pihaknya tidak ingin menyaingi tuan rumah Kecamatan Jombang yang tentu saja punya target juara umum MTQ XXII.
Namun, meski mengirimkan sebanyak 35 orang tapi kafilah yang dikirim sangat berkualitas dalam MTQ XXII.
Bahkan, pada MTQ sebelumnya hanya mengirim 40 orang dan berhasil bertengger di posisi 4 besar.
Disisi lain, adanya dinamika internal di LPTQ Kecamatan Cilegon juga membuat tidak maksimalnya perolehan kafilah yang ingin menjadi wakil kecamatan.
Camat Cilegon Maman Herman menyampaikan, pihaknya sebenarnya ingin mengirim sebanyak-banyaknya kafilah. Namun, tentu saja ia ingin memberikan kesempatan Kecamatan Jombang sebagai tuan rumah untuk tampil maksimal
“Menghargai tuan rumah, ini juga supaya bergantian menjadi juara umum MTQ tingkat Kota Cilegon,” jelasnya memberikan keterangan Kamis 1 Mei 2023.
Maman menyatakan, ada juga di mika internal LPTQ yang sekarang sudah mulai diurai, sehingga kedepan diharapkan bisa tampil maksimal dalam ajang MTQ tingkat Kota Cilegon.
“Saya sudah berkoordinasi dan memanggil semua pihak LPTQ dan Official, termasuk soal itu (minimnya kafilah) juga dilakukan pembahasan,” ucapnya.
Maman menegaskan, pihaknya tetap serius dalam pengembangan kafilah di setiap kelurahan dan kecamatan. Bahkan, dalam hal perwakilan juga melibatkan pondok pesantren yang ada.
BACA JUGA: Siap Saling Gilas! Empat Kecamatan Diprediksi Bersaing Ketat Perebutkan Juara Umum MTQ XXII Cilegon
“Seluruh kiai dan ustadz sudah mengirimkan perwakilannya. Kami ingin pesantren disini menjadi prioritas peserta. Kami tetap akan konsen untuk pembinaan,” ujarnya.
Sebelumnya, Kecamatan yang minim mengirimkan peserta yakni Kecamatan Cilegon yang dipimpin Camat Maman Herman. Dimana hanya mengirimkan hanya separuhnya saja dari total 65 kafilah.
Hal tersebut lantas menjadikan pertanyaan beberapa tokoh masyarakat dan ulama di Kecamatan Cilegon tersebut.
“Saya tidak percaya sampai hanya mengirimkan separuh saja kafilah. Padahal di setiap kelurahan di Kecamatan Cilegon ada pesantren,” ucapnya.
“Misalnya di Palas Kelurahan Bendungan, Lalu ada juga di Ketileng, serta di Bagendung juga ada Ponpes,” jelasnya.
BACA JUGA: MTQ XXII Cilegon Tetap Digelar Tanpa Pawai Taaruf, Kecamatan Mengeluhkan Soal Ini
Jika benar, mengirimkan kafilah sebanyak hanya 33 orang, maka pembinaan tidak serius dilakukan Pemerintah Kecamatan Cilegon.
“Kan setiap tahun ada STQ tingkat kelurahan dan lalu diseleksi di tingkat kecamatan. Pada kemana kafilahnya, bagaimana pembinaanya. Kok bisa yah melehoy,” jelasnya.
“Padahal Pemkot Cilegon ini tengah serius melakukan pembinaan, makanya menggelontorkan puluhan juga setiap STQ di kelurahan dan kecamatan,” imbuhnya.
Pihaknya berharap, LPTQ Kota Cilegon bisa kemudian memberikan saran dan menanyakan kenapa hanya separuh saja mengirimkan kafilah.
“Saya berharap LPTQ memberikan saran dan memanggil secara khusus semua yang terkait. Kenapa ini pembinaan tidak berjalan dengan maksimal dan baik,” ujarnya. ***