BANTENRAYA.CO.ID – Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah atau DinkopUKM Cilegon membantu para produsen tahu dan tempe membeli kedelai sebagai bahan baku usaha.
Kedelai yang menjadi bahan baku pembuatan tahu dan tempe harganya saat ini fluktuatif.
Hal itu membuat produsen tahun dan tempe kesulitan membeli kedelai impor.
Data yang diperoleh Bantenraya.co,id dari DinkopUKM Cilegon pada 2022 realisasi bantuan kedelai sebesar 450 ton atau setara Rp 5.394.395.000.
BACA JUGA:Air Comberan Meluap ke Jalan Protokol Kota Cilegon, Warga Curhat ke Wakil Walikota
Pada 2023 hingga awal Juni sudah terealisasi 200 ton dengan nilai Rp 2.144.380.000.
Sementara target yang dicanangkan pada 2023 untuk bantuan kedelai sebesar 276 ton.
Kepala DinkopUKM Kota Cilegon Didin Supriatna Maulana mengatakan, bantuan pembelian kedelai sudah berjalan sejak 2004 silam.
Sistemnya, DinkopUKM Cilegon membelikan kedelai impor untuk didistribusikan ke produsen tahu dan tempe.
BACA JUGA:Tunjangan Penilik di Banten Belum Merata, Kota Cilegon Nomor Dua Tertinggi
“Nanti produsen tahu dan tempe mengembalikan dalam bentuk uang, maksimal 15 hari setelah pengiriman barang melalui UPT (Unit Pelayanan Teknis) Penerimaan Dana Bergulir,” kata Didin.
“Kalau macet belum mengembalikan lagi, tidak kita kirim lagi kedelainya, tapi untuk pinjaman kedelai ini lancer kok,” kata Didin, Selasa, 13 Juni 2023.
Bantuan kedelai diberikan untuk menekan inflasi dan membantu produsen tahu tempe membeli kedelai impor yang mahal.
Dikatakan Didin, saat ini ada 13 produsen tahu dan tempe di Kota Cilegon yang memanfaatkan bantuan kedelai.
BACA JUGA:25 Tuna Netra di Kota Cilegon Dilatih Baca Alquran Braille
“Per 2 pekan ada satu UKM dapatnya 10 ton. Pengiriman kedelai sesuai kebutuhan kapasitas produksi. Saat pengajuan UKM, kita survey, kita lihat kapasitas produksi, track record pengusahanya seperti apa, tentu kita lihat,” kata Didin.
Staf DinkopUKM Ferdix mengatakan, dalam satu bulan pihaknya bisa membelikan sekitar 40 sampai 60 ton kedelai untuk produsen tahun tempe di Cilegon.
“Keuntungan kita 980 ribu per 10 ton, menjadi pendapatan daerah. Harga kedelai fluktuatif, kalau musim hujan, harga tinggi karena gelombang tinggi kapal susah sandar,” ucapnya.
Fedrix menambahkan, saat ini kedelai yang pembeliaannya dibantu DinkopUKM Kota Cilegon memenuhi sekitar 30 persen kebutuhan kedelai di Cilegon.
BACA JUGA:Gedung Perpustakaan Daerah Kota Cilegon Dibangun dekat CCM
Saat ini, harga kedelai sekitar Rp 11 ribu per kilogram.
“Itu yang kita bantu baru sekitar 30 persen dari kebutuhan kedelai di Cilegon, sisanya biasanya produsen beli di tempat lain,” ujarnya.***