BANTENRAYA.CO.ID – Baju adat Cilegon ternyata punya makna dan filosifi tersendiri.
Dimana, baju adat Cilegon tersebut hanya dipakai saat HUT Kota saja atau satu tahun sekali saja.
Memiliki 4 jenis setelan, baju adat Cilegon sendiri dipakai kalangan tertentu atau para periyai yakni pejabat mulai walikota.
Terus, anggota dewan, Sekda Kota Cilegon, kepala dinas hingga terendah adalah lurah.
4 jenis tersebut yakni penutup kepala warna coklat dan emas, jas koko warna krem, celana panjang hitam dan kain warna cokelat.
Saking jarangnya dikenakan atau hanya satu tahun sekali, banyak warga dan pejabat yang mengenakan sendiri tidak paham makna dan filosofinya.
Dikutip dari berberbagai sumber pada Rabu 26 April 2023, baju adat Cilegon sendiri merupakan baju yang diadopsi dari beberapa pakaian.
Misalnya bangsawan Banten, kesultanan Banten, termasuk juga pakaian khas budaya Kejawen.
Hal itu melekat, khususnya
penutup kepala dengan moncong ke depan, dimana maknanya adalah kegagahan dan banyak dipakai khas jawa.
Selanjutnya ada jas koko dimaknai sebagai perlindungan dan kancingnya menandakan perhitungan yang matang, terutama dalam mengambil kebijakan dan keputusan.
Lalu juga kain penutup celana hitan berwarna cokelat menandakan adanya harmonisasi.
BACA JUGA: BKPSDM Cilegon Siapkan Sanksi ASN Bolos Hari Pertama Kerja, Ini Sanksinya
Sebab, Kota Cilegon sendiri merupakan kota dengan banyak etnis dan budaya.
Satu lagi biasanya ada aksesoris pelengkap berupa gantungan rantai atau dikenal benggol untuk pemanis layaknya para demang dan juga menir belanda.
Bisa juga merupakan jam rantai yang biasa dipakai para pejabat jaman dulu.
Pakaian baju adat Cilegon, hanya dipakai satu tahun sekali saat acara tradisi Riung Mumpulung atau pembukaan HUT Kota Cilegon.
Biasanya baju adat Cilegon dikenakan oleh pejabat setingkat lurah, camat, kepala bidang, kepala dinas, anggota dewan dan walikota – wakil walikota.
Pertama kali dipakai, baju tersebut pada 1.999 tepatnya saat HUT Kota Cilegon yang pertama kali dirayakan pemerintah.
Baju tersebut menjadi baju sakral untuk kaum pria dan pebajat di Kota Cilegon.
Sementara, untuk baju perempuan sendiri secara umum sama seperti kebaya pada umumnya.
Bedanya, karena masyarakat Kota Cilegon secara tradisi akulturasi islam, maka di pakai hijab atau kerudung sebagai penutup rambut dan kepala.
Tentu saja saking jarangnya dipakai maka banyak yang tidak paham baju tersebut.
BACA JUGA: Libur Diperpanjang: Presiden Jokowi Perintahkan Cuti Tambahan Lebaran ASN, Ini Alasannya
Bahkan, beberapa pejabat yang baru dilantik juga kelimpungan mencari baju adat Cilegon untuk dipakai pada acara Riung Mumpulung.
Beberapa diantaranya terpaksa menyewa baju tersebut di sejumlah rias pengantin yang ada di Kota Cilegon.
Hal itu, karena biasanya rias pengantin punya pakaian tersebut, khususnya saat resepsi yang dilakukan warga Cilegon.
Demikian filosifi baju adat Cilegon yang jarang sekali dikenal warga secara luas. ***