BANTENRAYA.CO.ID – Guru di Kota Cilegon ternyata ditintut untuk mengetahui detail infomasi siswa.
Para guru bukan saja harus mampu membaca karakter dan kemampuan siswa saja.
Namun, para guru dituntut untuk mengathui detai pendapatan atau ekonomi orang tua siswa.
Hal tersebut terungkap saat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Cilegon menggelar kegiatan workshop.
Dimana workshop dilakukan bertujuan untuk peningkatan kapasitas kepala sekolah dan guru pendamping khusus sekolah inklusi se Kota Cilegon.
Nantinya, para guru akan membuat rancangan kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Bahkan, termasuk dalam hal kemampuan ekonomi siswa.
Tenaga Ahli Direktorat Pendidikan Masyarkat dan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI Tita Sri Haryati menjelaskan.
Guru di sekolah inklusi harus memapu memetakan secara rinci dan komperhenshif siswa.
Sehingga itu nantinya menjadi dasar merancang kegiatan pembelajaran mengakomodasi kurikulum, akomodatif dan penilaian.
“Itu harus dimiliki oleh seorang guru, langkah dan alurnya melakukan identifiksi misalnya 30 anak si A, B dan C dan D,” katanya saat menajdi narasumber, Senin 5 Juni 2023.
“Guru itu harus paham, kemampuannya, prilakunya cara belajarnya ekonomi keluaganya, dia tingal dimana guru harus paham harus sangat komperhensif pemetaannya,” imbuhnya.
Lantas nantinya, papar Tita, guru melakukan assesment atau pendampingan kemampuan siswa, sehingga tidak pukul rata metode pembelajaran yang diberikan.
“Contohnya begini jika baru memahami penjumlahan 50 alurnya itu harus ke ke 75. Jangan malah ke 100 lompatnya terlalu jauh. Artinya tidak ujuk-ujuk,” ucapnya.
Semangat, sekolah dan pembelajara inklusi ini, papar Tita, sesuai dengan kurikulum merdeka dimana mengedepankan difrensisasi kemampuan siswa.
“Justru kurikulum ini. Harus melihat benar-benar karater peserta didik dan pembelajaran diferensiasi, harus betul melihat peserta didik kemapuannya apa kebutuhannya apa,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Cilegon Heni Anita Susila menyatakan.
Ada 50 sekolah yang ditetapkan sebagai sekolah inklusi. Dimana harapannya harapannya program inklusi ini dapat meningkatkan pelayanan dan penyelenggaraan sekolah inklusi di Kota Cilegon.
“Kepala Sekolah dan Guru Pendamping akan dibekali dengan materi penanganan anak berkebutuhan khusus yang ada di sekolah mereka,” ungkapnya.
Workshop tersebut, jelas Heni, merupakan rangkaian dari kegiatan yang merupakan Proyek Perubahan pada Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat 2.
Dimana, para guru nantinya punya komptensi untuk mendampingi para siswa di sekolah inklusi.
“Yaitu Model Pendekatan Sekolah Inklusi bagi anak berkebutuhan khusus di Kota Cilegon,” pungkasnya. ***