Bantenraya.co.id– Operasi pasar yang dilakukan oleh pemerintah belum efektif menghentikan kenaikan harga beras di pasar.
Di Pasar Rangkasbitung, harga beras ada yang sudah mencapai Rp18.000 per liter.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak Rahmat mengungkapkan, penyebab beras mahal karena stok gabah kurang efek dari kemarau panjang.
“Stok gabah saat ini menipis menyebabkan harga beras terus naik menyentuh angka yang lumayan tinggi,” kata dia, Kamis, (22 Februari 2024).
Antusiasnya Warga Lakukan Pemungutan Suara Ulang di Kota Serang
Rahmat menuturkan, saat ini mayoritas wilayah penghasil gabah di Indonesia mengalami krisis gabah alias menipis.
Sehingga hal tersebut berakibat pada harga beras terus naik.
“Di tempat lain juga seperti Karawang stok gabah menipis, hal ini akibat menurunnya luas tanam tahun lalu akibat El Nino,” tutur Rahmat.
Selain itu, kondisi El Nino tahun 2023 lalu, berakibat pada masa tanam yang tertunda. Sehingga menyebabkan stok gabah menipis.
Warga Berkerumun Melihat Alat Berat Robohkan THM
Di Pandeglang, beras medium juga masih bertahan di harga tinggi di kisaran Rp 16.000 untuk satu kilogram pembelian.
Salah seorang pemilik agen beras di Pasar Badak Pandeglang, Maulidul Basit menerangkan, harga beras sebetulnya sudah berangsur naik sejak dua bulan lalu.
Mencapai puncaknya dua hari pasca Pemilu 2024.
Saat ini, dirinya menjual beras medium di kisaran harga Rp 390 ribu per karung 25 kilogram.
Dua Tempat Hiburan Malam di Kalodran Walantaka Kota Serang Dirobohkan
Jika dibandingkan dengan harga normal sebelum mengalami kenaikan, ia mengaku menjual beras di kisaran harga Rp 11-12 ribu per kilogram dan Rp 300 ribu per karung 25 kilogram.
“Naiknya memang berangsur ya, dari beberapa bulan ini sekitar Rp 4 ribu. Sempet lama di harga Rp 13 ribu, sekarang baru Rp 16 ribu.
Selama saya dagang ini rekor tertinggi harga beras,” kata Basit kepada Banten Raya, Kamis (22 Februari 2024).
Naiknya harga beras di Pasar Badak Pandeglang ditengarai akibat berlangsung fenomena El Nino beberapa waktu lalu.
Berlatih Silat Jadi Solusi Hindari Kecanduan Gadget Pada Anak
Hal tersebut kemudian diperparah dengan mandeknya suplai beras yang berasal dari Bulog.
Basit sendiri merupakan salah satu pedagang yang harusnya mendapatkan suplai beras dari Bulog.
Namun, sejak lima bulan terakhir, ia mengaku hanya menerima 5 kali kiriman beras Bulog.
“Saya juga punya jatah sebetulnya. Jatahnya itu harusnya satu Minggu sekali, tapi 5 bulan ke belakang saya cuma dapet 5 kali kiriman. Kurang tau juga penyebab ya.
Padahal beras Bulog itu yang sebetulnya bisa nolong konsumen,” terangnya.
“Tapi memang saya juga dengar kalo terlambatnya kiriman Bulog itu akibat pemilu ya, ditahan dulu. Saya baca diberita sih gitu,” tambahnya.
Kenaikan harga beras yang mencapai Rp 16 ribu dianggap Basit sebagai sesuatu yang tidak masuk akal. Padahal, beras sendiri merupakan kebutuhan paling pokok dari masyarakat.
Tak hanya dirasakan konsumen, kenaikan tersebut juga turut menurunkan jumlah penjualan beras di kiosnya.
Jalan Empat Lima Kuranji Kota Serang Rusak
Biasanya ketika harga normal, Basit bisa menjual 2-3 ton beras dalam kurun waktu satu pekan, namun saat ini jumlah beras yang ia bisa jual dalam seminggu hanya di kisaran satu ton.
“Kadang kita juga segan ngejualnya ke pembeli. Kita suka bingung cara ngasih tau kalo harga naik gimana.
Akibatnya ya pembeli ngurangin jumlah pembelian. Biasanya beli satu karung, sekarang paling setengah karung, atau diecer kiloan,” keluhnya.
Penjual lain yang berada di dalam area Pasar Badak Pandeglang, Haji Enjum juga menjual beras medium dengan harga yang sama Rp 16 ribu.
Jelang Pemilu 2024, PLN Banten Siaga Pasokan Listrik
Tak jauh berbeda dengan Basit, kenaikan tersebut mengakibatkan penjualan beras miliknya juga ikut berkurang.
Enjum menerangkan, sebetulnya beras dari Bulog sudah sempat turun ke beberapa pedagang pada Selasa, 20 Februari 2024.
Namun hal tersebut nampaknya masih belum bisa menekan harga beras medium yang biasa dijual oleh pedagang.
“Kemarin sempet ada beras Bulog sebenernya dateng pas Selasa sore kemarin. Tapi memang harga beras yang biasamah masih Rp 16 ribu. Beras Bulog juga gak semua pedagang dapet sih,” katanya.
Warga Ngeluh Akses Jalan Pasar Banjarsari Kota Serang Rusak
Pantauan Banten Raya, beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di pasar tradisional dan ritel Kota Serang kosong.
Imbas kelangkaan beras Bulog tersebut, konsumen terpaksa harus membeli beras medium dan premium dengan harga yang masih mahal.
Beras SPHP atau beras merk Sania, merk Karis, atau Alfamart dan lainnya mengalami kelangkaan sejak lama.
Pedagang beras di Jalan Tubagus Sueb Lingkungan Cigabus, Kelurahan Kaligandu, Kecamatan Serang, Kota Serang, Khotib mengatakan,
keberadaan beras SPHP Bulog sangat membantu masyarakat karena selisih harganya yang lumanyan jauh, dan kualitas berasnya pun cukup bagus.
“Beras Bulog membantu sekali buat masyarakat. Harganya memang murah dibanding beras merk-merk lainnya.
Selisih harganya juga lumanyan jauh nyampe Rp 100 ribu. Wajar kalau warga nyari beras SPHP,” ujarnya.
Khotib menuturkan, setiap hari pembeli selalu saja menanyakan beras SPHP.
Baliho Program Prioritas Gerindra di Kota Serang Dibongkar Sendiri
Hanya saja beras Bulog itu datangnya tidak menentu karena tergantung stok di Bulog.
Terlebih saat ini sejumlah daerah penghasil beras belum panen. “Yang nyari tiap hari. Cuma beras SPHP itu kadang dikirim dua atau tiga Minggu sekali,” tutur dia.
Khotib mengatakan, harga beras grosir kualitas medium saat ini turun dari Rp15.000 menjadi Rp14.700 per kilogram.
Sedangkan untuk beras dengan kualitas premium turun dari Rp16.200 menjadi Rp15.400.
Praja Properti Tawaran Investasi Kavling Tanpa Riba dan Bebas Denda
“Kalau harga eceran tidak mengalami penurunan, kualitas medium masih di harga Rp15.500, dan premium
dengan harga Rp16.500, karena memang masih banyak stok barang kemarin yang belum dihabiskan,” katanya.
Khotib melanjutkan, kenaikan harga beras disebabkan karena belum ada masa panen, bukan imbas dari Pemilu tahun 2024.
“Ya memang belum panen saja, kalau Pemilu itu tidak ada pengaruh, pas saja momennya, pas pemilu itu sedang tidak ada panen,” ujarnya.
Tugu Selamat Datang Kawasan Banten Lama Dipenuhi Coretan
Ia juga memperkirakan harga beras akan kembali mengalami penurunan, sebab pada Maret nanti sudah masuk musim panen.
“Untuk stok kita kirim dari Jawa Tengah, Palembang, Lampung, dan Demak. Di Banten sudah mau mulai pengiriman nanti bulan depan karena sudah panen,” tutur Khotib.
Salah seorang karyawan Alfamart di Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang,
Deni mengatakan, beras sejenis SPHP dengan merk Sania atau merk Larisst sudah beberapa hari ini mengalami kelangkaan di tokonya.
Pembuangan Tersumbat, Jalan Syech Nawawi Al Bantani Tergenang
“Sudah hampir seminggu ini berasnya belum dikirim. Ada pembatasan. Banyak yang nanya dari kemarin-kemarin juga,” kata Deni, kepada Banten Raya.
Harga beras merk Sania dan merk Larisst diburu banyak konsumen karena harganya terjangkau.
“Harga beras Sania dan Larisst Rp 69 ribu yang berat 5 kilogram, ada juga yang merk Pandan Wangi Rp 90 ribu,” ucap dia.
Kelangkaan beras SPHP dan beras sejenisnya dirasakan oleh masyarakat Kota Serang, salah satunya Aji.
Ikan Bandeng Saat Perayaan Imlek
Aji mengaku sangat terbantu dengan adanya beras SPHP karena bisa mengurangi pengeluaran belanjanya, hanya saja beras SPHP stoknya kosong.
“Alhamdulillah lumanyan selisihnya nyampe Rp 100 ribu. Lumayan buat kebutuhan lainnya, tapi berasnya sulit didapat karena di mana-mana kosong,” kata Aji.
Masih kata Aji, sejak harga beras melambung dan beras SPHP menghilang, pengeluaran belanjanya jadi membengkak.
Sementara pendapatannya dari seorang ojek online (ojol) tidak menentu. “Karena beras SPHP gak ada jadi belinya beras merk yang ada.
Harganya mahal. Saya gak kebeli kalau harus beli karungan mah.
Puguh ini juga dibagi-bagi uangnya,” tutur dia seraya berharap harga beras kembali stabil sehingga bisa memanajemen pendapatannya.
Kepala Cabang Bulog Serang Faris Sudirman mengatakan, pengiriman beras SPHP di PIR Kota Serang sudah ada pemenuhan melalui pemasok atau penyalurnya.
“Kalau di Pasar Rau sudah ada pemenuhan karena ada penyalurnya di sana,” ujar Faris Sudirman.
Nanang Saefudin Perintahkan DPUPR Untuk Perbaiki Fasilitas Gudang Logistik Kecamatan Cipocokjaya
Faris menjelaskan, pengiriman beras SPHP khusus untuk di PIR Kota Serang tidak menentu. Menurutnya,
pembelian beras SPHP tidak ada pembatasan order, tergantung dari luas gudang atau tokonya.
“Jadi untuk pendistribusiannya setiap saat. Jangan sampai kosong. Untuk pengiriman kembali ke toko atau kios.
Kapanpun order kami melayani karena sistemnya datang ke kantor. Selama stoknya kios menipis itu bisa mengorder. Jangan sampai tunggu habis,” jelasnya.
Faris mengaku pihaknya pun sudah melakukan operasi pasar di kabupaten kota wilayah Bulog Cabang Serang Cilegon.
“Kota Serang mulai hari ini bersama Polres, Disperindag, Dinas Ketahanan Pangan. Titiknya di Kecamatan Cipocok, Curug, dan Taktakan,” tuturnya.
Sementara itu, harga beras premium di Pasar Baru Kranggot, Kota Cilegon terus mengalami kenaikan mencapai Rp17 ribu per kilogram di agen.
Harga di pedagang eceran sudah menyentuh sampai Rp20 ribu per kilo. Kenaikan harga beras tersebut ditengarai terjadi karena tingginya ongkos logistik yang dikeluarkan.
Sungai Sultan Bakal Direvitalisasi
Salah seorang agen beras Rohmat menyatakan, stok yang tersedia berasal dari Jawa karena di Banten sedang tidak ada beras.
Ia menegaskan, hal itu yang membuat beras semakin mahal, karena ongkos logistik yang semakin bertambah.
“Harganya yang dijual Rp17 ribu per kilo. Naik lagi, karena sebelum pemilu kemarin sudah mencapai Rp16.500 ribu per kilo,” jelasnya, Kamis (22 Februari 2024).
Rohmat menyatakan, saat ini mendapatkan beras dari Jawa Tengah, Sebab, Banten, Jawa Barat dan Sumatera masih kosong. “Dari Jawa jadi ongkos logistik makin naik,” ucapnya.
Marak Kafe dan Kuliner, Pemkot Serang Cuan Hingga Rp 33,6 Miliar
Untuk harga beras di bawah premium yakni medium atas dijual senilai Rp16.500 dan medium bawah Rp16.000.
“Semua jenis beras mengalami kenaikan dari sebelumnya hanya sekitar Rp14 ribu per kilo untuk medium atas dan Rp14.500 untuk medium bawah,” jelasnya.
Salah satu pembeli Nunung, menyatakan membeli beras tersebut untuk di jual kembali di warung miliknya. Saat ini dirinya menjual dengan harga Rp19 ribu sampai Rp20 per kilo.
“Saya beli disini buat dijual lagi di warung, bisa selisih Rp2 ribu sampai Rp3 ribu,” ujarnya.
Kasus Pencemaran Udara, Polda Banten Periksa 17 Orang
Nunung menjelaskan, sebenarnya sulit untuk menjual terlalu mahal kepada pelanggan.
Namun, karena harga eceran di agen saja naik, maka terpaksa menaikkan harga berasnya.
“Mau bagaimana lagi. Karena semua harga agen itu naik tinggi,” ucapnya.
Salah satu penjual nasi uduk Asep menjelaskan, sudah 3 hari tidak berjualan uduk karena tingginya harga beras.
Petani Panen Bawang Merah di Sawah Luhur Kasemen Kota Serang
Jika sebelumnya bisa untuk 2 kali lipat, sekarang tidak mungkin dijual lagi dengan harga Rp5 ribu per porsi.
“Sekarang bingung menjualnya, jika naik tidak ada yang beli dan jika tetap itu malah rugi.
Sebelumnya di harga Rp15 ribu untuk beras bagus itu untungnya tipis. Kalau sekarang anatar Rp19 ribu sampai Rp20 ribu per kilo, jadi dagang berhenti dulu,” jelasnya.
Hal senada disampaikan salah satu ASN Kota Cilegon Ali, dimana untuk sekarang ia membeli beras dengan harga Rp19 ribu dalam kemasan premium.
Musim Hujan, Saatnya Mencari Belut di Sawah
Harga tersebut sudah naik lagi dari sebelumnya hanya Rp17 ribu per kilo. “Sudah Rp19 ribu per kilo hari ini saya beli. Ini sudah sangat mahal lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Banten Al Muktabar meminta masyarakat Banten agar tidak panik menghadapi kenaikan harga beras yang setiap hari semakin melambung.
Al Muktabar mengatakan, berdasarkan informasi yang disampaikan oleh pemerintah pusat bahwa masalah kenaikan beras ini saat ini sedang ditangani untuk segera diambilkan solusinya.
“Tadi ada statemen dari pemerintah pusat Jangan panik kami akan tangani itu dengan sebaik-baiknya,” ujar Al Muktabar.
Pj Walikota Serang Yedi Rahmat Tinjau Lingkungan Domba Yang Terendam Banjir
Al Muktabar mengatakan, pihaknya saat ini tengah menggali informasi, baik dari produsen maupun pemain beras
yang ada di lapangan, untuk mengetahui penyebab pasti mengapa harga beras di pasaran semakin hari semakin naik.
Polda Banten sendiri melalui Satgas Pangan saat ini sudah turun tangan untuk menggali informasi penyebab
mengapa harga beras di pasaran naik sangat tinggi. “Beras secara stok kan ada. Tersedia,” ujarnya.
Ratusan Dosen dan Mahasiswa Untirta Kembangkan Perbatasan Banten
Al Muktabar mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Banten saat ini juga mulai mendalami guna mengetahui
penyebab mengapa harga beras selalu naik dalam beberapa minggu terakhir.
Meski demikian dia mengatakan bahwa hingga saat ini stok atau persediaan beras masih aman untuk wilayah
Provinsi Banten meskipun harganya tinggi. “Pak Kapolda juga sudah turun. Bahkan Satgas Pangan juga turun,” ujarnya.
Padi di Kasemen Terancam Puso Lantaran Kekurangan Air Meski Musim Hujan
Al Muktabar mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Banten membuka opsi untuk mengeluarkan cadangan beras pemerintah yang ada di gudang Bulog untuk menstabilkan harga beras di pasaran.
Meski demikian hal itu masih perlu dikaji terlebih dahulu, baik dari sisi hukum maupun lainnya.
Al Muktabar mengklaim Pemerintah Provinsi Banten pada tahun 2023 sudah menggulirkan 2.400 ton beras dari beras cadangan pemerintah untuk sejumlah program.
Lalu pada tahun 2024 ini Pemerintah Provinsi Banten juga masih memiliki stok cadangan beras pemerintah sebanyak 1.200 ton untuk digunakan dalam kondisi kondisi tertentu terutama kondisi darurat. (sahrul/aldi/raden/harir/uri/tohir)