BANTENRAYA.CO.ID – Kota Cilegon telah menyelesaikan gelaran Musabaqah Tilawatil Quran atau MTQ XXII.
Dalam MTQ XXII tersebut, Jombang menjadi Juara Umum mengalahkan 7 kecamatan lainnya.
Para qori-qoriah dan hafidz-hafidzah MTQ XXII juara I terbaik sudah dilahirkan di dalam gelaran tersebut.
Secara kualitas para juara I tersebut punya potensi untuk bersaing dengan kafilah kabupaten dan kota di Provinsi Banten.
Malah, sebenarnya bisa menang dan meraih juara di gelaran tahunan MTQ XX Banten nanti.
Harapan ideal, nantinya kafilah juara bisa mewakili Kota Cilegon dalam gelaran MTQ XX Banten di Agustus 2023 dan juara.
Jika benar mewakili kota kelahirannya yakni Kota Cilegon, maka sebenarnya ada harapan besar untuk meraih juara dan sesuai target peringkat 6 besar.
Namun, hal tersebut patut menjadi buah pikiran dan keseriusan Lembaga Pembinaan Tilawatil Quran Kota Cilegon merawat kafilah.
Sebab, jika tidak maka itu bisa menjadi bumerang dan malah bisa membuat Kota Cilegon menjadi paling buncit lagi dalam MTQ Banten.
Bisa jadi hanya menjadi isapan jempol Walikota Cilegon Helldy Agustian saja.
Hal itu karena biasanya para juara I MTQ akan menjadi sasaran target untuk dibajak kabupaten kota lainnya yang berambisi juara umum di MTQ Banten.
Potret tersebut sudah tergambar dalam MTQ XXII Kota Cilegon, dimana tuan rumah berhasil menjadi juara umum.
Sebabnya, karena banyak kafilah berkualitas yang di bon alias dibajak dari kecamatan lainnya.
Sebut saja Kecamatan Cilegon yang kekurangan kafilah atau hanya mengirim sebanyak 33 kafilah saja.
Itu, karena sebagian kafilah yang berkualitas sudah di bon kecamatan juara umum.
Hal itu bahkan tidak disangkal oleh Camat Cilegon Maman Herman yang menyatakan jika mengalah untuk tuan rumah.
Akibatnya, banyak kafilah yang ikut kecamatan jombang dan meraih juara I di sejumlah cabang dan golongan MTQ.
“Jika mau fair kang. Ada beberapa yang dari kami yang ikut kecamatan lain dan juara,” katanya Maman usai MTQ Jumat 9 Juni 2023.
“Bahkan, terdistribusi ke semua kecamatan, Jombang, Cibeber dan lainnya,” jelasnya.
“Ini kan kang contohnya,” memperlihatkan warganya yang juara tapi ikut kecamatan lain.
Tentunya saja, hal tersebut juga berlaku dan menjadi potret untuk tingkat Provinsi Banten.
Dimana kafilah terbaik biasanya akan diambil kota dan kabupaten yang ingin juara umum.
Lebih lagi, akan ada pemain nasional yang di bon dan tampil dalam MTQ tingkat Provinsi Banten.
Ibarat bola, akan ada pemain transfer yang dimainkan dari kabupaten dan kota yang melahirkan juara terbaik.
Biasanya, kabupaten dan kota yang berani bon besar akan mendapatkan yang paling berkualitas.
Salah satu pengurus LPTQ Kota Cilegon yang enggan menyebutkan namanya menyampaikan.
Adanya tradisi bon kafilah sudah terjadi sejak lama dalam gelaran MTQ. Itu berlaku mulai tingkat kota hingga nasional.
“Bahkan kafilah level nasional juga dihadirkan dari luar pulau untuk bisa menang,” ucapnya.
Untuk Kota Cilegon, jelas pria ini, biasanya punya keunggulan dari cabang Khattil Quran, Tilawah dan Tahfidz.
“Biasa ada juga yang ikut kabupaten dan kota lain. Itu akan terjadi karena ada banyak agen kafilah yang main,” jelasnya.
“Sama saja di tingkat kota juga, ada banyak barter dan bon yang dilakukan. Biasanya ada di awal perjanjiannya,” imbuhnya berseloroh.
Belum lagi, jika kabupaten dan kota lainnya berambisi, biasanya mendatangkan dari kafilah internasional.
“Ada banyak dan itu tentu sesama lingkarang kafilah dan kami tahu persis,” jelasnya.
Sementara itu, Walikota Cilegon Helldy Agustian menekankan agar dalam MTQ Banten bisa meraih minimal 6 besar.
Target tersebut harus dilakukan. Sebab, baginya sudah banyak target lainya bisa tercapai. Namun, MTQ masih buncit.
Harapan dan target tersebut malah diulang hampir 7 kali lebih baik di sambutan pembukaan dan juga penutupan MTQ.
“Saya minta minimal 6 besar. Yang lain sudah masa ini belum bisa berprestasi. Harus yakin semua pasti bisa,” ucapnya.
“Semuanya harus berproses dan disiapkan dari sekarang,” ujarnya.
Target Helldy sendiri sebenarnya realistis dan mestinya lebih dari 6 besar provinsi.
BACA JUGA: MTQ XXII Cilegon Tetap Digelar Tanpa Pawai Taaruf, Kecamatan Mengeluhkan Soal Ini
Sebab, di Kota Cilegon cukup banyak kafilah yang bisa bersaing. Itu juga karena ada banyak pesantren.
Bahkan, hampir semua cabang ada dan menjadi spesialisasi di pesantren yang ada di Kota Cilegon.
Ada tahfidz di Pesantren Ibnu Syam, ada Qiroatul Qutub di Bani Latif Cibeber, ada pesantren dan sekolah khattil quran di Karang Tengah.
Lau ada tafsir, dan banyak lagi cabang lainnya. Bahkan, para pembina pesantren juga bukan orang sembarangan melainkan para pakar di bidangnya.
“Saya malu, Kota Cilegon ini kota santri, tapi selalu paling buncit. nanti harus naik lah,” sebutnya.
BACA JUGA: Kabupaten Tangerang Juara Umum, Pamor MTQ Provinsi Banten Mulai Menurun
Sementara itu, Ketua Harian LPTQ Kota Cilegon Abdullah Syarif menyampaikan, untuk target peringkat yang diharapkan Helldy LPTQ akan berusaha semaksimal mungkin.
“Secara berkesinambungan selesai penyelenggaraan MTQ ini langsung kita akan adakan pembinaan secara intensif,” jelasnya.
“Kami mohon bantuan yang maksimal kepada para kyai, ustadz, dan pembina dalam memberikan pembinaan pada kurun waktu 1 setengah bulan ini, insyaallah kami optimis dengan target tersebut,” jelasnya.
Namun, saat ditanya banyaknya kafilah Kota Cilegon yang sering dibajak daerah lain terutama para juara.
Bahkan, LPTQ Kota Cilegon sering kecolongan karena kafilah asal Kota Cilegon ikut menjadi peserta mewakili kabupaten kota lain Abdullah bergeming.
Termasuk juga, jika hal tersebut terjadi maka akan menjadi isapan jempol Walikota Cilegon Helldy Agustian saja, mengingat biasanya banyak kafilah juara dibajak. ***