SERANG, BANTEN RAYA-Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak hanya terjadi di kota-kota besar. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya Hollandsch-Inlandsche School (HIS) di Kabupaten Lebak.
Plt Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten Rudi Yatmawan kepada Banten Raya menyampaikan, HIS yang merupakan peninggalan kolonial Belanda, berada di Jalan H. M. Iko Djatmika No.4. Desa/Kelurahan, Rangkasbitung Barat.
Menurutnya, bangunan ini saat ini merupakan banguan milik Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak yang saat ini difungsikan sebagai Museum Multatuli, yang menceritakan tentang kehidupan dan karya tokoh anti-kolonialisme.
“Bangunan Museum Multatuli saat ini menjadi lokasi untuk melakukan budaya literasi, dan kerap kali menjadi lokasi diskusi dan kajian,” katanya, kemarin.
Perlu diketahui, HIS adalah sekolah dasar di masa kolonial Belanda di Indonesia, yang ditujukan untuk anak-anak pribumi yang ingin mendapatkan pendidikan ala Barat. HIS adalah sekolah pertama yang setara dengan sekolah Eropa untuk anak-anak pribumi. Sekolah ini menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantarnya.
Masih di Kabupaten Lebak, lanjutnya, terdapat bangunan bersejarah lainnya yaitu SDN 1 Rangkasbitung Barat. Sebelumnya dikenal dengan nama SDN Kejaksaan yang merupakan bangunan HIS.
“Bangunan Sekolah terbuat dari kontruksi kayu dengan dinding tipis, yang diperkuat tulang kayu yang bergaya khas,” ucapnya.
Keaslian bangunan, lanjutnya, masih dapat dilihat pada daun jendela, pintu dan tatanan tegel abu abu.
HIS merupakan sekolah untuk anak-anak golongan atas pada masa Hindia Belanda. Melihat kondisi langsung, masih terawat bersih, dan terpelihara maka berkesimpulan agar bangunan bersejarah ini agar di tetapkan sebagai cagar budaya peringkat Kabupaten Lebak.
Lalu, terdapat bangunan bersejarah lainnya di Kabupaten Lebak yaitu Rumah Sakit Umum Daerah, Kabupaten Lebak berdiri pada tahun 1952 atas hasil pemikiran Dr. Adjidarmo. Seiring dengan perkembangannya, nama rumah sakit ini berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Adjidarmo pada tahun 1996.
Bangunan RSUD telah di renovasi sehingga hanya sisa bangunan cagar budaya yang terletak berdampingan dengan bekas Rumah Multatuli. Digunakan sebagai RSUD yang bangunannya sudah banyak perubahan.
Jika melihat kondisi langsung, masih terawat bersih dan terpelihara maka berkesimpulan agar bangunan bersejarah ini agar di tetapkan sebagai cagar budaya peringkat Kabupaten Lebak. (adv)