BANTENRAYA.CO.ID – Sungai Musi yang sebelumnya sangat dikenal dengan sentra ikan air tawar sekarang hanya menyisakan ikan sampah.
Ikan sampah adalah ikan yang dulunya tidak memiliki nilai ekonomi.
Beberapa ikan yang termasuk ikan sampah adalah sebagai berikut:
- Ikan seluang;
- Ikan sepat;
- Ikan betino;
- Ikan lumajang (Cyclocheilichthys enoplos);
- Ikan betok (Anabas testudineus);
- Ikan selincah (Belontia hasselti).
BACA JUGA: Pemecatan Guru Honorer SDN 1 Cibeureum Diubah Wali Kota Bogor Menjadi Pemecatan Kepala Sekolah
Kontaminasi Sungai Musi
Dilansir bantenraya.co.id dari mongabay.co.id, polusi sampah di sungai Musi menyebabkan air sungai terkontaminasi.
Pencemaran di wilayah ini membuat beberapa ikan yang memiliki nilai ekonomi hilang tergantikan oleh ikan sampah.
Padahal, ikan tawar sungai Musi seperti ikan belida Sumatra dan ikan putak menjadi penganan khas masyarakat Sumsel.
BACA JUGA: 4 Tips Menjadi Pendengar yang Baik, Rahasia untuk Hubungan Kalian Makin Langgeng
Bahkan penganan tersebut telah menjadi sejarah karena sudah ada sejak jaman Kerajaan Sriwijaya.
Sayangnya, sekarang ikan-ikan tersebut sudah mulai sulit didapat.
Berikut adalah daftar hewan yang memiliki nilai ekonomi tinggi bagi masyarakat Sumsel namun mulai langka di sungai Musi:
- Ikan tapah (Wallago);
- Ikan lais (Kryptopterus bicirrhis);
- Ikan baung (Hemibagrus nemurus);
- Pari sungai raksasa (Himantura polylepis);
- Belida Sumatra (Chitala hypselionatus);
- Ikan putak (Notopterus notopterus);
- Kakap putih (Lates calcarifer);
- Kakap merah (Lutjanus campechanus);
- Udang satang (Macrobrachium rosenbergii).
BACA JUGA: Nadiem Makarim Lebih Prioritaskan Artefak Pasca Museum Nasional Terbakar
“Saya sudah setengah abad mencari ikan di Sungai Musi. Ikan-ikannya terus berkurang. Dulu, masih banyak udang satang, ikan baung, ikan tapah. Sekarang ini hanya ikan seluang. Ikan sampah,” kata Ubaidillah, seorang nelayan dengan sampannya di sungai Musi.
“Kalau sekarang, dapat tiga kilogram ikan seluang, sudah beruntung. Dulu, sehari bisa dapat 10 kilogram,” tambahnya.
Namun tidak hanya sungai yang terkontaminasi sampah, kondisi iklim el-nino yang belakangan ini tengah menguat juga menyulitkan para nelayan.
BACA JUGA: Merinding! Kuburan Kuno Mendadak Muncul di Tengah Waduk Gajah Mungkur Ketika Air Surut Saat Kemarau
Dampaknya membuat lahan basah di Sumatera Selatan mengering dan sebagian terbakar.
Hal tersebut semakin menyulitkan masyarakat mendapatkan ikan.***