BANTENRAYA.CO.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daeraha atau BPBD Cilegon akan melakukan kalkulasi dampak El Nino di Kota Cilegon.
Kalkulasi dampak El Nino dilakukan sebagai upaya mencegah terjadinya dampak bencana kekeringan yang meluas.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG telah memrediksi adanya musim kemarau panjang akibat adanya El Nino.
Dampak dari kemarau panjang, tentunya bisa timbulnya bencana di Indonesia termasuk di Kota Cilegon.
BACA JUGA:Sehari, 9 Truk Tangki Dikirim ke Wilayah Krisis Air Bersih di Kota Cilegon
Kepala Bidang Sistem Data dan Informasi Bencana pada BPBD Cilegon Bustanil Arifin mengatakan, pihaknya akan melakukan assessment untuk melakukan kalkulasi dampak El Nino yang pada Senin, 4 September 2023.
“Kita BPBD Cilegon akan melakukan rapat dengan berbagai stakeholder seperti DKPP (Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian), Disperkim (Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman), Dinsos (Dinas Sosial), Lurah, Camat dan beberapa OPD (Organisasi Perangkat Daerah) untuk membahas dampak El Nino yang terjadi di Cilegon,” kata Bustanil kepada Bantenraya.co.id pada Jumat, 1 September 2023.
Dikatakan Bustanil, jauh-jauh hari sebelum El Nino terjadi pada pertengahan 2023, BKMG RI telah merilis adanya akan ada kemarau panjang.
“Itu memang sudah diprediksi sama BMKG sekitar bulan Juni 2023, sudah ada edaran dari BMKG,” ungkapnya.
Dampak El Nino, kata Bustanil, di Kota Cilegon ada 3 potensi bencana seperti krisis air bersih, gagal panen, dan kebakaran lahan.
“Upaya penanggulangan sudah kita lakukan seperti di wilayah Pulomerak dikirim air bersih. Kebakaran, juga informasi dari Damkar mengalami peningkatan, sementara kalau gagal panen belum ada laporan dari DKPP,” ungkapnya.
Adanya dampak terburuk dari El Nino, kata Bustanil, bisa terjadi krisis pangan akibat gagal panen yang disebabkan kemarau panjang.
“Kalau kekurangan air bersih sudah kita tangani bekerjasama dengan berbagai pihak,” tuturnya. ***