BANTEN RAYA.CO.ID – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) melakukan aksi unjuk rasa dengan cara menginap di depan gedung Pemerintahan Daerah (Pemda) Lebak selama dua hari satu malam yakni mulai dari Jumat 26 Mei hingga Minggu 28 Mei 2023 dini hari. Hal tersebut adalah salah satu bentuk kekecewaan para mahasiswa atas tingginya jumlah kemiskinan di Kabupaten Lebak.
Berdasarkan informasi, adapun tuntunan para mahasiswa menuntut Bupati dan Wakil Bupati Lebak untuk mempercepat kemunduran diri mereka sesegera mungkin bahkan sebelum Daftar Calon Tetap (DCT) Pileg 2024, dan menuntut DPRD Lebak agar cepat tanggap dalam menindaklanjuti aspirasi masyarakat.
Ketua Kumala PW Rangkasbitung, Imanudin mengatakan, tingginya jumlah penduduk miskin di Lebak pada tahun 2022 yakni berkisaran 117,22. Meningkat jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada tahun 2011 dengan angka 115,20.
“Atas rasa kecewa tersebut kami melakukan unjuk rasa dengan cara menginap, dengan data yang kami sebutkan tadi menunjukkan bahwa masalah kemiskinan Lebak semakin menjadi-jadi di bawah kepemimpinan Iti Octavia Jayabaya dan Ade Sumardi,” kata dia kepada Bantenraya.co.id.
BACA JUGA : Tak Ada Perkembangan, Penyidik Diminta Serius Ungkap Kasus Dugaan Pungli KPU Lebak
Ia menjelaskan, namun ironisnya di tengah kondisi masyarakat yang semakin terpuruk dan menderita Iti Octavia Jayabaya sebagai Bupati kabupaten Lebak justru hidup bahagia, bertahta dan bergelimang harta, dengan total kekayaan mencapai 23 M lebih.
“Idealnya sebuah kepemimpinan tentu adalah kepemimpinan yang mampu melepaskan masyarakat dari kemiskinan dan penderitaan, akan tetapi selama kepemimpinan Bupati Iti Octavia Jayabaya dan Ade Sumardi, justru jumlah penduduk miskin semakin meningkat. Ini menunjukan bahwa pemerintahan gagal dalam memimpin Lebak dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat,” jelas Imanudin.
BACA JUGA : KPK RI Perhatikan Progres Pembangunan Huntap di Lebak Gedong
Sementara itu, Sekretaris Kumala Rangkasbitung, Andrian membeberkan, tidak hanya permasalahan kemiskinan saja, permasalahan lain seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga sangat memprihatinkan.
“IPM di Lebak selama dari periode pertama sampai masuk akhir ke periode kedua yakni tahun 2014-2022 selalu menempati IPM terendah di Provinsi Banten, prestasi yang sangat memalukan untuk Lebak,” beber Andrian.
Ditambahkan Andrian, aksi pada kali ini merupakan representasi pada aksi Jumat (26/5/2023) di depan gedung DPRD Lebak. Menurutnya, untuk menyikapi persoalan di Lebak seluruh stakeholder yang terkait harus serius dalam bekerja.
“Untuk menyelesaikan persoalan itu, pemerintah harus segera bertindak, karena apabila tak ada tindakan yang sungguh-sungguh Lebak akan tetap menjadi Kabupaten yang tertinggal,” pungkasnya.
Dengan demikian, Sekertaris Daerah (Sekda) Lebak, Budi Santoso mengatakan, akan segera memenuhi semua tuntutan dari mahasiswa.
“Pada Jumat (26/5/2023), saya sudah menemui mereka, dan mengatakan akan segera memenuhi tuntutannya. Tapi hal yang mereka ajukan tidak semata-mata akan langsung di kabulkan karena perlu musyawarah bersama,” singkat Sekda. ***