BANTENRAYA.CO.ID – Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan mulai memberikan warning kepada Ketum DPP Golkar Airlangga Hartarto.
Luhut Binsar Pandjaitan memberikan warning agar Airlangga tak ngotot untuk menjadi calon presiden atau capres dan calon wakil presiden cawapres.
Hal tersebut menurut Luhut Binsar Pandjaitan tidak realistis dan sebaiknya Airlangga mengalihkan fokus baru untuk Pemilu 2024 nanti.
Sebab, Golkar masih punya peluang untuk bisa kuat di parlemen dibandingkan fokus untuk capres dan cawapres.
Dikutip BantenRaya.Co.Id dari berbagai sumber pada Jumat 21 Juli 2023, jika Airlangga harus fokus untuk membangun Golkar di parlemen.
BACA JUGA: Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Angkat Bicara Soal Munaslub, Agung Laksono: Ada Penumpang Gelap
Dimana, perolehannya harus bisa signifikan.
“Kalau enggak bisa jadi calon presiden, saya sudah bilang tadi kan, tidak bisa calon wakil presiden kan masih ada yang lain yang bisa dibenahi,” katanya.
“Perkuatlah di parlemen. Simple is that,” tambahnya.
Luhut menekankan, tidak Golkar tidak boleh serakah dalam Pemilu 2024 nanti. Sebab, jika fokusnya terbelah, maka tidak akan mendapatkan satupun.
“Tak perlu menginginkan semua posisi dalam Pemilu, namun justru tidak ada satupun yang diperoleh,”.
BACA JUGA: Meski Dibantah Ketum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, Isu Munaslub Makin Kencang Bergulir
“Jika ambisi-ambisi itu terus dipaksakan, kata Luhut, maka pihak yang akan dirugikan adalah partai,”.
“Korbannya siapa? Partainya. Jadi jangan ambisi kita sendiri juga merusak diri kita sendiri,” tuturnya.
Sekarang, tegas Luhut, Golkar harus memiliki sikap tegas di Pemilu 2024.
Sebab, memilih target yang ingin diraih dalam Pemilu 2024 juga harus realistis.
Jika capres dan cawapres tidak bisa diperoleh, maka memperkuat parlemen menjadi pilihan yang masuk akal.
BACA JUGA: Nama Luhut Muncul Gantikan Airlangga Hartarto, Munaslub Partai Golkar Mulai Jalan?
“Legislatif kan menentukan sekali. Sekarang 85 atau 86 kursi Golkar (di parlemen). Bisa enggak itu dipertahankan? Mesti realistis,” ujar Luhut.
“Jangan kita ini seperti membohongi diri kita sendiri,” lanjutnya.
Sebelumnya, Partai Golkar tengah dilanda isu perpecahan. Sejumlah elite disebut mendorong digelarnya musyawarah nasional luar biasa (Munaslub), mencopot Airlangga Hartarto dari posisi ketua umum.
Sejumlah pihak di internal Golkar diketahui tetap ngotot mengusung Airlangga baik sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden meski elektabilitasnya rendah.
“Insya Allah kami optimis bahwa kami masih tetap, sampai hari ini, kami mencalonkan ketum kami Pak Airlangga Hartarto, baik sebagai capres maupun cawapres,” ujar Ketua Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar MQ Iswara.
Berdasarkan hasil berbagai survei menempatkan posisi Golkar di Posisi ke 4 kelaseman.
Misalnya survei Litbang KOMPAS pada 29-10 Mei 2023 Golkar menempati urutan keempat dengan elektabilitas 7,3 persen.
Partai tua itu tertinggal jauh dari PDI-P yang meraup 23,3 persen suara, Gerindra 18,6 persen, dan Demokrat 8 persen.
Lalu, berdasarkan survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), Golkar duduk di urutan ke 4, ada di kelas menengah yang bersaing ketat dengan partai lainnya.
Survei yang digelar pada 1-8 Juli itu menyebut Golkar hanya meraup 6 persen suara, tertinggal dari PDI-P 23,7 persen, Gerindra 14,2 persen, PKS 6,2 persen.
BACA JUGA: Hasil Survei LSI: PDI Perjuangan Masih Perkasa, PKS Mengejutkan dengan Menyalip Golkar
Paling parah adalah elektabilitas Airlangga juga suram. Berdasarkan survei LSI, dalam Top Of MInd pilihan presiden, Airlangga tidak meraup suara atau 0,0 persen.
Sementara, pada simulasi 19 nama calon presiden, elektabilitasnya hanya 0,5 persen.
Selanjutnya, ketika namanya diajukan dalam daftar 24 nama wakil presiden, ia hanya meraup 2,6 persen suara da 3,8 persen pada simulasi 12 nama. ***