Mengenal Tradisi Pacu Jalur yang Viral di TikTok, Ternyata Sudah Ada Sejak Abad Ke-17

Pacu Jalur
Tradisi Pacu Jalur yang unik dari Kabupaten Kuantan Singingi yang viral di TikTok. (Instagram/@pacujalur_net)

BANTENRAYA.CO.ID – Belakangan ini viral video di TikTok tentang tradisi Pacu Jalur.

Dalam video yang beredar luas di TikTok tentang Pacu Jalur ini, terlihat beberapa orang yang mengayuh dayung perahu, di mana salah satunya tampak menarik di atas perahu tersebut.

Usut punya usut, ternyata tradisi Pacu Jalur ini merupakan kebanggaan masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: TINGGAL KLIK! Link Live Streaming Chelsea VS Liverpool, Big Match Pembuka Liga Inggris 2023/24

Dikutip Bantenraya.co.id dari laman resmi Kota Jalur bahwa Pacu Jalur ini berawal pada abad ke-17.

“Di mana jalur merupakan alat transportasi utama warga desa di Rantau Kuantan, yakni daerah di sepanjang Sungai Kuantan yang terletak antara Kecamatan Hulu Kuantan di bagian hulu hingga Kecamatan Cerenti Kecamatan Cerenti di hilir,” tulis laman resmi Kota Jalur.

Pada masa itu, belum berkembang transportasi darat sehingga masyarakat harus menggunakan jalur laut.

BACA JUGA: Daftar Harga Tiket Konser BMTH di Indonesia, Cukup Terjangkau Bagi Penerima UMR

“Akibatnya jalur itu benar-benar digunakan sebagai alat angkut penting bagi warga desa, terutama digunakan sebagai alat angkut hasil bumi, seperti pisang dan tebu, serta berfungsi untuk mengangkut sekitar 40-60 orang,” ungkap laman resmi Kota Jalur.

“Kemudian muncul jalur-jalur yang diberi ukiran indah, seperti ukiran kepala ular, buaya, atau harimau, baik di bagian lambung maupun selembayung-nya, ditambah lagi dengan perlengkapan payung, tali-temali, selendang, tiang tengah (gulang-gulang) serta lambai-lambai (tempat juru mudi berdiri),” sambungnya.

Seiring berjalanannya waktu, perubahan yang terjadi ternyata bukan menjadi sekadar alat angkut, tetapi juga menunjukkan identitas sosial.

BACA JUGA: KKM Kelompok 11 Mahasiswa Unival dan STIT Al-Khairiyah Mengadakan Gebyar Muharram di Desa Tirtayasa

“Sebab, hanya penguasa wilayah, bangsawan, dan datuk-datuk saja yang mengendarai jalur berhias itu,” terangnya.

“Baru pada 100 tahun kemudian, warga melihat sisi lain yang membuat keberadaan jalur itu menjadi semakin menarik, yakni dengan digelarnya acara lomba adu kecepatan antar jalur yang hingga saat ini dikenal dengan nama Pacu Jalur,” tambahnya.

Kemudian, Pacu Jalur diselenggarakan untuk memperingati hari besar Islam.

BACA JUGA: Golkar dan PAN Akhirnya Dukung Prabowo Subianto: PDI Perjuangan Ungkap Fakta Pilpres 2014, Menang Meski Kalah Jumlah Partai

Tetapi, setelah Indonesia merdeka, Pacu Jalur menjadi perlombaan yang menarik dalam memperingati HUT Kemerdekaan Indonesia.

Oleh sebab itu, Pacu Jalur selalu diadakan setiap bulan Agustus.

“Menurut masyarakat setempat jalur adalah ‘perahu besar’ terbuat dari kayu bulat tanpa sambungan dengan kapasitas 45-60 orang pendayung (anak pacu),” jelasnya.

BACA JUGA: 3 Tempat Snorkeling Terbaik di Bali Paling Rekomended Untuk Dicoba Saat Weekend

“Perlombaan yang konon sudah ada sejak tahun 1903 ini menjadi agenda tetap Pemerintah Provinsi Riau untuk menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk berkunjung ke Riau, khususnya di Kabupaten Kuantan Singingi,” tandasnya.***

Pos terkait