Trending

PT Chandra Asri Rugi Rp2,3 Triliun, Siapkan Ekspansi Bisnis Lain

Hal tersebut juga membuat turunnya pendapatan sepanjang tahun 2022 yang hanya mencatat 2,38 miliar dola US atau turun sebesar 7,6 persen dari 2021 sebesar 2,58 miliar dola US.

Direktur SDM & Urusan Korporat PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Suryandi menyatakan, pendapatan turun kerena dipengaruhi banyak hal, mulai gangguan pasokan hingga membuat berkurangnya permintaan produk di pasar.

“Penjualan kita pada 2022 sebesar 1.909 kilo ton atau berkurang 13,65 persen dibanding tahun sebelumnya (2021-red) sebesar 2.211 kilo ton,” katanya.

BACA JUGA: Tinjau Perbaikan JLS Cilegon, Walikota Helldy Agustian Pastikan Rampung Untuk Mudik Lebaran 2023

“2022 dimana ada gangguan pasokan karena iklim ekonomi global, dan itu membuat pengaruh terhadap permintaan,” lanjutnya.

Disisi lain, lanjut Suryandi, ada juga kondisi penguncian selama pandemi Covid 19 di Cina, krisis perang Rusia dan Ukraina, suku bunga meningkat dan juga harga minyak mentah yang semakin meningkat 40 persen.

Hal itu, semakin menggerus marjin petrokimia karena pemintaan produk juga rendah.

“Bahan baku tinggi secara harga, membuat beban pokok pendapatan meningkat sebesar 7,6%  menjadi 2,39 miliar dolar US. Harga napththa menyentuh angka US$ 814 per ton, melesat 23,5% dibandingkan dengan rata-rata harga pada 2021 di level US$ 659 per ton,” jelasnya.

Suryandi megaskan, dalam situasi tersebut pihaknya terus melakukan kehati-hatian dalam kebijakan keuangan untuk mempertahankan neraca.

BACA JUGA: Pelabuhan Ciwandan Berpotensi Gagal Jadi Lokasi Angkutan Mudik Lebaran 2023, Begini Alasannya

Disisi lain, Chandra Asri juga terus melakukan pengembangan bisnis di luar petrokimia dengan menandatangani kerjasama dengan PT Krakatau Steel Tbk (KS) lewat mengakuisisi 70% saham di Krakatau Daya Listrik yang bergerak di bisnis listrik.

Baca artikel Bantenraya.co.id lainnya di Google News
 
Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button