BANTENRAYA.CO.ID – Berita maraknya lintah darat alias rentenir yang menjerat pedagang di Pasar Kranggot ternyata mendapatkan atensi khusus dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah alias Diskopukm Kota Cilegon.
Dimana, Diskopukm Kota Cilegon menyiapkan kolaborasi dengan Bank milik Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD program pinjaman tanpa bunga bagi pelaku usaha termasuk pedagang.
Hal itu, dilakukan Dikopukm Kota Cilegon untuk menyelesaikan problematika para pedagang kecil di pasar tradisional yang terjerat rentenir.
Kepala Diskopukm Kota Cilegon Didin S Maulana menyampaikan, model program subsidi bunga yang dibayarkan pemerintah kepada bank akan membuat warga tidak lagi terbebani bunga.
Hal tersebut sudah ada dan berhasil di Bukit Tinggi yakni konsep tabungan Usmant.
“Polanya, subsidi jasa bunga yang diberikan kepada bank, sehingga pedagang atau UKM tidak lagi terbebani. Pembiayaan tanpa jaminan dan tanpa bunga atau margin,” katanya, Selasa 15 Agustus 2023.
Didin menyatakan, masih adanya ratusan pedagang pasar yang terjerat hutang rentenir sebagainya yang sudah diberitakan, akan dijadikan dasar kajian yang dibuat Diskopukm untuk dasar program.
“Sebagai dasar kajian akan dibuat programnya, pembiayaan tanpa bunga,” imbuhnya.
Dengan program kerjasama tersebut, jelas Dindin, akan juga menguntungkan dan membuat deviden bank BUMD semakin besar, dan secara sisi bisnis akan semakin luas.
“Akan semakin luas jangkauannya. Semoga bisa lebih memberikan keuntungan untuk BUMD,” jelasnya.
Saat ditanya soal syarat nantinya, jelas Didin, hal tersebut secara prosedur akan diberikan kepada bank. Pihaknya hanya akan memberikan subsidi pembayaran bunga saja.
“Soal siapa nantinya nanti yang akan melakukan pengecekan langsung bank,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu pedagang Pasar Kranggot Buang mengungkapkan, jika kembali kepada konsep bank, maka tentu prosedural dan akan tetap tidak efektif untuk pedagang. Sebab, perdagangan akan memilih pinjaman dengan bunga asal tidak ribet dengan prosesnya.
“Yang membuat rentenir itu terus bertahan karena hari ini meminjam hari ini juga cair tanpa ada proses. Tapi kalau bank ada proses dokumen, pengecekan dan cair dua atau tiga hari dulu. Sementara pedagang itu butuh cepat untuk memutar modalnya,” jelasnya.
Artinya, jika masih sulit, jelas Buang, akan tetap tidak membuat pedagang berhenti untuk meminjam dari rentenir.
BACA JUGA: Akses Pinjaman Bank Diakui Sulit, Pedagang Pasar Kranggot Terjerat Hutang Rentenir
“Kami yang penting simpel tidak ribet. Kalau masih sama siapa yang akan mau. Tadi itu butuhnya cepat, jadi lebih pilih yang cepat,” ungkapnya.
Kepala UPT Pasar Kranggot Dani Rahmat menyampaikan, butuh edukasi untuk menyadarkan pedagang soal pentingnya bekerjasama dengan keuangan legal, sehingga bisa meminimalisasi risiko keuangan.
“Masih marak itu karena memang sudah habit (kebiasaan). Jadi memang butuh adanya edukasi untuk membangun kesadaran pedagang,” ucapnya.
Soal pedagang yang terjerat, papar Dani, hampir separuh pedagang dari total 1.500 pedagang di Pasar Kranggot yang terjerat pinjaman rentenir.
“Disini ada sekitar 70 kolektor yang masing-masing bisa sampai 10 pedagang yang dipegang (ditagih hutang). Lumayan cukup banyak,” pungkasnya. ***