BANTENRAYA.CO.ID – Nama Airlangga Hartarto tengah naik daun pada satu pekan ini.
Hal itu, karena posisi Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum atau Ketum DPP Partai Golkar tengah digoyang sejumlah elite dan kader.
Airlangga dianggap tidak cukup lihai memimpin Partai Golkar karena di sejumlah survei turun.
Termasuk juga, nama Airlangga Hartarto tidak cukup naik untuk dicalonkan sebagai calon presiden atau Capres dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) pada Pemilu 2024.
Bahkan, nama Airlangga juga didesak untuk secepatnya mengambil sikap untuk bisa menentukan pilihan Capres dan Cawapres yang ada.
BACA JUGA: PDI Perjuangan Buka Peluang Cawapres Untuk Golkar, Bukan Airlangga Tapi Ini Sosoknya
Sebab, ketika ia juga membuat poros baru dalam pencapresan maka tidak akan bisa maksimal hasilnya.
Dikutip BantenRaya.Co.Id dari berbagai sumber pada Sabtu 29 Juli 2023, berikut biodata lengkap Airlangga Hartarto sebagai Ketum DPP Partai Golkar.
Nama lengkap: Airlangga Hartarto
Lahir: 1 Oktober 1962 (umur 60) Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Partai politik: Golkar
Istri: Yanti K. Isfandiary
Anak: 8
Orang tua: Hartarto Sastrosoenarto (ayah)
Alma mater: Universitas Gadjah Mada, Monash University, University of Melbourne
Pekerjaan:
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia ke-17
Mulai menjabat 23 Oktober 2019
Menteri Perindustrian Indonesia ke-25
Masa jabatan 27 Juli 2016 – 20 Oktober 2019
Ketua Umum Partai Golkar ke-11 4 Desember 2019
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Masa jabatan 1 Oktober 2004 – 27 Juli 2016 Daerah pemilihan Jawa Barat IV (2004-2009)
Jawa Barat V (2009-2014) dan (2014-2016)
Riwayat pendidikan :
SMA Kanisius, Jakarta, 1981
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta, 1987
AMP Wharton School, University of Pennsylvania, Philadelphia, USA, 1993
Master of Business Administration (MBA), Monash University, Australia, 1996
Master of Management Technology (MMT), Melbourne Business School University of Melbourne, Australia 1997
Honorary Doctorate in Development Policy, The Korea Development Institute (KDI) School of Public Policy and Management, South Korea 2019
Doktor Honoris Causa di bidang Manajemen Olahraga, Universitas Negeri Semarang 2020[6]
BACA JUGA: Waduh Pengawal Airlangga Hartarto Sebut Siap Bunuh Para Wartawan, Ada Apa Nih!
Organisasi dan Politik:
Ketua, Persatuan Insinyur Indonesia (PII) periode (2006–2009)
Ketua Dewan Insinyur PII (2009–2012)
Anggota Majelis Wali Amanah, Universitas Gadjah Mada (UGM) dua periode sd tahun 2012
Anggota DPR-RI, (2004–2009) & (2009–2014)
Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) (2005–2008), (2008–2011) & (2011–2014)
Menteri Perindustrian Indonesia Kabinet Kerja (2016–2019)
Ketua Umum Pengurus Besar Wushu Indonesia (2017-2021)
Ketua Umum Partai Golkar (2017–)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Kabinet Indonesia Maju (2019-2024)
Ketua Dewan Pertimbangan Bapera (2020-Sekarang) [7]
Karier
Presiden Komisaris PT Fajar Surya Wisesa Tbk, Bekasi (1987)
Presiden Komisaris PT Ciptadana Sekuritas (1994)
Presiden Direktur PT Bisma Narendra (1994)
Komisaris PT Sorini Corporation Tbk Pandaan, Malang (2004)
Penghargaan
ASEAN Engineering Honorary fellow, conferred by Asean Federation of Engineering Organization at Myanmar 2004
Australian Alumni Award for Entrepreneurship 2009
Satyalancana Wira Karya 2014
56th Lee Kuan Yew Exchange Fellow 2017
Kehidupan pribadi
Airlangga Hartarto
Airlangga menikah dengan Yanti K. Isfandiary dan memiliki anak: Adanti, Ravindra, Audi, Dines, Bianda, Latascha, Maisara dan Natalie. Dalam sebuah media, Airlangga mengungkapkan ia mengagumi ajaran Mahatma Gandhi menyangkut tujuh hal yang harus dihindari, yakni kaya tanpa bekerja, kesenangan tanpa kesadaran, pengetahuan tanpa karakter, bisnis tanpa moral, ilmu tanpa kemanusiaan, penghargaan tanpa pengorbanan, dan politik tanpa prinsip.
Airlangga Hartarto menulis buku Strategi Clustering dalam Industrialisasi Indonesia (terbitan Andi Offset, Yogyakarta, 2004). Airlangga adalah putra dari Ir. Hartarto yang pernah menjabat Menteri Perindustrian pada Kabinet Pembangunan IV (1983-1988) dan Kabinet Pembangunan V (1988-1993) dan Menteri Koordinator bidang Produksi dan Distribusi (Menko Prodis) pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998). ***