BANTENRAYA.CO.ID – Sejarah Hari TNI adalah salah satu sejarah yang penting untuk diketahui.
Mengetahui sejarah Hari TNI adalah salah satu cara mengenang jasa para pejuang bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan dan keamanan negara.
Dan dilansir bantenraya.co.id dari berbagai sumber, berikut adalah sejarah Hari TNI yang diperingati tiap tanggal 5 Oktober.
BACA JUGA: Ukuran Ikan Laut Menyusut, Efek Nyata dari Kondisi Bumi yang Makin Panas
TNI terbentuk sebagai upaya bangsa Indonesia ketika berjuang melawan penjajahan Belanda.
Ketika itu TNI mengalami berapa kali perubahan nama.
Pada awal terbentuknya, TNI bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
BACA JUGA: Sagu, Makanan Pokok Masyarakat Kepulauan Sangihe yang Terancam Tambang Emas
Nama tersebut kemudian diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945.
Dan dari situ tanggal 5 Oktober dipilih sebagai tanggal peringatan Hari TNI.
Tujuan nama TKR diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TNI) adalah untuk memperbaiki susunan yang sesuai dengan dasar militer internasional.
Pada 3 Juni 1947, TNI resmi disahkan oleh presiden sebagai gabungan dari dua kekuatan bersenjata, yaitu TRI dan badan-badan perjuangan rakyat.
Meskipun belum lama berdiri, TNI sudah mendapatkan banyak tantangan, baik tantangan yang timbul dari dalam negeri maupun luar negeri.
Contoh tantangan yang didapat dari dalam negeri mencakup konflik bersenjata di beberapa wilayah dan pemberontakan PKI di Madiun serta gerakan Darul Islam (DI) di Jawa Barat.
Gerakan-gerakan tersebut berpotensi mengancam kesatuan nasional atau memecah belah Indonesia.
BACA JUGA: 4 Kelebihan Kuliah Kelas Karyawan, Disertai Alasan Mengapa Kamu Harus Kerja Dulu Sebelum Kuliah
Pada akhir tahun 1949, TNI kembali digabungkan dengan organisasi lain, yaitu Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger atau KNIL.
KNIL merupakan satuan tentara kerajaan Hindia Belanda yang sudah berdiri sejak 1814.
Penggabungan tersebut bertujuan membentuk Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS).
BACA JUGA: Bahayanya Jembatan Bawah Tol Tangerang-Merak Tanpa Besi Pengaman
Dan pada tahun 1962, terjadi lagi penyatuan angkatan perang dan Kepolisian Negara menjadi organisasi Angkatan Bersenjata Republika Indonesia (ABRI).
Penggabungan kekuatan Angkatan Bersenjata di bawah satu pimpinan diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugasnya.
Selain itu, diharapkan juga dapat mengurangi kemungkinan TNI dipengaruhi oleh kepentingan politik dari kelompok tertentu.***