Thalasemia, Penyakit Darah yang Langka Namun Perlu Diwaspadai

thalasemia
thalasemia, penyakit darah yang langka. (Foto: pexels.com/Polina Tankilevitch)

BANTENRAYA.CO.ID – Salah satu penyakit yang berhubungan dengan darah dan perlu diwaspadai adalah thalasemia.

Thalasemia mungkin tidak seterkenal penyakit darah lainnya.

Namun thalasemia juga memiliki dampak yang sangat parah jika tidak segera ditangani.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: Jelang Lawan Timnas Palestina, Erick Thohir Suntik Motivasi Rizky Ridho Cs

Dan berikut bantenraya.co.id sudah merangkum dari berbagai sumber tentang penyebab, jenis, dan gejala penyakit darah yang langka ini.

Thalasemia merupakan penyakit keturunan, maka faktor risiko utamanya adalah mutasi genetik yang diwariskan dalam keluarga.

Seseorang bisa terkena penyakit ini jika salah satu atau kedua orangtua memiliki riwayat penyakit yang sama.

BACA JUGA: Rekomendasi 6 Makanan yang Menjaga Kesehatan Mata Selain Wortel

Penyakit ini merupakan kelainan darah dengan kondisi jumlah protein pembawa oksigen kurang dari jumlah normal.

Kurangnya protein pembawa oksigen (hemoglobin) dan jumlah sel darah merah dalam tubuh adalah yang memicu terjadinya penyakit ini.

Penyebab utama lainnya adalah mutasi pada DNA sel yang membuat hemoglobin.

BACA JUGA: Dugong Terdampar di Pantai Malah Dipukul Warga, Bagaimana Nasibnya?

Molekul hemoglobin terbuat dari rantai alfa dan beta.

Ketika terjadi mutasi, produksi rantai kedua rantai ini berkurang, sehingga menghasilkan thalasemia alfa atau beta.

Thalasemia alfa tingkat keparahannya tergantung pada jumlah mutasi gen yang diwarisi orang tua.

BACA JUGA: Dampak Vape pada Kesehatan, Apakah Masih Lebih Aman daripada Rokok Konvensional?

Semakin banyak gen yang bermutasi, semakin parah kondisinya.

Sedangkan tingkat keparahan thalasemia beta tergantung dari molekul hemoglobin bagian mana yang terpengaruh.

Penyakit ini hanya bisa terdeteksi ketika dilakukan pemeriksaan pada darah atau uji sampel darah.

BACA JUGA: 25 Tuna Netra di Kota Cilegon Dilatih Baca Alquran Braille

Gejala-gejala thalasemia antara lain sebagai berikut:

  • Anemia berat
  • Perut membengkak
  • Urin berwarna gelap
  • Kelelahan berlebih
  • Detak jantung tidak teratur dan cenderung cepat
  • Kulit kekuningan dan pucat
  • Cacat atau kelainan tulang wajah

BACA JUGA: Beragam Minuman dan Makanan Penyebab Kista Ovarium yang Harus Diwaspadai Wanita

Bentuk pengobatan terhadap penyakit ini ada beberapa pilihan, diantaranya adalah:

1. Transfusi Darah

Transfusi darah bertujuan mengisi kembali kadar hemoglobin dan sel darah merah.

Pengidap thalasemia yang tidak terlalu parah biasanya membutuhkan 8 transfusi tiap tahun.

BACA JUGA: 5 Hal yang Seorang Muslim Harus Lakukan Supaya Didoakan Malaikat

Sementara pengidap thalasemia yang parah membutuhkan sampai 12 transfusi setahun.

2. Khelasi Besi

Tindakan Ini melibatkan pembuangan kelebihan zat besi dari aliran darah.

Kelebihan zat besi dapat merusak jantung dan organ lainnya.

BACA JUGA: Jangan Takut Donor Darah! Manfaatnya Sangat Besar ke Kesehatan

3. Suplemen Asam Folat

Selain transfusi darah dan terapi khelasi besi, pengidap penyakit ini juga harus rutin meminum suplemen asam folat.

Asam folat adalah vitamin B yang membantu sel darah merah berkembang dan menurunkan resiko pengidap thalasemia mengalami anemia.

4. Transplantasi Sumsum Tulang

Prosedur ini memasukkan sel induk pembentuk darah yang sehat ke dalam tubuh untuk menggantikan sumsum tulang yang rusak atau sakit.

Fungsi dari sumsum tulang adalah menghasilkan sel darah merah dan putih, hemoglobin, dan trombosit.

BACA JUGA: Yugami-kun ni wa Tomodachi ga Inai, Manga Persahabatan Terbaik tentang Orang yang Tidak Butuh Teman

5. Pembedahan

Salah satu dampak dari thalasemia adalah kecacatan pada tulang, khususnya di wajah.

Dan prosedur pembedahan akan jadi pilihan apabila pengidap thalasemia memerlukan perbaikan kelainan tulang.

Itulah penjelasan tentang thalasemia.***

Pos terkait