“Di Kampung saya saja ada sekitar 86 warga belum mendapatkan kompensasi. Kalau luasan tanahnya saya kurang tau ya, cuma kalau luas tanah milik orang tua saya yang kena proyek sekitar dua haktere. Ini baru satu kampung ya, masih ada lagi yang kena (terkena proyek) dan belum dibayar,” kata dia kepada Banten Raya, Senin 2 Oktober 2023.
BACA JUGA: Warga Desa Jayasari Tuntut Keadilan, Minta Perusahaan Tambang Bertanggungjawab
Yayan mengungkapkan, sebelum Bendung Karian diaktifkan seharusnya pemerintah menyelesaikan terlebih dahulu kompensasi kepada warga yang terdampak.
“Selasikan dahulu ganti ruginya kepada warga. Bukanya ganti untung malahan banyak warga yang belum dibayar dan hilang mata pencahariannya. Akibat proyek ini ada juga yang sampai tinggal di gubug karena ganti dari pemerintah belum ada serta penawaran murah atau jauh dari harga layak. Jangan sampai keberadaan bendungan ini malah menimbulkan masalah baru,” papar Yayan.
Yayan menambahkan, selain belum di berikan kompensasi, banyak warga yang tadinya kerja sebagai petani di sawah dan ladang kini jadi pengangguran karena kehilangan lahannya akibat bendungan.
“Pokoknya semenjak ada Bendungan Karian ini banyak warga hilang mata pencaharian. Acara adat warga dan kegiatan kemasyarakatan yang sudah puluhan tahun bahkan ratusan tahun ada juga hilang. Kami ingin Bendung Karian jangan dulu digunakan kalau memang kompensasi belum dibayar lunas,” ujar Yayan.
Abidin, warga Desa Pasir Tanjung mengatakan, dampak yang ia rasakan akibat Bendung Karian adalah penyusutan air sumur warga dan sungai. Ia menduga, sumber-sumber air ikut tersedot oleh Waduk Karian.
“Saya kaget lihat sungai Ciberang jadi kering. Tadinya kan debit airnya banyak, tapi tau-tau pas saya mau mencuci motor air menyusut sampai hampir kering. Katanya airnya pindah ke Waduk Karian,” tandas dia.
Abidin menyatakan tidak mendapatkan informasi terkait akan mulai digunakannya Bendung Karian. “Sebagian besar warga di Desa Sangiang Tanjung dan Desa Pasir Tanjung masih menggunakan air Sungai Ciberang untuk kebutuhan sehari-hari. Warga gak ada yang tahu kalau air Ciberang dialihkan. Namun dengar-dengar mah sumber air di bendung nanti airnya buat pengairan Waduk Karian,” ujarnya.
Semetara itu, warga Desa Sangiang Tanjung, Suherti menjelaskan, mayoritas masyarakat desa memanfaatkan air Sungai Ciberang untuk kebutuhan sehari-hari. “Ya kalau ibu-ibu suka nyuci, untuk keperluan memasak, mandi, mencuci beras pasti disini. Tapi kalau sungai yang tadinya besar jadi kering, saya protes,” terangnya.
BACA JUGA: Cuaca Panas Ekstrem, Ratusan Lahan Kosong di Kota Cilegon Alami Kebakaran Sepanjang Tahun 2023
Sekda Lebak Budi Santoso belum lama ini menjelaskan, direncanakan pada bulan Desember 2023 Waduk Karian bakal diresmikan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo. “Tanggal 29 September 2023 sampai tanggal 15 Mei 2024 akan mulai dialirkan air ke waduk tersebut. Pas hari Jumat (29/9) itu simbolis pengisian air tahap awal,” ujarnya.
Kata Sekda, bendungan itu memiliki daya tampung 314,7 juta meter kubik dengan luas genangan maksimum sebesar 1.740 hektare dari luas keseluruhan 2.170 hektare. Rencananya, Presiden Indonesia pada Bulan Desember 2023 bakal meresmikan waduk.
Pengairan bendungan tersebut dibagi menjadi tiga tahap yakni pertama membutuhkan 87 hari untuk pemantauan bendungan dan pelaksanaan plugging, kedua perkiraan 64 hari merupakan tahapan inpounding pembangunan perangkat pendukung baik mekanik maupun elektronik, ketiga tahap akhir untuk pemeriksaan sampai dengan pelimpahan samping.
“Untuk pengairan nanti bertahap. Tidak sekaligus, sekarang kami sudah mulai mensosialisasikan terkait pengairan waduk,” terangnya.
Budi menuturkan, dengan volume air sebesar itu, Bendungan Karian akan memasok air bersih bagi jutaan penduduk yang bermukim di wilayah Banten, Bogor, dan DKI Jakarta. “Selain mengairi daerah lain, bendungan itu juga bakal mengairi daerah irigasi Ciujung seluas 22.000 hektare sehingga mampu meningkatkan produktivitas pangan,” tandas Sekda.
BACA JUGA: Timsel Agendakan Pleno 3 Besar Lelang Jabatan Pekan Ini, Bantah Sejumlah Isu Nama Beredar
Ia berharap, saat mulai berfungsi waduk karian dapat mereduksi potensi banjir di wilayah Lebak, menjadi suplai air baku Jabotabek serta memunculkan kegiatan ekonomi baru di masyarakat. “Kami berharap dengan adanya waduk karian dapat mendatangkan banyak manfaat bagi daerah Lebak,” pungkas Budi. ***