BANTENRAYA.CO.ID – Pemkot Cilegon menargetkan semua transaksi pendapatan asli daerah (PAD) dilakukan secara elektronik.
Dimana, nantinya dengan pemberlakuan semua transaksi lewat elektronik maka PAD diyakini akan meningkat hingga 11 persen.
Dengan pemberlakukan sistem secara penuh maka akan menutup potensi terjadinya kebocoran atau kesalahan perhitungan PAD secara manual.
Walikota Cilegon Helldy Agustian menjelaskan, dengan semua transaksi elektronik maka uang retribusi dan pajak yang merupakan pendapatan akan langsung ke kas daerah.
Sehingga nantinya jika semua sudah dengan sistem elektronik maka PAD diyakini bisa meningkat 11 persen.
“Ini program yang sebelumnya tunai menjadi non tunai, manual ke elektronisasi,” katanya saat menghadiri acara High Level Meeting Tim Percepatan Perluasan dan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kota Cilegon di Aula Setda Kota Cilegon, Selasa 24 Oktober 2023.
“Ini supaya mengurangi salah perhitungan dan lainnya, maka sekarang BI ingin melakukan pemberitahuan kembali,” tuturnya.
“Ada beberapa yang sudah melakukan dan bahkan targetnya ada melalui target. Tadi sudah dilihat dengan sistem ini pendapatan naik 11 persen,” imbuhnya.
Helldy memastikan, semuanya akan bisa dilihat dan dikontrol langsung berapa banyak pendapatan yang masuk sebgaai bentuk dari transparansi.
“Jadi tidak ada lagi yang ditutupi, semuanya transparan karena uang langsung masuk ke rekening kas daerah,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala BPKPAD Kota Cilegon Dana Sujaksani menyampaikan, masih ada beberapa yang belum bisa diterapkan.
BACA JUGA: Kumpulan Doa agar Hati dan Pikiran Mendapat Ketenangan, Bisa Dibaca saat Merasa Cemas
Terutama yang melibatkan banyak orang seperti retribusi parkir dan pasar. Namun, semuanya akan terus dilakukan perbaikan nanti hingga 2024.
“Semoga di 2024 nanti ini bisa teraplikasi dengan baik. Ini menjadi transaksi digitalisasi yang diperluas, semua peralihan dilakukan dari manual ke elektronik,” katanya.
Soal berapa banyak kenaikan, jelas Dana, pihaknya akan menghitung dan melakukan analisa.
Namun, dipastikan dengan sistem elektronik tersebut maka akan mengurangi salah hitung dan kebocoran pendapatan, terutama pajak dan retribusi.
“Jadi dulu itu loket manual dan menerima uang, sekarang sudah dengan barcode,” ucapnya.
Dari sisi pendapatan sendiri, tegas Dana, pihaknya menargetkan sampai 97 persen dari total pendapatan dilakukan secara elektronik.
Namun, sampai 20 Oktober 2023, realisasi pendapatan pajak dari target sebesar Rp767.253.026.447 atau sebesar 58 persen.
Lalu retribusi dari target sebesar Rp32.009.119.127 baru masuk sebesar 56 persen.
BACA JUGA: Disebut Paling Peka Terhadap Isu Lingkungan, Inilah 4 Solusi Polusi dari Anies Baswedan
“Untuk yang transfer itu beda. Kita targetkan bisa sampai 97 persen pendapatan yang bisa didapatkan,” ujarnya.
Dana menyampaikan, masih minimnya pendapatan yang masuk baik pajak dan retribusi itu lantaran ada beberapa faktor.
Misalnya pajak reklame berkurang karena sekarang orang beralih ke media sosial, selanjutnya pendapatan dari parkir tepi jalan juga nihil karena masalah kewenangan.
Meski begitu, Dana tetap optimis di akhir tahun bisa mencapai target karena Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) akan melontak di periode tersebut.
“Kami yakin di akhir tahun nanti dari BPHTB,” jelasnya.
Diketahui Berdasarkan data di APBD Perubahan, pendapatan pada 2023 ditargetkan total mencapai Rp2.026.949.059.006.
Dengan rincian yakni PAD sebesar Rp940.729.824.398 dan Transfer Daerah sebesar Rp1.086.219.234.608.
PAD sendiri berasal dari Pajak Daerah Rp767.253.026.447, Retribusi Daerah Rp Rp32.099.119.127.
Kemudian Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Rp18.602.059.216, Lain-lain PAD yang Sah Rp122.775.619.608.
BACA JUGA: Penjualan Rumah Komersil di Banten Diprediksi Tersendat, Ini Gara-garannya
Lalu untuk rincian Pendapatan Transfer Rp1.086.219.234.608 yakni Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Rp911.570.634.000 dan Pendapatan Transfer antar Daerah Rp174.648.600.608. ***