Bantenraya.co.id- Sebanyak 2.770.889 warga Banten, atau 22,38 persen dari total jumlah penduduk Banten sebanyak 12.381.098 jiwa, merupakan perokok aktif.
Rokok yang dikonsumsi masyarakat Banten terbagi menjadi tiga jenis yaitu rokok kretek filter, rokok kretek tanpa filter, dan rokok putih.
Seperti diketahui, rokok menjadi salah satu komoditas yang menyumbang inflasi cukup besar di Banten.
Ketua Tim Distribusi pada Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten Bambang Widjonarko mengungkapkan,
Pj Walikota Serang Yedi Rahmat Tinjau Lingkungan Domba Yang Terendam Banjir
sepanjang tahun 2023 dua jenis rokok menjadi penyumbang inflasi yang tinggi di Provinsi Banten, dan masuk kedalam 10 komoditas tertinggi penyumbang inflasi.
Dari tingkat inflasi di Banten pada tahun 2023 sebesar 3,06 persen, komoditas rokok menduduki peringkat ke lima untuk rokok kretek filter dengan andil 0,17 persen dan rokok putih 0,10 persen menempati urutan ke 10.
“Ada kenaikan rokok di masyarakat akan berdampak terhadap inflasi, karena kenaikan harga rokok di Banten sulit
untuk di prediksi tidak ada pola yang jelas seperti komoditas lain artinya dari 3,06 persen rokok itu menyumbang 0,27 persen terhadap infasi,” terang Bambang, Selasa (9 Januari 2024).
BPS Banten juga mencatat, pengeluaran konsumsi masyarakat di Banten pada tahun 2022 untuk konsumsi rokok berdasarkan penghasilan yakni sebesar 7,36 persen.
Dari rata-rata pengeluaran perkapita satu bulan sebesar Rp830.111 konsumsi di Banten, sebesar Rp119.129 digunakan oleh masyarakat untuk membeli rokok.
Sejalan dengan menurunya tingkat konsumsi rokok di Banten, berdasarkan data dari RTI Bussines beberapa harga saham produsen rokok di tanah air juga mengalami penurunan.
Harga saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) selama tiga tahun terakhir turun 39,58 persen dari level harga Rp1700 menjadi Rp960 per lembar saham.
Hari Pertama Masuk Sekolah Usai Libur Natal dan Tahun Baru 2024 di Kota Serang
Pendapatan HMSP sejak tahun 2021 juga turun sebesar 22,14 persen.
Kemudian, harga saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) selama tiga tahun terakhir turun sebesar 50,15 persen, dari level harga Rp47.000 menjadi menjadi 21.700 per lembar saham.
Diketahui, BPS Provinsi Banten mencatat, persentase jumlah penduduk yang mengonsumsi rokok pada tahun
2023 di atas lima tahun mencapai 22,38 persen atau sebanyak 2,7 juta orang dari total jumlah penduduk Banten mencapai 12,3 juta orang. Angka ini turun dibandingkan tahun 2022 sebesar 23,69 persen.
61 Juta Wisatawan Datang ke Banten
Ketua Tim Statistik Sosial BPS Banten Anang Zakaria mengatakan, harga rokok yang semakin tinggi menjadi
penyebab utama turunnya konsumsi masyarakat Banten terhadap rokok.
“Yang utama memang karena harga rokok naik, terutama karena pemerintah pusat juga menaikan tarif cukai
yang tinggi, sehingga menurunkan konsumsi rokok,” kata Anang kepada Banten Raya di Kantor BPS Banten, KP3B, Kota Serang.
Tarif Listrik Tidak Naik, PLN Pastikan Pasokan Andal Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Rincian berdasarkan kabupaten dan kota di Provinsi Banten tahun 2023, Kabupaten Pandeglang tercacat paling banyak persentase penduduk yang mengonsumsi rokok yakni sebesar 29,11 persen.
Kemudian disusul Kabupaten Lebak 27,02 persen, Kabupaten Tangerang 22,25 persen, Kabupaten Serang 26,04
persen, Kota Tangerang 18,22 persen, Kota Cilegon 22,69 persen, Kota Serang 24,03 persen, dan Tangerang Selatan 16,37 persen.
Sedangkan, persentasi jumlah penduduk di Banten di atas lima tahun pada 2023 yang tidak mengonsumsi rokok tercacat sebesar 75,41 pesen, atau meningkat dari tahun 2022 sebesar 72,83 persen.
Pemohon Membludak, Disdukcapil Kota Serang Kerahkan Mobil Pelayanan Dokumen
“Data tersebut tidak melihat jenis kelamin antara perempuan maupun laki-laki, kami melakukan riset terhadap 7.330 sampel pada bulan Maret 2023,” lanjut Anang.
Selanjutnya, BPS Provinsi Banten juga mencatat konsumsi rokok elektrik juga turun dari 3,06 persen pada tahun 2022, menjadi 0,58 persen di tahun 2023.
Dalam satu minggu, sebanyak 74,60 persen penduduk di Provinsi Banten menghisap lebih dari 60 batang rokok, mengalami peningkatan pada tahun 2023 menjadi 76,28 persen. (raden)