Asal Usul Gunung Pinang, Cerita Rakyat dari Banten

gunung pinang
Asal usul gunung Pinang, cerita rakyat Banten. (Foto: Muhammad Sayyid Ridhwan/bantenraya.co.id)

BANTENRAYA.CO.ID – Artikel ini berisi informasi tentang cerita rakyat gunung Pinang, Serang, Banten.

Gunung Pinang yang berlokasi di Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten, sebenarnya tidak terhitung gunung karena tingginya yang hanya sekitar 300 mdpl.

Meski begitu, masyarakat sekitar tetap menyebutnya sebagai gunung Pinang, dan itu melekat sampai sekarang.

Bacaan Lainnya

Setiap tempat yang istimewa tentunya memiliki cerita rakyatnya sendiri, termasuk gunung Pinang.

BACA JUGA: Harga Tiket Film The Popes Exorcist Hari Ini di Bioskop Jakarta Lengkap Dengan Jadwal Tayang

Dan seperti banyak cerita rakyat lain dari tempat wisata alam Indonesia lainnya, cerita rakyat gunung Pinang juga memiliki pesan moral dari akhir cerita yang tragis.

Berikut isi cerita rakyat yang sudah dirangkum bantenraya.co.id dari berbagai sumber.

Pada zaman dahulu, di pesisir pantai Banten, hiduplah seorang janda miskin dengan anak laki-lakinya yang bernama Dampu Awang.

Suatu hari, ada sebuah kapal layar berlabuh milik seorang saudagar yang kaya raya bernama Teuku Abu Matsyah.

BACA JUGA: JADWAL FILM di Cinepolis Mall of Serang pada 16 April 2023, Lengkap dengan Harga Tiket

Dampu Awang memohon kepada ibunya untuk dapat bekerja di kapal tersebut.

Sang ibu sebelumnya tidak rela anaknya pergi karena takut anaknya menjadi sombong dan melupakannya.

Namun pada akhirnya Dampu Awang diberi restu untuk bekerja di kapal tersebut, dia juga dititipkan oleh ibunya seekor burung.

Setelah bekerja keras di kapal, Dampu Awang dijodohkan oleh Teuku Abu Matsyah dengan putrinya.

BACA JUGA: 3 Film Biopik Terbaik Tahun 2010 yang Mungkin Tidak Sempat Kamu Tonton di Bioskop

Setelah saudagar itu meninggal, Dampu Awang pun menjadi pemilik baru kapal tersebut.

Ketika kapal Dampu Awang kembali menepi di pesisir pantai Banten, ibunya menyambut kembalinya putranya dengan senang hati.

Namun, Dampu Awang tidak ingin mengakui ibu-ibu tua miskin itu sebagai ibunya.

Dampu Awang malah menyeru kalau ibunya sudah wafat, dan itu membuat wanita tua tersebut sakit hati.

BACA JUGA: Hans Christian Andersen, Mengenal Tokoh yang Diperingati oleh Microsoft Edge Hari Ini

Sang ibu kemudian memohon dalam doanya, “Jika dia bukan anakku, maka jauhkanlah. Tapi jika dia benar anakku, maka berilah dia hukuman yang setimpal.”

Tiba-tiba, badai menyerang kapal Dampu Awang.

Buring yang dulu dititipkan ibu mengingatkan agar Dampu Awang mengakui wanita tua tadi sebagai ibunya.

Tapi Dampu Awang menolak mengakuinya, dan kapal itu pun tertelungkup oleh badai dan menjadi gunung.

BACA JUGA: Film Terbaru 2023, Berikut Sinopsis Film The Little Mermaid Beserta Jadwal Tayangnya… 

Pesan moral dari cerita rakyat gunung Pinang adalah jangan pernah durhaka ke orang tua.

Cerita rakyat gunung Pinang memang memiliki beberapa kesamaan dengan cerita rakyat Malin Kundang.

Penamaannya sendiri berasal dari jenis pohon yang dulu banyak tumbuh di wilayah tersebut, yaitu pohon pinang.

Demikian ulasan salah satu cerita rakyat masyarakat Banten tentang gunung Pinang.***

Pos terkait