BANTENRAYA.CO.ID – Inilah informasi seputar bacaan niat puasa qadha Ramadhan pada bulan syawal dengan teks arab dan latin.
Bacaan niat puasa qadha Ramadhan yang akan dilaksanakan pada bulan Syawal akan tersaji lengkap dengan teks arab, latin dan terjemahnya.
Setelah menjalani puasa wajib pada bulan Ramadhan, rasanya masih ada yang kurang jika tidak dilengkapi dengan puasa Syawal selama enam hari.
Pasalnya bagi umat muslim yang menjalankan puasa Syawal selama enam hari, maka akan mendapatkan pahala seperti halnya puasa satu tahun penuh.
Seperti kita ketahui memang ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kita tidak bisa mengikuti puasa Ramadhan, misalnya pada wanita yang mengalami haid.
Jenis halangan lain yang menjadi penyebab bolehnya tidak menjalankan puasa Ramadhan, tapi wajib menggantinya dengan menjalankan qadha puasa Ramadhan adalah ketika sedang melakukan perjalanan jauh atau jatuh sakit.
Karena menjalankan puasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib bagi umat Muslim, maka kita wajib untuk menjalankan qadha puasa Ramadhan.
Meng-qadha puasa Ramadhan dapat dilakukan dengan melakukan puasa di luar bulan Ramadhan maupun dengan membayar fidyah.
Penasaran dengan bacaan niat puasa qadha Ramadhan pada bulan syawal dengan teks arab dan latin? Simak artikel ini sampai selesai.
Dikutip Bantenraya.co.id dari berbagai sumber, berikut ini adalah bacaan niat puasa qadha Ramadhan pada bulan syawal dengan teks arab dan latin:
Niat puasa qadha
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
BACA JUGA: Teks Kultum Ramadhan Singkat yang Cocok untuk Bulan Ramadhan Bertema Semangat Dalam Menggapai Surga
Arab-latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”
Tuntunan puasa qadha
Ada dua pendapat tentang waktu yang pas untuk dilakukannya puasa qadha. Melansir dari buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah karya Nur Solikhin, pendapat pertama mengatakan bahwa jika puasa yang ditinggalkan berurutan, maka cara menggantinya pun dengan berurutan.
Pendapat di atas memiliki alasan bahwa qadha merupakan mengganti puasa yang ditinggalkan. Sehingga, cara pelaksanaannya pun wajib sepadan.
Pendapat kedua menyatakan bahwa puasa qadha tidak harus dilaksanakan berurutan. Opini tersebut menguatkan pernyataan bahwa tidak ada dalil yang menegaskan bahwa puasa qadha wajib dilakukan sesuai jumlah hari yang ditinggalkan.
Nabi Muhammad SAW juga pernah menyatakan dalam sebuah hadis bahwa puasa qadha boleh dilakukan dengan terpisah/tidak berurutan. Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda:
“Qadha puasa Ramadhan itu jika ia berkehendak maka boleh melakukannya secara terpisah. Dan, jika ia berkehendak maka ia boleh juga melakukan secara berurutan.” (HR. Daruquthni)
Dari kedua pendapat yang telah disebutkan di atas, dapat dipilih salah satunya. Jika lupa dengan jumlah puasa yang harus diganti, maka lebih baik menentukan dengan lebih maksimum.
Karena ibadah ini sifatnya sama-sama wajib seperti puasa Ramadhan, maka syarat yang membatalkannya pun sama.
Demikian bacaan niat puasa qadha Ramadhan pada bulan syawal dengan teks arab dan latin.***