CILEGON, BANTEN RAYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon akan menggelar simulasi bencana tsunami di Kecamatan Ciwandan. Simulasi itu akan melibatkan pihak industri dan warga setempat.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Cilegon Utang Sutardi menjelaskan, saat ini pihaknya masih merumuskan dan membahas persiapan simulasi bencana tsunami itu bersama dengan pihak terkait, terutama industri yang ada di zona I Kecamatan Ciwandan atau dikenal Ciwandan Emergency Response Team (CERT).
“Ini masih kami bahas teknisnya. Untuk waktunya ini akan dilakukan pada 22 Desember nanti. Semoga melalui rapat ini sudah bisa dirampungkan,” katanya kepada wartawan usai rapat di Aula BPBD Kota Cilegon, Senin (13/12).
Utang menjelaskan, pihaknya berharap dalam simulasi nanti bukan hanya pemerintah dan masyarakat industri saja. Tapi, lanjut dia, masyarakat sekitar juga bisa ikut simulasi.
Hal itu, kata dia, agar masyarakat bisa mengetahui jalur-jalur evakuasi jika terjadi bencana tsunami terjadi, sehingga bisa meminimalisasi korban jiwa jika bencana itu terjadi.
“Kami ingin warga ikut terlibat aktif, terutama mereka yang dinilai punya pengaruh. Sebab, jika nanti terjadi maka sudah mengetahui jalur evakuasi, sehingga tahu lari harus kemana,” ungkapnya.
Utang menyatakan, adanya simulasi bencana tsunami itu juga menjadi tindaklanjut dari informasi potensi bencana tsunami di Kota Cilegon dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Selain itu juga arahan dari Walikota Cilegon Helldy Agustian.
“Ini tindak lanjut adanya info BMKG dan juga arahan dari Pak Walikota untuk secepatnya mengadakan tsunami drill atau simulasi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Cilegon Nikmatullah menyatakan, pihaknya berharap simulasi yang nanti diadakan berjalan dengan lancar. Sementara untuk saat ini pihaknya akan membahas bersama pihak terkait soal kesiapan dan lainnya saat simulasi.
“Ini masih dibahas bersama-sama berbagai hal yang nantinya akan disimulasikan. Ini tentu harus matang karena simulasi ini menjadi penting sebagai bentuk kesiapsiagaan bencana masyarakat, industri dan pemerintah,” pungkasnya. (uri)