Contoh Khutbah Idul Adha 1444 H Menyentuh Hati, Mengandung Pesan Serta Nilai Ketakwaan

Khutbah Idul Adha 1444 H
Contoh Khutbah Idul Adha 1444 H. (Sumber : freepik.com)

BANTENRAYA.CO.ID – Khutbah di Idul Adha sangatlah wajib saat merayakan hari raya Idul Adha. Namun sebelum melakukan khutbah masyarakat harus melasanakan sholat Id terlebih dahulu.

Biasanya khutbah Idul Adha mengangkat tema tentang berkurban serta mengisahkan pengorbanan Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan puteranya yakni Nabi Ismail.

Namun, ketika Nabi Ibrahim bersedia mengorbankan puteranya Nabi Ismail sebagai wujud kepatuhannya terhadap Allah. Allah mengantikan Nabi Ismail dengan domba.

Bacaan Lainnya

Hal itu sebagian balasan atas keimanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, karena pengorbanannya, keikhlasannya, dan ketakwaannya kepada Allah SWT.

Nah, tanpa berlama-lama berikut ini mengenai khutbah Idul Adha 1444 H menyentuh hati, mengandung pesan serta nilai ketakwaan.

BACA JUGA: Berikut ini 3 Hikmah Berkurban Di Hari Raya Idul Adha

1. Mendapatkan Mimpi dari Allah

Nabi Ibrahim mengalami mimpi yang mengejutkan yakni menyembelih putra satu-satunya, Ismail. Mimpi mengurbankan Ismail datang terus menerus hingga tiga kali.

Nabi Ibrahim sangat bingung akan makna dan kebenaran dari mimpi tersebut. Beliau terus meminta petunjuk kepada Allah agar tidak salah dalam mengambil keputusan.

Pada hari ketiga, akhirnya Nabi Ibrahim menyadari bahwa mimpi tersebut benar dan datangnya dari Allah.

BACA JUGA: Akibat Rajin Sholat Subuh Yang Wajib Kamu Ketahui, Biar Kamu Semangat

Perintah kurban Nabi Ibrahim yang di sampaikan oleh Allah melalui mimpi, di kisahkan dalam Alquran surat As Saffat ayat 102.

Pada saat itu, usia Ismail berkisar antara 7 hingga 13 tahun berdasarkan pendapat para ulama yang berbeda.

2. Pernyataan Nabi Ismail

Setelah 3 hari berturut-turut mendapat mimpi menyembelih Ismail dan meyakini hal tersebut, Nabi Ibrahim langsung memberi tahu putranya.

Beliau menceritakan hal yang terjadi dalam mimpi, kemudian meminta pendapat Ismail dengan sejujurnya.

Jika ketaatan Ismail sangat rendah, pasti perintah berkurban tersebut akan langsung ditolaknya karena merasa tidak masuk akal.

BACA JUGA: Ini 5 Manfaat Bagi Kamu Yang Rajin Melaksanakan Sholat Sunnah Dhuha Dan wajib Kamu Ketahui

Tapi, Nabi Ismail adalah seseorang yang memiliki keimanan yang sangat kokoh sehingga bersedia taat akan semua perintah dari Allah.

Tanpa ragu sedikitpun, Nabi Ismail memohon kepada ayahnya untuk melakukan penyembelihan sesuai yang di perintahkan oleh Allah melalui mimpi.

Nabi Ibrahim sangat bangga akan ketaatan Ismail, namun tetap merasa sedih sebagai seorang ayah yang sangat mencintai putranya.

Sebagai seorang nabi, beliau sangat paham bahwa perintah Allah harus dilaksanakan.

BACA JUGA: Resep Membuat Mie Nyemek Ala Rudy Dan Sahabat Bikin Kalian Ketagihan Akan Cita Rasanya

Beliau tidak boleh mengedepankan perasaan sebagai seorang ayah sehingga tidak melakukan apa yang jelas-jelas Allah sudah sampaikan melalui mimpi.

3. Penyembelihan

Kesepakatan terjadi antara Nabi Ibrahim dan Ismail untuk melakukan penyembelihan sesuai yang Allah perintahkan.

Beliau membawa putranya ke Mina untuk melaksanakan perintah kurban. Ketika sampai di lokasi, Nabi Ibrahim menyuruh putra kesayangannya untuk berbaring.

Nabi Ibrahim sebenarnya sangat sedih. Ismail menyadari hal tersebut karena terlihat jelas dari raut muka beliau.

Agar lebih memantapkan hati dan membuang kesedihan ayahnya, Nabi Ismail mengatakan kalimat-kalimat yang tegas.

BACA JUGA: Berikut Syarat Pembagian Daging Kurban Serta Waktu Berkurban Sesuai Syariat Islam

Ia meminta ayahnya untuk mengencangkan tali pengikat agar ketika di sembelih, tubuhnya tidak banyak bergerak.

Nabi Ismail juga meminta ayahnya untuk menggulung pakaian agar darahnya nanti tidak mengotori dan menggerakkan pisau dengan cepat agar tidak terasa begitu sakit.

Nabi Ibrahim menyadari betapa ikhlas dan tabahnya seorang Ismail yang umurnya masih remaja pada saat itu. Dengan berlinang air mata, beliau memantapkan hati untuk menyembelih anak kesayangannya.

Sebelum mengambil pisau, Nabi Ibrahim terlebih dahulu mencium Ismail dengan penuh rasa kasih sayang. Kemudian, beliau menempelkan pisau tajam di leher Ismail. Pada saat itu, Allah menunjukkan kebesaran-Nya.

BACA JUGA: Ini 5 Keutamaan Berkurban Yang Perlu Kamu Ketahui, Sebelum Hari Raya Idul Adha

Pisau yang tajam sama sekali tidak melukai leher Ismail. Padahal, pisau yang di gunakan oleh Nabi Ibrahim sanggup membelah batu yang keras. Beliau terus mengulangi penyembelihan, namun tetap tidak ada bekas di leher Ismail.

Lalu, Allah menurunkan firman-Nya yang termuat dalam Alquran surat As-Saffat ayat 104 – 108. Allah hanya bermaksud untuk menguji Nabi Ibrahim kemudian mengganti sembelihan dengan seekor kambing.

Banyak ulama yang berpendapat bahwa kambing tersebut merupakan kurban yang dipersembahkan oleh Habil.

Sembelihan dari Habil diangkat oleh Allah ke surga dan digembalakan di sana. Kemudian, diturunkan kembali untuk menggantikan Nabi Ismail.

Itulah Contoh Khutbah Idul Adha 1444 H.***

Pos terkait