Dinkes Pandeglang Himbau Warga Waspada Leptospirosis, Ini Gejalanya

Tikus merupakan hewan yang menjadi perantara penyakit Leptospirosis
Tikus merupakan hewan yang menjadi perantara penyakit Leptospirosis

BANTENRAYA.CO.ID – Dinas Kesehatan Pandeglang menghimbau warga mewaspadai penyebaran  penyakit Leptospirosis.

Terlebih karena saat ini Pandeglang sedang mengalami musim kemarau. Adapun penyakit ini diperantarai kencing dan tikus yang mengontaminasi peralatan rumah tangga, makanan dan minuman hinga masuk ke dalam tubuh manusia melalui mata, hidung, bekas luka, dan mulut.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Jaenal Mutakin mengungkapkan, cuaca kering bisa membuat tubuh manusia rentan penyakit. Karena kekurangan air, masyarakat biasanya membersihkan segala sesuatu itu ala kadarnya sehingga bibit penyakit masuk ke tubuh salah satunya Leptospirosis.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA:Ribuan Anak di Pandeglang Tak Lulus SLTA, Dindikpora Pandeglang Canangkan Gerakan Sarerea Lulus Sekolah

“Leptospirosis sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh air kencing hewan terutama tikus, yang terinfeksi bakteri leptospira dan dapat tersebar melalui makanan serta peralatan makan,” katanya, Rabu 11 Oktober 2023.

Jaenal mengatakan bahwa warga harus mengenali gelaja dari penyakit Leptospirosis tersebut. Menurutnya, gejala Leptospirosis memiliki ciri seperti menggigil, batuk, diare, sakit kepala tiba-tiba, demam tinggi, nyeri otot, hilang napsu makan, mata merah, iritasi dan nyeri otot.

“Jika tidak segera diobati, perawatan di rumah sakit akan diperlukan. Oleh karena itu, memahami gejala dan cara pencegahan sangat penting agar kita semua dapat menghindari penyakit ini,” ucapnya.

“Untuk pencegahan, masyarakat harus menjalani gaya hidup bersih dan sehat dengan menjaga kebersihan air dan lingkungan,” tambahnya.

Tinggal Klik! 15 Link Twibbon Link Twibbon Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke-78, Desain Meriah dan Paling Keren

Ia juga mengatakan bahwa masyarakat harus bisa menyimpan makannya yang tidak bisa dijangkau oleh tikus dan membiasakan diri untuk mencuci kaki dan tangan setelah melakukan aktivitas. Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa beberapa peralatan sehari-hari yang biasa digunakan masyarakat memiliki tingkat bahaya yang cukup tinggi.

“Sepatu dan sarung tangan karet adalah perlengkapan penting, terutama bagi pekerja yang berisiko tinggi, seperti petugas kebersihan,” pungkasnya.

Untuk saat ini Jaenal mengaku belum ada laporan dari masyarakat terkait kasus penyakit Leptospirosis. Ia menyebutkan bahwa hal tersebut terjadi karena kesadaran masyarakat terhadap kesehatan cukup baik.

Terakhir, Jaenal menegaskan bahwa petugas kesehatan dan sektor lain yang berkaitan selalu konsisten memberikan informasi ini ke semua lini masyarakat.

“Petugas kesehatan dan berbagai sektor selalu menyampaikan pesan ini di setiap pelayanan kesehatan, baik di Posyandu maupun Puskesmas,” tutupnya. (mg-aldi Setiawan)

Pos terkait