Diresmikan Prabowo, PT Lotte Serap 51 Persen Warga Cilegon

Diresmikan Prabowo, PT Lotte Serap 51 Persen Warga Cilegon
PERESMIAN PABRIK: Suasana pabrik petrokimia PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Kota Cilegon yang minim menyerap tenaga kerja warga sekitar pabrik, Kamis (6 November 2025).

BANTENRAYA.CO.ID – Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto meresmikan pabrik petrokimia yakni PT Lotte Chemical Indonesia (LCI), Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, senilai Rp65 triliun, Kamis (6 November 2025).

PT LCI diklaim menjadi pabrik petrokimia terbesar di Asia Tenggara dengan pendapatan diprediksi mencapai USD 2 miliar per tahun. Pabrik ini menyerap 51 persen tenaga kerja lokal Kota Cilegon.

Prabowo dalam sambutannya menyebutkan adanya investasi senilai Rp65 triliun diharapkan akan saling memberikan nilai manfaat, sehingga keberlangsungan investasi bisa sama-sama dijaga.

Bacaan Lainnya

Lotte katanya, menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia mungkin. Bahkan asetnya mencapai USD 100 miliar.

BACA JUGA : Lampu Hias di Jalur Protokol Kota Cilegon Banten Yang Rusak

“Ini kemitraan dari luar dan investasi uang mereka yang mereka cari susah payah.

Disini memberikan manfaat harus diamankan dan dijaga supaya mereka nyaman dan diterima dengan tangan terbuka, tidak boleh ada unsur yang mengganggu, saling melakukan harmonisasi dan memberikan kebaikan,” ujar Prabowo saat sambutan.

Prabowo menyampaikan, adanya investasi ini karena faktor kepercayaan, sehingga Indonesia harus memberikan jaminan keamanan, ketertiban dan kepastian hukum.

“Semakin bersih pemerintahan, maka akan semakin banyak investasi datang. Ini kita semua harus konsisten. Kebenaran, ketertiban dan penegakan hukum harus berjalan,” ujarnya.

BACA JUGA : Presiden RI Prabowo Resmikan Pabrik PT Lotte Chemical di Cilegon

Senada dengan itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam sambutannya di Grand Opening Lotte menjelaskan, pabrik tersebut investasinya mencapai USD 4 miliar atau kisaran Rp65 triliun dalam kurs rupiah.

“Ini sejak 2020 dan Oktober 2025 lalu sudah mulai produksi, sekarang dilakukan proses peresmian.

Investasi awal mencapai USD 3,9 miliar, namun ada cost overrun (pembengkakan kebutuhan) menjadi USD 4 miliar, atau kira-kira kalau dirupiahkan mencapai Rp65 triliun,” ucapnya.

Bahlil menjelaskan, Lotte akan menghasilkan produk etilena dan propilena dalam bentuk industri hilir peralatan medis, karet, sintetis, kabel listrik, ban dan manufaktur lainnya.

BACA JUGA :Gua Maria Kali Banten di Kawasan Sekolah Mardi Yuana Serang

“70 persen produk akan dipasarkan di dalam negeri dan 30 persen di luar negeri. Selama ini impor tapi sekarang tidak ada lagi impor. USD 2 miliar revenue (pendapatan) dan USD1,4 miliar disini,” ucapnya.

Kendati begitu, tercatat dari total kurang lebih 800 karyawan Lotte, hanya 2 persen warga sekitar pabrik,

terutama masyarakat di Kelurahan Gerem dan Kelurahan Rawa Arum di Kecamatan Grogol serta Kelurahan Warnasari di Kecamatan Citangkil yang terserap sebagai tenaga kerja.

Untuk total tenaga kerja lokal se-Kota Cilegon sendiri, hanya 51 persen dari jumlah yang tercatat di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cilegon.

BACA JUGA : Pertumbuhan Ekonomi Banten Triwulan III Loyo

Kepala Bidang (Kabid) Disnaker Kota Cilegon Hidayatullah mengatakan, secara angka pastinya harus dilihat di kantor,

tapi lebih dari 700 sekian hampir 800 kurang lebih karyawan yang bekerja saat operasional pabrik. Dimana, warga sekitar hanya 2 persen dan warga Cilegon total 51 persen.

“Nanti kita lihat angka pastinya rekapannya di 51 persen, lingkungan yang terdampak atau ring satu alias warga sekitar pabrik itu Kelurahan Rawa Arum, Gerem dan Warnasari itu hanya 2 persen,” ucapanya.

Dayat panggilan akrab Hidayatullah menjelaskan, sulitnya warga sekitar mendapatkan pekerjaan di Lotte karena harus berpengalaman dan kualifikasi ijazah yang sesuai kompetensinya di bidang kimia.

BACA JUGA : Pedagang Cimol Ludes Dibeli Pelajar Saat Menunggu Kedatangan Presiden RI Prabowo ke Pabrik PT Lotte Chemical Cilegon

Terlebih lagi pabrik menggunakan teknologi tinggi dan modern.

“Karena memang persyaratan pertama ijazah dan kedua experience atau pengalaman kerja.

Lotte kimia berat, besar dan luas. Jadi harus didukung untuk proses produksi dengan pekerja yang harus punya pengalaman atau teknologi tinggi.

Lingkungan tidak cukup syarat kualifikasi pendidikan maupun kompetensi dan pengalaman yang diminta itu 5 tahun, 8 tahun dan 10 tahun, yang ada (direkrut-red) yang dari perusahaan lain yang ditarik,” paparnya.

BACA JUGA : Gua Maria Kali Banten di Kawasan Sekolah Mardi Yuana Serang

Saat pembangunan sendiri, jelas Dayat, warga lokal yang ikut serta hanya 40 persen saja, sisanya ada 60 persen warga luar yang berpartisipasi.

“Jumlahnya takut salah salah. Tapi yang dicatat itu sekitar 40 persen,” paparnya.

Camat Citangkil Ikhlasinnufus mengungkapkan, tidak bisa mengetahui secara pasti berapa banyak tenaga kerja dari kecamatannya yang bekerja.

“Saya kurang dapat informasi terkait serapan tenaga kerja di Lotte. Mungkin bisa di Disnaker,” ucapnya.

BACA JUGA : Ade Sumardi Tak Tergoyahkan

Humas PT Lotte sendiri belum memberikan, jawab terkait dengan pertanyaan soal serapan tenaga kerja, tenaga kerja lokal,

masyarakat sekitar dan program lingkungan yang akan diberikan karena dampak beroperasinya pabrik tersebut. (uri)

Pos terkait