BANTENRAYA.CO.ID – Belum lama ini beredar video rekaman dugong terdampar di suatu pantai di Nusa Tenggara Barat.
Menurut keterangan suara di rekaman video tersebut, pantai tempat dugong terdampar tersebut adalah Pantai Nambung.
Berita dugong terdampar ini telah diliput bantenraya.co.id dari video yang diunggah oleh akun Instagram @mongabay.id.
BACA JUGA: 5 Novel Fiksi Terbaik untuk Mengisi Me Time Kamu
Video singkat tersebut direkam oleh pemilik akun Instagram @wisnuarya188.
Dalam rekamannya, ditampilkan seekor dugong yang terhanyut dengan terlentang di tepi pantai yang dangkal.
Dugong tersebut dikerumuni oleh warga sekitar yang membawa tongkat.
BACA JUGA: FIFA Matchday 2023 Timnas Indonesia Vs Timnas Argentina, Siapa yang Bakal Pecahkan Rekor?
Ukuran panjang dugong yang terdampar itu tidak jauh dari tinggi badan orang dewasa.
Dan berdasar komentar dari akun @bksda_ntb menyebutkan kalau tongkat yang dibawa tersebut digunakan warga untuk mengangkut dugong kembali ke laut karena sangat berat.
Namun, satu orang malah terekam jelas memukul bagian kepala dugong dengan sendalnya.
BACA JUGA: Kelebihan dan Kekurangan Novel Mozachiko Karya Poppi Pertiwi yang Diangkat Menjadi Series WeTV
Dugong yang lemah dan ketakutan itu mencoba melawan dengan kedua siripnya yang pendek.
Video tersebut mendapat lebih dari 3 ribu likes dalam 10 jam.
Sebagai tambahan informasi, duyung atau dugong (Dugong dugon) merupakan adalah salah satu dari 35 jenis mamalia laut di Indonesia, dan satu-satunya mamalia laut pemakan lamun.
BACA JUGA: Lionel Messi Klaim Merasa Kurang Nyaman Karena Fans Menggila dan Kurangnya Keamanan!
Dan hal itu juga membuat dugong kunci keseimbangan ekosistem lamun.
Lamun adalah tumbuhan berbunga yang tumbuh membentuk padang rumput atau padang lamun di dasar perairan pesisir yang dangkal.
Namun berdasarkan penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2017, dari banyaknya padang lamun di perairan Indonesia, hanya 5% yang tergolong sehat, 80% kurang sehat, dan 15% tidak sehat.
BACA JUGA: 5 Jenis Buah yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Jantung
Dugong di Indonesia tersebar dari perairan Sumatera hingga Papua.
Dugong Dilindungi Undang-Undang
Tidak hanya hewan endemik laut Indonesia, tapi juga merupakan satwa yang dilindungi negara.
Peraturan yang tegas terhadap perlakuan satwa yang dilindungi termuat dalam Undang-Undang Nomor 05 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam, Hayati dan Ekosistemnya.
BACA JUGA: 5 Penyebab Ikan Mas Koki Mudah Mati, Nomor 5 Penyebab yang Paling Sering
Undang-Undang tersebut menyebutkan bahwa dilarang menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa dilindungi baik dalam keadaan hidup maupun mati.
Dugong Terancam Punah
Kerentanan dugong terhadap kepunahan dipengaruhi oleh tingkat reproduksi yang lambat.
Padahal spesies yang juga dikenal dengan nama sapi laut memiliki rentang umur yang panjang, yaitu mencapai usia hingga 70 tahun.
BACA JUGA: 6 Desain Masjid Modern dari Seluruh Dunia, Desain Futuristiknya Bisa Buat Betah Sholat di Sana
Namun dugong hanya bisa kembali melahirkan dalam rentang 2,5-5 tahun untuk melahirkan 1 individu baru.
Seekor induk dugong hanya dapat melahirkan satu ekor anak, dan durasi kehamilan seekor induk memakan waktu selama 13-15 bulan.
Dugong dikategorikan dewasa atau cukup untuk kawin pada usia 10-17 tahun.
BACA JUGA: Jangan Takut Donor Darah! Manfaatnya Sangat Besar ke Kesehatan
Kesimpulannya, 1 siklus untuk menghasilkan dugong itu 10 tahun untuk 1 individu.
Riset terbaru menyatakan dugong sudah mengalami kepunahan di Laut China Selatan.
Lima peneliti gabungan dari Chinese Academy of Sciences, Zoological Society of London dan Aristotle University Greece membangun kesimpulan tersebut karena dalam 20 tahun terakhir, nelayan setempat nyaris tidak menjumpai dugong.
BACA JUGA: Asteroid City, Film Terbaru Wes Anderson yang Estetis untuk Nobar
Namun, satwa langka atau tidak, seseorang tidak dibenarkan untuk sembarangan memperlakukan hewan dengan buruk.
Dugong yang terdampar tersebut tidak sepantasnya diperlakukan sampai dipukul seperti itu.
Dugong Kembali ke Laut
Akun @reza_ahadian berkomentar, “Tp memang jujur sedih di daerah2 asri dan masih habitat hewan2 / satwa langka malah kekurangan edukasi masyarakatnya.”
BACA JUGA: Daftar Film Juni 2023 Terbaik untuk Nobar di Bioskop, Mulai dari Spider-Man sampai Indiana Jones
Dengan emoji sedih dia juga menambahkan, “tugas kita bersama.”
Perlu diingat juga kalau aksi pemukulan itu hanya dilakukan oleh satu orang saja.
Dugong yang terdampar berhasil diselamatkan warga kembali ke laut.
BACA JUGA: Kenzris Snack, Kacang Bawang Pilihan yang Gurihnya Tiada Tara
Dalam komentar yang sangat panjang oleh akun @bksda_ntb, “Kayu yang digunakan di dalam video adalah upaya masyarakat dalam keterbatasan alat untuk mengevakuasi satwa dugong yang cukup berat, satwa dugong tidak ditusuk melainkan diungkit. Video yang beredar viral hanya sepenggal dan tidak utuh sehingga menimbulkan informasi yang kurang tepat.”
“Singkatnya, tidak ada upaya untuk menyakiti satwa dugong oleh masyarakat dan pada hari yang sama dugong telah dilepasliarkan ketengah laut menggunakan kapal nelayan masyarakat,” tambahnya.
Kemudian komentar ditutup dengan pernyataan terima kasih kepada masyarakat yang membantu evakuasi dugong tersebut kembali ke laut.
BACA JUGA: 8 Rekomendasi Snack untuk Menemani Baca Buku Tanpa Membuat Jari Lengket atau Basah
“Sekali lagi BKSDA NTB mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Pantai Nambung, Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat serta tokoh masyarakat atas upaya dan kepedulian terhadap pelestarian satwa dan telah berhasil melakukan evakuasi satwa dugong untuk dilepasliarkan kembali ke tengah laut,” tutup komentar tersebut.
Info selengkapnya disa dilihat dari akun Instagram @bksda_ntb.skw1lombok di sini.***