BANTENRAYA.CO.ID – Jalur pendakian Gunung Semeru direncanakan dibuka oleh pengelola kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), setelah dua tahun ditutup sejak terjadinya erupsi pada Desember 2021.
Informasi bakal dibukanya jalur pendakian Gunung Semeru diunggah akun Instagram @explorependaki yang mengutip dari salah satu pemberitaan di media online nasional.
Dalam postingannya, @explorependaki menuliskan caption berserta foto Gunung Semeru. Disebutkan jika saat ini, pengelola kawasan TNBTS tengah bersiap membuka jalur pendakian.
Salah satu persiapan yang dilakukan yaitu melakukan pelatihan terhadap Pemandu Pendakian Gunung Semeru Terdaftar (PPGST).
Baca Juga : Mobil Sengaja Dimodifikasi Gendut, 65 Ton BBM Ilegal Ditimbun di Taktakan
“Para PPGST ini harus siap terlebih dahulu sebelum pendakian Gunung Semeru resmi dibuka nantinya,” kata Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS, Septi Eka Wardhani.
Septi menjelaskan pihaknya selaku pengelola kawasan Gunung Semeru telah melakukan bimbingan terhadap 200 orang PPGST pada 2 hingga 3 Agustus 2023, lalu.
Materi Bimtek meliputi pengenalan kawasan konservasi, ekosistem Gunung Semeru, pertolongan medis serta etika pendakian
“BBTNBTS masih akan mengadakan Bimtek satu kali lagi. Tapi masih belum kami jadwalkan untuk tanggal pastinya kapan,” jelasnya.
Baca Juga : Anak Hakim Penyunat Vonis Ferdy Sambo, Sering Pesta Sabu di Pengadilan Rangkas Bitung
Namun, Septi mengungkapkan Balai Besar TNBTS bersama dengan sejumlah komunitas, saat ini masih melakukan pemulihan terhadap jalur pendakian Gunung Semeru.
Dengan adanya kegiatan itu, pihaknya masih belum dipastikan, kapan pendakian ke Gunung Semeru akan dibuka kembali.
“Untuk update jalur pendakian ke Ranu Kumbolo masih ada beberapa titik yang rusak baik ringan, sedang maupun berat,” tandasnya.
Sementara itu dalam website magma.esdm.go.id hingga saat ini tingkat aktivitas Gunung Semeru masih masuk dalam Level III atau Siaga.
Dengan rekomendasi tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Baca Juga : Oknum Pemilik Yayasan Yatim Piatu asal Aceh, Selundupkan Sabu di Celana Dalam
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Kemudian, mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. ***