BANTENRAYA.CO.ID – Salah satu uang koin kuno yang diincar oleh para kolektor adalah uang benggol.
Uang benggol merupakan uang koin kuno yang beredar di era kolonial Belanda.
Dilansir bantenraya.co.id dari bi.go.id, uang koin kuno satu ini juga terkenal sebagai alat untuk kerokan oleh masyarakat Jawa di masa dulu.
Hal tersebut dikarenakan bentuk koin ini besar dan tebal.
BACA JUGA: Sagu, Makanan Pokok Masyarakat Kepulauan Sangihe yang Terancam Tambang Emas
Bagian pinggirnya pun rata sehingga tidak sakit jika koin beradu dengan kulit.
Koin berbahan tembaga ini dicetak sejak 1856 – 1945 dan berlaku hingga tahun 1950an.
Dalam kurun waktu 16 tahun cetakan, koin benggol dicetak dengan jumlah yang bervariasi setiap tahunnya.
BACA JUGA: Tanpa Perlu Uang, 5 Amalan Sederhana Ini Ternyata Memiliki Pahala Sedekah Juga
Pencetakan paling sedikit terjadi pada 1896 sejumlah 1.120.000 buah dan terbanyak pada 1945 sebanyak 200.000.000 buah.
Dari cetakan-cetakan tersebut, terdapat jenis cetakan khusus pada uang benggol tahun 1902, yaitu berbahan emas dan perak dengan berat 13,5 gram dalam jumlah yang terbatas.
Satu koin Benggol pecahan 2 ½ cent Nederlandsch-Indie yang asli harganya mendekati Rp200 ribu.
Namun kolektor koin kuno juga perlu tahu tentang ciri-ciri koin Benggol ini supaya bisa membedakan dari koin yang palsu.
Ciri Uang Koin Benggol
Uang koin benggol diterbitkan dalam dua cetakan dengan sejumlah perbedaan.
Pada kelompok cetakan I huruf arab ditulis dalam dua baris, sedangkan pada kelompok cetakan II huruf arab ditulis dalam tiga baris.
BACA JUGA: 6 Amalan Pembuka Rezeki yang Besar yang Bisa Dilakukan Seorang Muslim
Perbedaan kedua terletak pada jenis huruf arab. Pada kelompok cetakan I menggunakan huruf arab gundul, sedangkan pada kelompok cetakan II huruf arab dilengkapi dengan harokat.
Perbedaan ketiga terletak pada mahkotanya.
Pada kelompok cetakan I bentuk mahkota atas lebih lebar daripada bentuk mahkota atas pada kelompok cetakan II.
BACA JUGA: PKB dan NasDem Lebak Pede Bisa Bungkus 70 Persen Suara untuk Anies-Cak Imin
Perbedaan terakhir ialah terletak pada ornamen mawar, yang mana pada kelompok cetakan I bentuknya lebih besar daripada kelompok cetakan II.
Contohnya saja pada koin benggol emisi 1945, terdapat huruf P pada bawah angka 45 yang menunjukan bahwa uang tersebut dicetak di Philadelphia, Amerika Serikat, sementara tanda prify pada uang tersebut bergambar pohon palm.
Keunikan lainnya dari koin benggol terdapat di emisi 1856, yaitu penggunaan huruf mim: ada yang terbuka dan tertutup.
BACA JUGA: Bahayanya Jembatan Bawah Tol Tangerang-Merak Tanpa Besi Pengaman
Selain koin benggol, Pemerintah Hindia Belanda juga mencetak uang koin dengan lubang di tengahnya atau disebut dengan uang “sen bolong”.
Uang tersbut berbahan tembaga dan diterbitkan sejak 1936 hingga 1945 dalam 6 tahun periode cetakan, yaitu 1936, 1937, 1938, 1939, 1942, dan 1945.***