BANTENRAYA.CO.ID – Politis Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sekaligu Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia, Raja Juli Antoni tampaknya sedang ingin mencurahkan isi hatinya mengenai dua sahabatnya, Guntur Romli dan Budiman Sudjatmiko yang kini berbeda haluan politik.
Sebagaimana diketahui, Guntur Romli kini berlabuh ke PDIP terdaftar sebagai Caleg DPR RI Dapil Jawa Timur II.
Sementara itu, mantan akitivis 98, Budiman Sudjatmiko resmi memberikan dukungannya kepada Prabowo Subianto yang akan maju sebagai Calon Presiden 2024.
BACA JUGA: Pelantikan Dewan Pakar PKS Kota Serang
Mengetahui hal tersebut, Raja Juli Antoni menungkapkan perasannya mengenai dua sahabatnya tersebut.
“Politik secukupnya, berteman selamanya!” tulis Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia Raja Juli Antoni melalui akun Twitter miliknya @RajaJuliAntoni.
Raja Juli Antoni menyatakan ia tak ingin menuding kedua sahabatnya itu kehilangan idealisme.
“Bisakah aku menahan telunjukku untuk tidak menudingmu kehilangan idealisme,” ujar Raja Juli.
Kemudian, ia juga tidak ingin menyebut dirinya sebagai paling rasional dan objektif mengenai perbedaan politik yang terjadi.
“Bisakah aku menahan tanganku tak menepuk dada, banggakan diri paling rasional dan objektif,” ungkapnya.
BACA JUGA: Kapan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 2023? Cek SKB dan Tujuan Sebenarnya Perayaan Muludan
“Bisakah aku menahan mulutku berteriak: Kau munafik. Kau pengkhianat. Kau pelacur! Suci semuci,” sambungnya.
Melihat kedua sahabatnya yang kini mulai berseberangan politik dengannya, Raja Juli menyadari bahwa idealis dan idealisme itu hanya perkara subjektivitas belaka.
“Terang sesungguhnya, idealis dan idealisme Itu perkara subjektivitas belaka,” ucapnya.
“Dan, objektivitas sebenarnya dibangun dari subjektivitas-subjektivitas yang berserakan. Dikumpulkan. Diikat. Lalu dibungkus agar terlihat objektif,” tambahnya.
Politisi PSI itu mencoba untuk berprasangka baik bahwa baik Guntur Romli dan Budiman tidak keluar dari sebuah idealisme tetapi masuk ke idealisme yang lain.
“Bisakah aku ber-husnudzan dan jauh dari su’udzan. Kau tidak sedang tergelincir dari dari sebuah idealisme ke pragmatisme,” tegasnya.
“Tapi kau keluar dari sebuah idealime dan masuk ke idealisme lain,” lanjutnya.
Raja Juli menegaskan bahwa urusan politik memang adalah urusan duniawi belaka.
“Politik ada urusan duniawi belaka. Dunia yang penuh canda dan gurau katanya,” pungkasnya.***