Konsisten Kembangkan UMK Nelayan Terang, PLN UID Banten Raih Juara II dalam Ajang TJSL CID Awards

PLN
Pelaku UMK yang sedang memilah daging rajungan untuk diolah menjadi produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi. (Dokumentasi PLN)

BANTENRAYA.CO.ID – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Banten berhasil meraih juara kedua dalam penghargaan Community Involvement and Development (CID) Awards dengan kategori Pengembangan Usaha Mikro Kecil (UMK).

Salah satu program unggulan PLN UID Banten dalam pengembangan UMK yakni ‘Nelayan Terang’ dinilai berhasil menghidupkan.

PLN juga dinilai berhasil membuka jalan kemandirian ekonomi masyarakat di Kampung Tanjung Kait, Desa Tanjung Anom, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: Hadapi STQHN XXVII 2023 Jambi, Pj Gubernur Banten Al Muktabar Utus 54 Kafilah Terbaik

General Manager PLN UID Banten, Abdul Mukhlis, menyampaikan bahwa penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi dan juga pengakuan bagi PLN UID Banten bahwa program pengembangan UMK di Kampung Tanjung Kait telah berjalan dengan baik.

“Kami mengucapkan terima kasih atas apresiasi yang diberikan untuk program Pengembangan UMK Nelayan Terang,” ujarnya.

“Semoga prestasi ini dapat menjadi semangat bagi kami untuk terus mengelola program TJSL menjadi program unggulan yang membawa manfaat yang lebih luas dan berkelanjutan bagi masyarakat,” katanya.

Lebih lanjut Ia menyebutkan, PLN UID Banten melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Peduli terus berupaya menggiatkan peningkatan kapasitas masyarakat di Provinsi Banten, khususnya dalam pemberian dukungan terhadap UMK.

BACA JUGA: Anti Ribet! Cara Cek Penerima BLT El Nino Rp200 Ribu, Mudah dan Langsung Cair ke Rekening

“Pengembangan UMK menjadi salah satu fokus kami di mana UMK memiliki peran strategis dalam mengakselerasi kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.

“Salah satunya melalui program Nelayan Terang yang kita laksanakan di Kampung Tanjung Kait ini memiliki begitu banyak potensi, seperti limbah hasil tangkap ikan berupa cangkang kerang, rajungan, dan kulit udang, yang bisa diolah menjadi produk bernilai ekonomi dan bernilai jual,” ujarnya.

Disebutkan oleh Abdul Mukhlis bahwa Kampung Tanjung Kait dapat menghasilkan 14 ton limbah per hari.

Limbah itu sebelumnya belum terolah dengan baik dan menimbulkan permasalahan kebersihan lingkungan.

BACA JUGA: Asal Mula Perseteruan Panglima Pajaji dan Panglima Jilah, Berasal dari Soal Rocky Gerung hingga Menyeret IKN

Berkat bantuan berkelanjutan dari PLN, kini limbah tersebut dapat teratasi dan juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.

“Program Nelayan Terang ini telah dilaksanakan sejak tahun 2022 di mana kami memfokuskan pada kelestarian lingkungan dan pemanfaatan limbah sebagai bahan baku tepung pakan ternak,” paparnya.

“Lalu secara bertahap berlanjut di tahun ini untuk pengembangan UMK dengan pemberian bantuan mesin dan pelatihan pengolahan ikan untuk dijadikan bakso ataupun ikan giling,” katanya.

“Berkat program ini, telah terbentuk UMK-UMK baru yang berfokus pada pengolahan hasil ikan, dan juga usaha olahan hasil limbah di lokasi sekitar,” ujar Abdul Mukhlis.

BACA JUGA: Anggota Komisi I DPR RI Rizki Aulia Rahman Natakusumah Tinjau Pembangunan Gedung TVRI Stasiun Banten

Program ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-8 yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, di mana ke depan program Nelayan Terang ini akan berkelanjutan dengan bantuan perluasan strategi pemasaran dan juga pembangunan objek wisata di sekitar Kampung Tanjung Kait. ***

Pos terkait