CILEGON, BANTEN RAYA – Sebanyak 20 usaha kecil mikro kecil menengah (UMKM) di Kelurahan Kebon Dalem, Kecamatan Purwakarta diajari manajemen oleh doktor dan mahasiswa pascasarjana Universitas Serang Raya (Unsera). Hal itu menjadi bagian dari pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan dosen dan mahasiswa Unsera.
Lurah Kebon Dalem Deni Sumantri menjelaskan, apa yang dilakukan adalah bagaimana memberikan pengetahuan kemampuan para UMKM mengelola bisnisnya dari sisi manajemen.
“Kami berharap ada banyak manfaat yang diterima dalam kegiatan tersebut,” katanya, Sabtu (18/3).
Deni menjelaskan, pihaknya sangat senang bisa bekerjasama dengan Unsera dalam rangka pemberdayaan masyarakat, sehingga kedepannya bukan saja selesai pada pelatihan dan workshop saja. Namun, ada metode mentoring yang terus dilakukan hingga UMKM benar-benar bisa menerapkannya secara maksimal.
“Kami harap ada pendampingan secara serius kedepannya, semoga ini bisa dilakukan,” ujarnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsera Denny Kurnia mengungkapkan, ada tiga hal atau tridharma perguruan tinggi, yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
“Untuk kegiatan hari ini itu pengabdian masyarakat. Ini program pascasarjana di Unsera, Prodi (Program Studi_red) Magister Manajemen. Jadi ini salah satu pengabdian masyarakat ini wajib bagi mahasiswa dan dosen untuk memberikan pelatihan dan workshop umum,” ucapnya.
Apa yang diberikan, ujar Denny, yakni pelatihan tentang manajemen berkaitan dengan manajemen pemasaran, keuangan dan juga sumber daya manusia. Apa yang diperoleh mahasiswa magister manajemen itu diberikan kepada masyarakat, khususnya pelaku UMKM di Kelurahan Kebon Dalem.
“Ada sebanyak 11 mahasiswa pascasarjana dan 4 dosen yang ikut memberikan pelatihan dan workshop untuk 20 UMKM di Kebondalem,” ungkapnya.
Ketua Program Studi Magister Manajemen Unsera Defiantoro mengungkapkan, ada kolaborasi antara keahlian manajemen konvensional dan juga manajemen bidang teknologi.
“Jadi dalam kegiatan ini sebelumnya kami sudah ada perkuliahan dan bagian dari bagaimana materi dalam workshop dan pelatihan UMKM ini kolaborasi antara keahlian manajemen di bidang teknologinya dan juga di bidang komunikasinya. Jadi ini yang jadi pembeda dari magister manajemen,” ujarnya.
“Nanti mahasiswa diharapkan bisa memberikan pelatihan dan workshop kepada masyarakat bagaimana pengelolaan UMKM bukan hanya konvensilan tapi juga dengan digital,” ujarnya.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unsera Farid Wajdi menjelaskan, pengabdian masyarakat itu dilakukan supaya keberadaan perguruan tinggi dirasakan masyarakat, baik dosen dan mahasiswa ikut andil dalam pembangunan.
“Kami juga memfasilitasi kegiatan penelitian dan pengabdian baik itu di lingkungan universitas secara keseluruhan dan mendorong untuk program studi melakukan pengabdian. Selain itu kita melakukan kegiatan yang mengelola kegiatan dari kementerian, sehingga kegiatan tridharma itu bisa sinergis mulai dari nasional, atau juga perguruan tinggi dan dari program studi masing-masing,” ungkapnya.
Dosen Pascasarjana Unsera Santi Riana Dewi mengungkapkan, sebagai dosen berharap ada kewajiban melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan sangat baik, sehingga hasilnya juga yang terbaik untuk masyarakat.
Disisi lain, pihaknya juga memberikan pelatihan dan workshop sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekarang, dimana semuanya sudah serba digital.
“Kita berkeinginan untuk melakukan tridarma yang terbaik dan output bukan hanya untuk kami juga masyarakat yang terbaik. Ini menyesuaikan juga sesuai kebutuhan misalnya digitalisasi dan ini yang berbeda dengan perguruan tinggi lainnya, misalnya digitalisasi manajemen keuangan, digitalisasi manajemen pemasaran dan digitalisasi manajemen sumber daya manusia,” pungkasnya. (uri)