Penjelasan Ilmiah Laut Selatan Jawa yang Tidak Perlu Dikaitkan dengan Mitos Ratu Kidul

laut selatan Jawa
Pantai laut selatan Jawa di Yogyakarta. (Foto: Google Maps/Aditya Nugroho)

BANTENRAYA.CO.ID – Pantai-pantai di laut selatan Jawa adalah salah satu destinasi wisata favorit saat liburan.

Namun ombak laut selatan Jawa sering tampak lebih beringas, jarang terlihat tenang seperti ombak-ombak di pantai lain.

Bahkan tidak jarang juga kondisi ombak laut selatan Jawa tersebut menarik hanyut para turis sampai hilang.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: 4 Tips Menjadi Pendengar yang Baik, Rahasia untuk Hubungan Kalian Makin Langgeng

Dan jika belum ada penjelasan ilmiah tentang hal tersebut, masyarakat tidak ada pilihan lain selain menghubungkan fenomena tersebut dengan kejadian mistis.

Masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan mitos Ratu Kidul.

Sosok perempuan yang dimitoskan menguasai dan menjaga laut selatan Jawa.

BACA JUGA: 5 Novel Fiksi Terbaik untuk Mengisi Me Time Kamu

Sosok tersebut sering dikaitkan dengan hilangnya banyak orang di laut selatan Jawa sampai ada ritual khusus demi menghindari bahaya atau murka darinya.

Salah satunya adalah larangan bagi semua pengunjung pantai laut selatan Jawa untuk tidak memakai baju hijau, karena warna tersebut disukai oleh Ratu Kidul.

Namun jika penjelasan ilmiah sudah sampai, berapa lama lagi mitos tersebut kira-kira akan bertahan?

BACA JUGA: 5 Hal yang Perlu Dipikirkan Ketika Merasa Tertinggal dalam Hidup, Motivasi untuk Terus Maju

Berikut bantenraya.co.id sudah merangkum dari akun Instagram @mongabay.id tentang penjelasan ilmiah ombak laut selatan Jawa.

Beberapa waktu lalu akun Instagram @mongabay.id mengunggah video yang diambil dari akun YouTube usoceangov.

Video tersebut berisi rekaman laut di pantai luar negeri yang memiliki kondisi seperti laut selatan Jawa.

BACA JUGA: Donor Darah, Kenali 10 Manfaat dari Salah Satu Cara Memperingati Hari Palang Merah Sedunia

Dalam caption video tersebut berisi penjelasan tentang mengapa fenomena ombak tersebut bisa terjadi.

Ternyata penyebab utama banyaknya orang yang terseret ombak itu dikarenakan adanya fenomena “rip current” atau yang dalam bahasa Indonesia disebut arus balik.

Fenomena ini disebabkan pertemuan dua arus sejajar pantai yang kemudian berbalik dengan cepat ke laut.

BACA JUGA: Kamabe, Restoran Nuansa Jepang Terbaru di Serang Milik Jerry Andrean, Juara Masterchef Indonesia

Arus ini tidak banyak diketahui orang karena minimnya pengetahuan terkait lokasi pantai.

Dan arus ini biasa terjadi di pantai yang yang berkarakter semi tertutup (seperti diapit dua dinding) dan punya gelombang yang tinggi.

Itulah yang menyebabkan angka kematian orang yang terseret ombak ke tengah laut cukup tinggi.

BACA JUGA: Review Film Spider-Man: Across the Spider Verse dan Prediksi Kelanjutan Franchise Sony’s Spiderman Universe

Video tersebut juga menunjukkan kalau ciri arus balik bisa diketahui oleh mata telanjang.

Cirinya bisa diketahui dari bagian laut yang tidak begitu berbusa dan tidak begitu berombak yang membentuk seperti jalan lurus ke tengah laut.

Video edukasi singkat tersebut mendapat lebih dari 3 ribu likes dan banyak komentar.

BACA JUGA: Tembok Jalan Syech Nawawi Al-Bantani Dipenuhi Coretan

Salah satu komentar lucu datang dari akun @ceceagusnuryadin yang berbunyi, “Kasian nyai selama ini difitnah.”

Sementara itu, komentar yang lebih tegas dari @sean_zen2 berkata, “Terlewat dari hal mistis, seharusnya di pantai harus ada peringatan akan hal ini. Masyarakat diedukasi serta diberi penjaga pantai seperti di luar. Klo ada fenomena ini, penjaga pantai bisa memberikan signal bahaya berupa sempritan ato sinyal bel yg keras. Klo memang masih bandel ya sudah salahnya pengunjung.”

Memang sudah seharusnya masyarakat sekitar pesisir pantai yang memiliki gelombang ombak tinggi memasang peringatan dilarang berenang.

Hal tersebut akan jauh lebih aman dan lebih bermanfaat ketimbang harus menyebarkan mitos yang tidak benar.***

Pos terkait