Penjual Bendera Musiman Raup Cuan 3 Juta Perhari

4 bendera
PENJUAL BENDERA: Maman dan ratusan bendera yang ia jual di Jalan Komplek Perkantoran Cikupa, Pandeglang, Rabu (31/7)(Aldi Setiawan/Banten Raya)

PANDEGLANG , BANTEN RAYA – Penjual bendera merah putih musiman jelang HUT RI, mulai marak di sejumlah titik di Kabupaten Pandeglang.

Para pedagang menggelar lapak di sisi-sisi jalan protokol sehingga suasana perkotaan Pandeglang berwarna merah putih.

Pantauan Banten Raya, lapak-lapak dadakan menawarkan beragam jenis bendera serta pernak-pernik yang
berhubungan dengan HUT RI. Berbagai ukuran bendera bisa didapat mulai ukuran besar hingga sebesar cangkang korek api.

Para pedagang yang berjejer ini sudah ada sejak sebulan sebelum puncak perayaan HUT RI itu sendiri.

Salah satu pedagang yang dijumpai di Jalan Komplek Perkantoran Cikupa, Pandeglang, Maman Wijaya
menuturkan, kegiatan berjualan bendera yang dilakukan memang kegiatan musiman. Meski musiman, namun
pendapatan yang ia peroleh sangat menjanjikan.

Di momen puncak menjelang HUT RI, sehari dirinya mengaku bisa mengantongi cuan hingga Rp 3 juta perhari. “Sehari bisa dapet Rp 2-3 juta kalau pas deket-deket hari H-nya ya. 10 hari sebelumnya sampe tanggal 16 Agustusan tuh pasti ramai,” kata Maman kepada Banten Raya, Rabu (31/7).

Bendera yang ditawarkan oleh Maman sendiri memiliki model dan ukuran yang bervariasi. Bahkan, dirinya juga turut menawarkan pernak-pernik lain yang masih berhubungan dengan harga yang berbeda pula. Banyaknya pilihan tersebut dinilai Maman menjadi salah satu besarnya cuan yang ia dapat karena pembeli bisa menyesuaikan budget yang dimiliki.

“Modelnya juga kan beda-beda. Ada bendera biasa, terus umbul-umbul juga. Terus ada pernak-perniknya. Harganya juga beda-beda, paling murah Rp 5 ribu dan paling mahal Rp400 ribu,” paparnya.

Maman sendiri mengaku bahwa dirinya berasal dari Kabupaten Garut. Tepat sebulan sebelum puncak HUT RI, dirinya datang ke Pandeglang untuk menjajaki bendera yang ia bawa.

Bahkan, ia rela mengontrak selama sebulan tersebut bersama dengan satu orang yang ia bawa sebagai karyawannya.

“Kalau di Garut saya kuli bangunan. Jadi setahun sekali ke Pandeglang, kita udah buka dari tanggal 15 Juli kemarin. Paling nanti selesai jualan tanggal 16 Agustus,” imbuhnya.

Maman juga mengungkapkan bahwa biasanya omzet yang ia dapat sebagian besarnya berasal dari kalangan pegawai. Kemudian diikuti oleh anak SMA/SMK dan lain sebagainya.

“Kalau pegawai kan kebutuhannya banyak. Umbul-umbul, bendera, terus gantungan-gantungan. Kalo tahun kemarin sih pegawai ya,” ujarnya.

Sama seperti Maman, pedagang lain Imron juga mengaku berasal dari luar Kabupaten Pandeglang, tepatnya Cianjur. Ia sendiri mulai menjajaki dagangannya sejak sepekan yang lalu.

Namun, barang yang ditawarkan olehnya rupanya bukan miliknya pribadi, melainkan milik orang lain dan ia hanya berperan sebagai pegawainya saja.

“Cuma bantu-bantu kang, yang punya tadi lagi keluar. Alhamdulillah walaupun cuma bantu lumayanlah. Kalo dibandingin sama aktivitas di rumah, bantu jualan bendera lebih banyak untungnya,” tandasnya. (aldi/muhaemin)

Pos terkait