PANDEGLANG, BANTEN RAYA- Balai Taman Nasional Unjung Kulon (TNUK) merilis populasi Badak Jawa dari hasil pantauan kamera video trap tahun 2021. Dari data yang ada, populasi Badak Jawa di TNUK mencapai 75 ekor. Terdiri dari 45 ekor jantan, dan 35 ekor betina.
Humas Balai TNUK Kabupaten Pandeglang Andri Firmansyah membenarkan, sesuai data tahun 2021 populasi Badak Jawa terus bertambah. Dia berharap, pada tahun 2022 kembali ada penambahan populasi Badak Jawa di TNUK. “Data yang kami rilis hasil pantauan tahun 2021. Untuk data badak tahun ini belum kami rilis. Mudah-mudahan ada penambahan lagi dan populasi badak jawa terus bertambah,” kata Andri, saat ditemui di kantornya, Minggu (6/2).
Andri mengatakan, keberadaan Badak Jawa di TNUK setiap tahunnya bertambah. Katanya ini menunjukkan keberhasilan konservasi. Saat ini keberadaan satwa langka tersebut terpantau kamera video trap yang dipasang di kawasan TNUK. “Kawasan yang dipasang kamera video trap berada di wilayah yang menjadi tempat bermain badak,” ujarnya.
Dengan meningkatnya polulasi Jawa, kata dia, menunjukkan upaya serius pemerintah dalam melestarikan satwa endemik Indonesia tercapai. “Dengan bertambahnya badak, sehingga seluruh habitat badak jawa di TNUK berkembang biak dengan baik secara alami,” katanya.
TNUK kata Andri memastikan Badak Jawa pada saat adanya bencana gempa bumi magnitudo 6,6 berpusat di Kecamatan Sumur tidak terkena dampak apapun. “Saat gempa kemarin populasi badak dipastikan masih aman, gak kena dampak,” imbuhnya.
Kepala Balai TNUK Pandeglang Anggodo mengatakan, populasi badak tersebut berdasarkan data yang terekam kamera video trap hasil monitoring petugas patroli di kawasan TNUK. “Setiap populasi badak terekam video trap, dan video ini selalu dicek oleh petugas patroli dari balai TNUK,” katanya. (yanadi/muhaemin)