BANTENRAYA.CO.ID – Anas Urbaningrum menyindir cuitan Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY soal chaos politik jika sistem pemilu diubah di tengah jalan.
Menurut Anas Urbaningrum, pernyataan SBY tersebut tidak elok karena malah bisa membuat kecemasan dan kegaduhan.
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum juga menyatakan, SBY cukup bicara dalam konteks setuju atau tidak saja sebagai ketua partai.
Diketahui, Chaos sendiri merupakan istilah yang berarti kondisi kekacauan dan kerusuhan.
Dimana, bahasa tersebut digambarkan SBY menyikapi adanya cuitan dari Denny Indrayana soal MK akan memutuskan sistem pemilu proporsional tertutup.
BACA JUGA: Lindungi Hak Pilih, KPU Cilegon Sisir Pemilih Lewat Aplikasi Online
Dikutip BantenRaya.Co.Id dari Twitter @anasurbaningrum pada Senin 29 Mei 2023, Anas Urbaningrum menyarankan SBY lebih baik tidak bicara chaos politik terkait dengan pergantian sistem pemilu di tengah jalan.
“Jadi lebih baik Pak SBY tidak bicara “chaos” terkait dengan pergantian sistem pemilu di tengah jalan,” katanya.
”
Tidak elok bikin kecemasan dan kegaduhan. Cukuplah bicara dalam konteks setuju atau tidak. Itu perihal perbedaan pendapat yg biasa saja,” ucapnya.
Ia menjelaskan, ada fakta pada pemilu 2009 yang juga terjadi perubahan sistem pemilu di tengah jalan.
Kala itu, perubahan sistem untuk pemilu tahun 2009 terjadi pasca putusan MK pada 23 Desember 2008.
“Pemungutan suaranya terjadi pada 9 April 2009. Pemilu 2009 terbukti berjalan lancar dan tidak ada chaos politik,” ujarnya.
“Tidak mungkin beliau lupa atas peristiwa pemilu 2009 tersebut yang alhamdulillah tidak terjadi chaos, melainkan baik-baik saja,” tegas mantan terpidana korupsi ini juga.
Dirinya menyatakan, sebaiknya SBY tetap menunggu bunyi persisnya putusan MK secara lengkap dan apa saja yang menjadi dasar pertimbangan hukumnya.
“Termasuk kapan akan diberlakukan putusan tersebut,” cuitnya membalas.
Latas dirinya juga menyampaikan, jika benar sistem proporsional tertutup yang diputuskan oleh MK, hal tersebut menjadi langkah mundur demokrasi.
“Sungguh itu arus balik dalam demokrasi kita. Langkah mundur yang nyata,” pungkasnya.
Sebelumnya, SBY menanggapi serius soal cuitan Denny Indrayana. Dimana hal tersebut akan menjadikan posisi chaos politik.
“Pertanyaan pertama kepada MK, apakah ada kegentingan dan kedaruratan sehingga sistem pemilu diganti ketika proses pemilu sudah dimulai?,”.
“Ingat, DCS (Daftar Caleg Sementara) baru saja diserahkan kepada KPU. Pergantian sistem pemilu di tengah jalan bisa menimbulkan chaos politik,” ujarnya.
Lalu, kata SBY, domain dan wewenang MK adalah menilai apakah sebuah UU bertentangan dengan konstitusi, dan bukan menetapkan UU mana yang paling tepat Sistem Pemilu Tertutup atau Terbuka.
“Kalau MK tidak memiliki argumentasi kuat bahwa Sistem Pemilu Terbuka bertentangan dgn konstitusi sehingga diganti menjadi Tertutup,”
“Mayoritas rakyat akan sulit menerimanya. Ingat, semua lembaga negara termasuk Presiden, DPR dan MK harus sama-sama akuntabel di hadapan rakyat,” jelasnya. ***