SERANG, BANTEN RAYA – Target pendapatan retribusi sektor pasar Kota Serang tahun 2022 jeblok.
Target pendapatan retribusi pasar Kota Serang tahun 2022 ditetapkan sebesar Rp 1,3 miliar, namun realisasinya hanya mencapai 830 juta.
Kepala UPT Pasar Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Dinkopukmperindag) Kota Serang, Abdul Muhit mengatakan, pihaknya dibebani target pendapatan asli daerah (PAD) sektor retribusi pasar tahun 2022 sebesar Rp 1,3 miliar, namun realisasinya berkurang.
“Capaian retribusi saya satu tahun itu Rp 1,3 miliar targetnya. Tahun ini saya mencapai 69 persen dari Rp 1,3 miliar, mencapai 830 juta. Nggak mencapai target,” ujar Abdul Muhit, kepada Banten Raya, Selasa (3/1/23).
Abdul Muhit mengungkapkan, PAD retribusi sektor pasar diperoleh dari enam pasar di Kota Serang. Enam pasar itu adalah Pasar Rau, Pasar Karangantu, Pasar Kalodran, Pasar Margaluyu, Pasar Lama, dan Pasar Kepandean.
“Kurang lebih kios di enam pasar itu ada 5000an. Nilai retribusinya masih sama Rp 2000 per hari per kios,” ungkapnya.
Abdul Muhit menjelaskan, berkurangnya capaian retribusi pasar tahun 2022, lantaran kegiatan kearifan lokal keagamaan seperti Maulid Nabi Muhammad SAW sepi, sehingga daya beli masyarakat pun menurun, selain itu karena faktor cuaca.
“Tadi itu, sepi, musim hujan. Bulan Mulud bukannya ramai malah sepi. Berbeda dengan tahun-tahun yang dulu. Kalau bulan Mulud itu ramai. Tahun ini sepi,” jelas dia.
Abdul Muhit menyebutkan, target pendapatan retribusi pasar tahun 2023 masih sama dengan tahun 2022 yakni Rp 1,3 miliar. Abdul Muhit sesumbar, tahun 2023 PAD dari retribusi pasar tergapai.
“Masih sama. Mudah-mudahan jangan kan target segitu. Mudah-mudahan melampaui. Kita optimis. Harus mencapai target,” katanya dengan nada optimis.
Abdul Muhit mengaku Dinkopukmperindag Kota Serang telah mengunakan aplikasi Qris untuk transaksi pembayaran non tunai. Pengunaan aplikasi Qris diyakini dapat mencegah adanya kebocoran, sehingga tahun 2023 bisa memenuhi target pendapatan retribusi sektor pasar.
“Digenjotnya mulai tahun 2023 ini kita pakai Qris. Pakai non tunai semua. Nggak ada yang tunai. Kalau non tunai kan nanti ketahuan, yang nggak bayarnya. Kalau yang nggak bayar kita tagih,” kata Abdul Muhit.
Abdul Muhit menegaskan, penggunaan aplikasi Qris ini salah satu upaya meningkatkan retribusi pasar.
“Betul. Jadi penggunaan Qris ini untuk mencegah kebocoran-kebocoran. Kalau yang tunai kan bisa bocor. Kalau non tunai, mudah-mudahan untuk menghindari kebocoran-kebocoran. Qris mudah-mudahan tahun ini bisa dilaksanakan,” terang dia. (harir)