BANTENRAYA.CO.ID – Bencana kekeringan akibat dampak El Nino di Kota Serang mengakibatkan tiga kecamatan kekurangan air bersih.
Wilayah itu tersebar di tujuh kelurahan. Dampak kekeringan dirasakan sebanyak 1.108 kepala keluarga (KK).
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang Diat Hermawan mengatakan, bencana kekeringan tersebar di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Kasemen, Kecamatan Taktakan, dan Kecamatan Walantaka.
BACA JUGA:Perumdam Tirta Madani Kota Serang Diguyur Penyertaan Modal Rp 100 Miliar
Dari tiga kecamatan itu tersebar di 13 titik yang tersebar di tujuh kelurahan dengan jumlah 1.108 KK dan 680 rumah. Tiga belas titik bencana kekeringan itu yakni, Lingkungan Ambon RT 010, 020, dan 025, RW 007, Kelurahan Margaluyu, Kecamatan Kasemen; Lingkungan Sukawali RT 003, 004/004, Kelurahan Mesjid Priyayi, Kecamatan Kasemen, Kota Serang; Lingkungan Babadan RT 006, RW 002, Kelurahan Terumbu, Kecamatan Kasemen; Lingkungan Ambon RT 010, RT 020, RT 025, RW 007, Kelurahan Margaluyu, Kecamatan Kasemen; Lingkungan Bendung RT 004, RT 005, RW 002, Lingkungan Bendung, Kelurahan Bendung, Kecamatan Kasemen; Lingkungan Lamaran RT 005, RW 002, Kelurahan Bendung, Kecamatan Kasemen; Lingkungan Kecacang RT 001, RT 002, RW 005, Kelurahan Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen; Lingkungan Cilowong Gardu RT 001, RW 001, Kelurahan Cibendung, Kecamatan Taktakan; Lingkungan Cilowong Legok, RT 002, RW 001, Kelurahan Cibendung, Kecamatan Taktakan; Lingkungan Perumahan Persada Blok D dan Blok H RT 006, RW 007, Kelurahan Teritih, Kecamatan Walantaka.
“Kalau unsur lingkungan atau wilayah itu sudah sampai dengan 10 lingkungan atau 10 titik. Ditambah tiga titik baru di Lingkungan Terwana Cilik, Kelurahan Bendung; Lingkungan Masjid Tegal, dan Lingkungan Sukawali, Kelurahan Mesjid Priyayi, KK yang terdampak ada 1.108 KK dengan jumlah 680 rumah,” ujar Diat Hermawan, kepada Bantenraya.co.id, Senin 28 Agustus 2023.
BACA JUGA:Bencana Kekeringan di Kota Serang Meluas
Diat Hermawan menjelaskan, dari sisi korban kekeringan semuanya bisa dikategorikan relatif parah, karena memang warga terdampak membutuhkan air bersih untuk kebutuhan primer (pokok).
“Semua parah karena nggak ada alternatif lain, mereka ambil air atau ada sumber air alternatif selain bantuan dari sini,” jelas dia.
Diat Hermawan menuturkan, sejak awal musim kemarau pihaknya telah melakukan upaya pertolongan langsung dengan mendistribusikan air bersih ke warga terdampak kekeringan.
BACA JUGA:Warga Persada Banten Kekeringan, BPBD Kota Serang Distribusikan 10.000 Liter Air Bersih
“Kita rutin ngirim air, sekarang akan kita jadwalkan ke Lingkungan Ambon dan ke Lingkungan Babadan,” akunya.
Diat Hermawan menyebutkan, jumlah bantuan air bersih yang sudah didistribusikan mencapai puluhan ribu liter air bersih.
“Sampai dengan hari ini kita sudah kirim 75.000 air bersih ke warga terdampak,” sebut Diat Hermawan.
Diat Hermawan mengungkapkan, 10 titik terdampak bencana kekeringan masih terus didistribusikan air bersih.
“Sepuluh itu masih dikirim. Bahkan kalau siklus dari lingkungan satu ke lingkungan 10. Kita akan ulang lagi lingkungan 1,2, 3 akan rutin itu. Tapi info baru tambah 3 titik yang kemungkinan terus aja, karena kita armada cuma satu,” ungkap dia.
Sepuluh titik itu, kata Diat Hermawan, letaknya cukup jauh dari sisi jarak, sehingga BPBD Kota Serang paling mampu mengirim air bersih sehari hanya satu rit sebanyak 5.000 liter air.
BACA JUGA:Warga Lingkungan Ambon Krisis Air Bersih, BPBD Kota Serang Siap Distribusikan Air Bersih
“Cuma saya juga tidak tinggal diam saya udah ngontek provinsi untuk ikut turun di Kota Serang. Jadi bisa nggak lama nunggu,” katanya.
Diat Hermawan berharap bila tiga lembaga yakni, BPBD Kota Serang, Perumdam Tirta Madani Kota Serang, dan BPDB Provinsi Banten, turun waktu tunggunya lebih pendek.
“Kalau satu titik itu satu hari berarti jarak tunggunya sembilan hari, ketemu lagi titik ke satu. Mudah-mudahan dengan tiga lembaga yang turun mudah-mudahan waktu tunggunya lebih pendek. Mungkin empat sampai lima hari waktu tunggunya,” tutur Diat Hermawan.
BACA JUGA:Warga Lingkungan Ambon Kota Serang Krisis Air Bersih
Meski wilayah kekeringan meluas, BPBD Kota Serang belum mengeluarkan status darurat kekeringan, karena status darurat itu terbagi tiga, pertama status siaga darurat, kedua tanggap darurat, dan ketiga pasca darurat.
“Untuk tahapan itu ada parameternya. Jadi sebagai dasarnya itu Perpres Nomor 8 tahun 2008. Yang membagi darurat tadi menjadi tiga tahapan,” terangnya.
Ketua RT 06 RW 02, Lingkungan Babadan, Kelurahan Terumbu, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Sanuri mengatakan, jumlah warganya yang terdampak bencana kekeringan ada 90 KK dengan jumlah 70 rumah.
BACA JUGA:12 Kelurahan di Kota Serang Rawan Bencana Kekeringan, Ini Penyebabnya
Sanuri menuturkan, puluhan KK di Lingkungan Babadan terpaksa menggunakan air kali untuk kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK) setiap hari, karena kesulitan mendapatkan air bersih, lantaran sebagian warganya belum memiliki sumur atau jetpam.
“Tiap hari warga ngambil air untuk mandi, dan mencuci di sana (kali-red),” kata Sanuri, kepada Banten Raya.
Sanuri menuturkan, sejatinya sebagian warganya ada yang berlangganan air pam, namun musim kemarau ini airnya berkurang, sehingga terpaksa menggunakan air dari kali.
BACA JUGA:HUT Bhayangkara Ke-77, Polsek Serang Bersama Warga Unyur Bersihkan Sampah Liar
“Yang punya pam ada sekitar 30-an rumah, tapi airnya kurang karena kemarau,” katanya.
Sedangkan untuk kebutuhan air minum dan masak, Sanuri dan seluruh warganya membeli air galon.
“Kalau buat minum dan masak beli isi ulang. Rp 3500 se galon. Seminggu bisa empat galon,” kata dia.
BACA JUGA:Warga Kasemen Diguyur 5000 Liter Air Bersih dari BPBD Kota Serang
Sanuri berharap selama musim kemarau ini ada bantuan air dari pemerintah daerah untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu ada pembangunan MCK.
“Ada bantuan air bersih kalau bisa ada torn, jadi warga bisa ambil torn. Untuk jangka panjangnya ada MCK biar kalau kemarau gak make air dari kali,” katanya. ***