Potensi Kerugian Rp 6,4 Miliar
LEBAK, BANTEN RAYA – Bencana banjir yang terjadi di sejumlah wilayah Kabupaten Lebak merendam sekitar 267,7 hektar sawah. Potensi kerugian yang bisa disebabkan mencapai Rp 6,4 miliar.
Kepala Bidang Bina Usaha dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak, Irwan Riyadi memaparkan, rata-rata sawah di Kabupaten Lebak mampu memproduksi 6 ton gabah kering panen (GKP) dengan harga perkilogram sekitar Rp 4 ribu.
“Rata-rata profitabilitas perhektar sawah di Lebak itu sekitar 6 ton GKP perhektar. Jika harganya GKP perkilogram itu Rp 4 ribu, jadi perhektar itu bisa rugi mencapai Rp 24 juta kalau sampai puso,” kata Irwan kepada Banten Raya pada Minggu, (8/12).
Kendati begitu, Irwan menjelaskan pihaknya masih terus melakukan pendataan terkait luasan sawah yang terdampak banjir. Ia berharap, banjir yang merendam ratusan hektar sawah bis segera surut dan tanaman bisa diselamatkan.
“Kita juga masih menunggu, banjir ini apakah sampai merendam parah atau hanya lewat saja (cepat surut). Nah nanti diakhir yang mengategorikan sawah itu rusak ringan, sedang, atau puso, masih menunggu dari Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Banten,” jelasnya.
Total luas sawah yang sudah tertanam padi yang terdamoak banjir tersebar di 10 kecamatan yakni Kecamatan Banjarsari dengan 83 hektar terdampak, Cigemblong 17 hektar, Cijaku 38 hektar, Bayah 10,2 hektar, Cimarga 6 hektar, Kalanganyar 39 hektar, Cirinten 33 hektar, Bojongmanik 22 hektar, Rangkasbitung 1,5 hektar, dan Cibadak 18 hektar.
“Sementara untuk kecamatan lain seperti Malingping, Wanasalam atau lainnya memang sawahnya terendam, tapi belum melakukan penanaman,” ucap Irwan.
Untuk meminimalisir kerugian yang ditanggung oleh petani secara langsung, Irwan mengungkapkan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak provinsi maupun pemerintah pusat jika terjadi puso untuk meminta bantuan benih. “Sebetulnya kita kan ada asuransi tani.
Kalau yang terdaftar bisa mengklaim. Tapi kita akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat untuk mendapatkan bantuan benih pada lokasi terdampak,” tandasnya. (aldi/muhaemin)