Sehari Kawinkan 20 Pengantin

Sehari Kawinkan 20 Pengantin
Sumber foto dari google.

Bantenraya.co.id– Jumlah pernikahan di Provinsi Banten mengalami peningkatan cukup signifikan memasuki bulan Dzulhijjah 1445 hijriah, atau pada Juni 2024 ini.

Peningkatan jumlah pasangan yang menikah mencapai 200 persen, dibandingkan bulan sebelumnya.

Lonjakan pernikahan atau perkawinan pasca Hari Raya Idul Adha dibenarkan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Komarudin.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, di wilayahnya pasangan yang akan menikah di bulan haji meningkat tajam, bila dibandingkan bulan sebelumnya.

Kapolda Sebut Geng Motor Meresahkan

“Pasangan yang mau nikah di bulan haji tahun ini hampir 200 persen dari bulan sebelumnya. Di Kecamatan Walantaka sudah terdaftar 125 pasang (pengantin). Dimulai Sabtu dan Minggu besok.

Sebelum bulan haji di kecamatan kami hanya sekitar 25 pasang saja,” ujar Komarudin kepada Banten Raya, Minggu (23/6/2024).

Komarudin mengaku di bulan haji tahun ini, dalam sehari bisa menghadiri undangan pernikahan mencapai 20 lokasi.

“Untuk hari Sabtu Minggu ada sampai 15 bahkan 20 pasang yang menikah. Kalau hari Selasa paling sepi,” ungkap dia.

BPJS Ketenagakerjaan Hilangkan Batasan Antrean

Ia mengungkapkan, angka pernikahan pada bulan haji tahun 2023 sejatinya menurun bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 155 pasangan menikah di bulan haji.

“Tapi data ini masih berjalan, jadi belum terlihat naik turunnya, kemungkinan ketahuan pada awal Juli nanti,” tuturnya.

Komarudin menjelaskan, salah faktor pernikahan di bulan haji selalu meningkat, karena bulan Dzulhijjah salah satu bulan yang dianggap tepat untuk melangsungkan pernikahan.

“Ada semacam stigma masyarakat bahwa tidak boleh menikah terhalang dua khutbah yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.

Terbukti Pakai Narkoba, ASN Bakal Disikat

Tetapi kemungkinan bulan haji adalah bulan baik untuk menikah,” jelas dia.

Sejauh ini, kata Komarudin, undangan pernikahan masyarakat Kota Serang terlayani dengan positif.

“Untuk pengaturan jadwal kami sudah menyesuaikan dengan kekuatan personel penghulu,

serta jam yang diinginkan masyarakat. Prinsipnya semua kita layani dengan baik,” akunya.

Jalan Berlobang Didekat Jembatan Aria Wangsakara Makin Besar

Ia menyebutkan, jumlah tenaga penghulu di Kecamatan Walantaka sudah cukup.

“Tenaga penghulu di kantor kami hanya ada dua. Ditambah satu penghulu PPPK yang sudah lolos uji laik terbang,

dengan ikut bimtek di Kanwil beberapa waktu lalu,” kata Komarudin.

Ia menyebutkan, usia pasangan yang menikah di bulan haji sesuai ketentuan yang berlaku yakni minimal usia 19 tahun.

“Usia pasangan nikah di i bulan haji adalah pasangan normal. Rata rata mereka sudah.

Wali Kota Cilegon Resmi Buka Cilegon Expo 2024

mempersiapkan jauh hari sebelumnya, sehingga sedikit yang di bawah umur, maupun janda duda,” bebernya.

Kepala KUA Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Saeful Bahri mengatakan hal serupa.

Kata dia, jumlah pasangan pernikahan di bulan haji tahun 2024 ini mengalami peningkatan dua kali lipat dibanding bulan sebelumnya.

“Yang kami catat sementara ini yang sudah daftar, dan akan menikah di bulan haji ada 70 pasangan.

Alun-Alun Walantaka Kota Serang Dipenuhi Tanaman Liar

Kalau bulan sebelumnya tercatat ada 35 pasangan yang menikah,” kata Saeful, kepada Banten Raya.

Jumlah pasangan yang menikah di bulan haji tahun ini, kata dia, masih rendah bila dibanding jumlah pasangan yang menikah di bulan haji tahun 2023 lalu.

“Kalau bulan haji tahun 2023 itu tercatat ada 120 pasangan yang menikah,” ucap dia.

Meski jumlah pernikahan di bulan haji melonjak, ia mengaku pihaknya tidak merasakan kewalahan untuk

Aturan Seragam Sekolah Baru Beratkan Orang Tua Siswa

menyesuaikan jadwal menikahkan setiap pasangannya, karena sudah diatur dan dibagi jadwalnya.

“Alhamdulillah tidak, karena jumlah penghulu di kita ada tiga orang. Jadi sudah diatur jadwal tiga orang penghulu itu.

Si A jam segini jadwalnya di mana, begitu si B dan si C di mana hari ini, gitu,” tutur Saeful.

Saeful menyebutkan, rata-rata usia pasangan yang menikah di bulan haji tahun 2024 ini sudah memasuki umur ideal. “Rata-rata usia yang menikah 22 tahun,” sebut dia.

Indahnya Pemandangan Jalan Banten Lama-Tonjong Kasemen Kota Serang

Dari 70 pasangan yang menikah di bulan haji tahun ini, mayoritas melangsungkan pernikahan di luar, sementara yang menikah di kantor KUA kurang dari lima jari.

“Yang menikah di KUA cuma ada empat pasangan. Yang nikah di rumah atau di gedung itu ada 66 pasangan,” ungkapnya.

Saeful menerangkan, persyaratan nikah cukup praktis. Pasangan harus menyertakan foto copy KTP, KK, dan membuat surat pengantar dari RT RW dan kantor kelurahannya.

“Nanti daftarnya bisa via online melalui https://simkah4.Kemenag.go.id,” beber Saeful.

Calon Mulai Tebar Pesona

Senada dikatakan Ketua KUA Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang Yatna.

Ia mengakui bahwa jumlah pasangan pernikahan di bulan haji selalu meningkat setiap tahunnya.

“Tahun ini aja pernikahan di bulan Dzulhijjah setelah Hari Raya Idul Adha sampai hari Minggu tanggal 23 Juni itu sudah terdata 22 pasang.

Itu baru pernikahan setelah Idul Adha sampai Minggu besok tanggal 23 Juni,” ujar Yatna, kepada Banten Raya.

Adde Rosi Lolos Dramatis

Yatna menyebutkan ada satu hari di bulan haji tahun ini undangan pernikahannya mencapai 17 pasangan.

“Yang paling banyak hari Minggu tanggal 23 Juni itu ada 17 pasang.

Itu menurut saya yang terbanyak untuk Minggu ini,” sebutnya.

Solusi untuk mengatasi padatnya jadwal undangan pernikahan selama Idul Adha, kata Yatna, pihaknya harus intens komunikasi dengan pihak shahibul hajat.

140 Lapak Disiapkan Pemkot Serang Untuk Berjualan Takjil Ramadan di Pasar Lama

“Ikut jadwal di sistem kami sampai jam 4 sore, sementara pernikahan masyarakat nggak mau dilaksanakan jam 4 sore. Rata-rata mengejar waktu jam 8, 9, 10.

Nah waktu yang padat itu akhirnya masyarakat biasanya dinikahkan terlebih dahulu oleh tokoh-tokoh masyarakat.

Kecuali mereka yang setuju dengan sistem penjadwalan yang ada di KUA sampai jam 4 sore pun mereka siap menunggu kedatangan KUA,” terang Yatna.

Solusi yang kedua, masih kata dia, menambah tenaga penghulu, dan masyarakat dimohon sabar untuk mengikuti sistem perwakilan yang sudah ditetapkan oleh KUA.

Napi Rutan Serang Simpan Senjata Tajam Buatan

Yatna menyebutkan, nikah di luar KUA dikenakan biaya sebesar Rp 600 ribu.

“Itu 600 ribu dan itu disetorkan ke BRI atau ke kantor pos atau ke Alfa atau Indomaret. Itu yang nikah di luar kantor. Kalau di kantor itu tanpa biaya alias gratis,” ujarnya.

Terpisah, Kepala KUA Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon Holilurrohman menjelaskan, pada bulan-bulan biasa,

angka pernikahan rata-rata hanya 3 sampai 5 pasangan atau paling banyak hanya sampai belasan pasangan saja.

Perbaikan Truk Didalam Bahu Jalan Tol Tangerang-Merak

Namun pada bulan Dzulhijjah, atau biasa disebut bulan haji, angkanya meningkat hingga 40 orang.

“Memang biasanya dari Ramadhan sampai Dzulhijjah atau sebelum lebaran pasti sedikit.

Karena saat Ramadhan itu paling 3 orang sampai 5 orang saja.

Bulan selanjutnya juga paling belasan. Tapi setelah Lebaran itu pasti antara 40 lebih yang menikah,” katanya, Jumat 21 Juni 2024.

Dua Petugas Pemilu Meninggal Akibat Kelelahan

Kholil, nama panggilan Holilurrohman menjelaskan, baik di Kecamatan Cibeber atau Kecamatan Jombang

angkanya relatif sama, ada kenaikan signifikan untuk jumlah pasangan menikah setelah Lebaran Idul Adha.

“Sama saja di Cibeber dan Jombang. Angkanya rata-rata sampai 40 pasangan. Kalau mau dirata-rata itu satu koma sekian persen lah, tapi kalau dua (persen) itu kurang,” jelasnya.

Hal sama disampaikan Kepala KUA Kecamatan Cilegon Halil, meski tidak sebanyak Cibeber dan Jombang, angka pernikahan yang sudah dicatatkan meningkat tajam.

Pasokan Listrik Aman dan Andal, PLN Dukung Kelancaran Pemilu 2024 di Banten

“Rata-rata 30 pasangan (pengantin) lah. Ini karena jumlah penduduk di Kecamatan Cilegon lebih sedikit dibandingkan Cibeber, apalagi Citangkil banyak penduduknya,” ujar Halil.

Halil menjelaskan, banyaknya pasangan menikah setelah Idul Adha disebabkan karena ada perspektif hadis jika ada larangan menikah di antara dua khutbah.

“Padahal sebenarnya yang dimaksudkan bukan khutbah Idul Fitri dan Idul Adha.

Tapi memang khutbah dalam waktu salat, baik itu salat Idul Fitri, salat Idul Adha dan Jumat. Mungkin ada perspektif yang berbeda soal itu,” imbuhnya.

Tri Jaya Tawarkan Kursus Mengemudi Hemat dan Mudah

Menurutnya, hari yang paling banyak diminati untuk menggelar akad dan pesta pernikahan umumnya hari Sabtu dan Minggu.

Di Kecamatan Cilegon, setidaknya ada lebih dari 5 pasangan yang menggelar akad dan pesta nikah pada hari Sabtu dan Minggu selama bulan Dzulhijjah ini.

“Tapi ada juga yang meminta saran tanggal atau hari yang baik untuk pernikahan, ke ahli marifat atau kiyai ” ujarnya.

Sementara itu, Kepala KUA Kecamatan Kramatwatu Auful Mujtaba mengatakan, untuk di Kecamatan Kramatwatu ada peningkatan orang yang menikah namun tidak terlalu siginifikan.

Pengendara Roda Dua Menerobos Hujan Deras Dengan Gunakan Jas Hujan

“Ada peningatan tapi belum kelihatan signifikan. Untuk datanya bisa dilihat di aplikasi Simkah (sistem informasi manajemen nikah),” ujarnya.

Ia mengungkapkan, untuk di Kecamatan Kramatwatu pasangan calon pengantin yang sudah mendafatarkan kurang lebih 20 orang. “Data pastinya ada di kantor.

Kalau terkait dengan masyarakat yang tidak mau menikah di antara Idul Fitri dan Idul Adha itu keyakinan masing-masing.

Ada saja yang menikah direntang waktu itu. Yang namanya bulan semua bagus untuk menikah,” tuturnya. (harir/uri/tanjung)

Pos terkait