Ribuan Warga Suku Baduy Turun Gunung Serbu Gedung Negara, Ini Ternyata yang Dilakukan

Baduy
Al Muktabat menerima ribuan Suku Baduy di Gedung Negara, Sabtu 29 April 2023. (Doni Kurniawan/Banten Raya)

BANTENRAYA.CO.ID – Sebanyak 1.224 atau ribuan warga dari suku Baduy turun gunung.

Ribuan warga keturunan  suku Baduy tersebut berjalan kaki dari  Rangkasbitung Lebak menuju ke Gedung Negara dulu Pendopo Lama Gubernur Banten.

Perjalanan menuju ke pendopo Gunernur tersebut dilaksanakan Ribuan warga baduy sejak Kamis 27 April 2023 kemarin sejauh 60 KM.

Bacaan Lainnya

Awalnya pada Jumat 28 April 2023, suku asli Baduy berjalan menuju Pendopo Bupati lebak.

BACA JUGA: TERUNGKAP! Ini Daftar Barang yang Diserahkan Warga Baduy untuk Bapak Gede saat Seba Baduy 2023 

Selanjutnya, meneruskan pejalanan hingga pada Sabtu 29 April 2023 sore tiba di Pendopo Gubernur Banten sekarang Gedung Negara.

Tidak hanya lenggang kaki saja, ribuan warga Baduy tersebut turun gununh dengan membawa berbagai bekal hasil bumi untuk diserahkan ke Bupati Lebak dan Gubernur Banten.

Dalam istilah suku Baduy memberikan hasil bumi kepada Bapak Gede sebutan keoala daerah laki-laki dan Ibu Gede sebutan kepala daerah perempuan.

Tercatat ada sebanyak 11 barang bawaan yang dibawa dalam jumlah banyak kepada Bapak Gede dan Ibu Gede.

Bapak Gede sendiri yakni PJ Gubernur Banten Al Muktabar dan Ibu Gede yakni Bupati Lebak Iti Oktavia Jayabaya.

BACA JUGA: Suku Baduy Antre Buang Air Kecil

Saat datang di depan Gedung Negara yang sebelumnya adalah Eks Pendopo Gubernur Banten.

Ribuan suku Baduy tersebut langsung disambut Gubernur Banten Al Muktabar.

Al Muktabar menyampaikan, jika menyambut bahagia kedatangan suku asli Baduy tersebut.

“Jangankan seribu, dua ribu juga kami siap menerima. Kami bahagia menyambutnya,” katanya sebagaimana dikutip BantenRaya.Co.Id pada Sabtu 29 April 2023.

BACA JUGA: Warga Suku Baduy Nongkrong di Gedung Negara Banten Saat Seba Baduy

Sebelumnya di Pendopo Bupati Lebak, Iti menyampaikan,  kunjungan tersebut event nasional dan bagian pariwisata yang mampu menggerakan roda ekonomi lebak.

“Rvent ini bisa membangkitkan ekonomi masyarakat, karena dengan adanya event ini dapat melahirkan para pelaku usaha ekonomi kreatif,” jelasnya.

Turunnya ribuan warga Baduy tersebut dikenal dengan Seba Baduy.

Dimana, dalam sejarahnya masyarakat Baduy berkunjung ke Serang untuk menjenguk saudara dan keturunanya
saat itu memilih mengabdi ke Kesultanan Banten.

BACA JUGA: Ini Kekeliruan Turun-temurun tentang Seba Baduy Kata Akademisi UIN Banten Ade Jaya Suryani 

Menurut Akademisi UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten atau UIN Banten Ade Jaya Suryani, ada banyak kekeliruan masyarat memaknasi Seba Baduy.

Seba Baduy dianggap tradisi yang melambangkan suku Baduy tunduk kepada pemerintahan atau kesultanan.

Padahal faktanya tidak seperti itu, orang suku baduy keluar yang sekarang disebuy Seba Baduy hanya untuk berkunjung ke saudaranya di Serang.

Sebab, sebelumnya beberapa keturunan suku Baduy menibggalkan tanahnya untuk mengabdi ke Kesultanan Bantan.

BACA JUGA: Tempuh 60 Kilometer Warga Suku Baduy Sukses Gelar Tradisi Adat Seba Baduy

Orang Suku Baduy yang keluar tersebut disebut juga Budak Buncireung karena sudah meninggalkan tanah baduy.

“Siapa yang dikunjungi? Saudara. Siapa saudara itu? Yaitu orang Baduy yang meninggalkan tanah Baduy dan bekerja di Kesultanan Banten,” kata Ade.

“Dalam sejarah Banten dia disebut Pangeran Astapati,” ujar Ade.

Untuk itu, orang Baduy ke Serang untuk menemui keturunannya yamg telah dari tanah Baduy. ***

Pos terkait