BANTENRAYA.CO.ID – Harga ayam potong dan telur di pasar tradisional mulang melejit lagi.
Bahkan, harganya ayam potong dan telur membuat emak-emak mulai mikir dan membuat isi dompet sambil menangis.
Pasalnya, harga ayam potong dan telur sekarang sudah naik secara nasional.
Termasuk juga di Pasar Baru Kranggot Cilegon yang harganya membuat gelang-gelang kepala.
Tidak hanya emak-emak saja yang mulai bingung dengan harga tersebut.
BACA JUGA: Tekan Harga Telur, Pemprov Banten Gelar Bazar Murah
Tingginya harga ayam potong justru membuat para pedagang menutup lapaknya untuk sementara waktu.
Hal itu, karena para pedagang mulai kebingunan untuk menjual kepada pelanggan dengan harga yang sangat tinggi.
Lantas berapa sebenarnya harga ayam potong dan telur di pasar tradisional tersebut?
Kenapa sampai membuat emak-emak menangis jika melihat isi dompet?.
Dalam artikel ini akan dijelaskan berapa harga sebenarnya ayam potong dan telur di pasar tradisional.
BACA JUGA: Harga Telur Pasar Lama Kota Serang Rp 32 Ribu
Diketahui, sekarang emak-emak lebih memilih ayam beku dibandingkan ayam segar di pasar.
Sebab, harganya sekarang sudah sangat tinggi, termasuk di Pasar Baru Kranggot yang merupakan pasar induk tradisional di Kota Cilegon.
Satu potong ayam yang baisanya dijual Rp30 ribu sekarang mencapai Rp48 ribu.
Beberapa bahan pokok lainnya seperti telur ayam juga naik sekarang mencapai Rp38 ribu per kilo, untuk holtikultura seperti cabai rawit juga mengalami hal sama termasuk juga tomat, bawang dan cabai rawit.
Keniakan terutama di telur dan daging ayam membuat sejumlah pedagang tidak berjulan. Hal itu karena para pegadang kebingungan untuk menjual kepda konsumen dengan harga yang tinggi.
BACA JUGA: Imbas Kenaikan Harga Telur dan Daging Ayam, Pengusaha Nasi di Lebak Menjerit
Suryadi salah satu pedagang menjelaskan, naiknya sejumlah komoditas tersebut karena dari agen sudah tinggi saat dibeli. Untuk itu, pedagang terpaksa menaikan agar bisa mengambil sleisih keuntungan.
“Memang dari agennya sudah mahal, jadi mau tidak mau dijual dengan harga yang tinggi,” ujarnya.
Untuk stok holtikultura sendiri, papar Suryadi, sebenarnya relatif aman. Naik karena mamang menjelang idul fitri. Namun, biasanya akan naik tinggi satu pekan sebelum lebaran.
“Itu karena permintaan sekarang tinggi, sehingga harga naik dari agen. Jujur saja bingung menjualnya kepada pelanggan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Pasar Baru Keranggot Dani Rahmat menyampaikan, kenaikan daging ayam dan telur itu terjadi secara nasional.
BACA JUGA: Harga Telur Selangit, Sejumlah Kios Terpaksa Tutup
Semuanya karena memang pasokan sedang sedikit dan permintaan masih normal. Akhirnya, para agen menaikkan harganya.
“Disini daging ayam bisa sampai Rp45 ribu sampai Rp48 ribu dari seblumnya hanya Rp35 ribu. Telur juga sama naik dari hanya Rp30 ribu bisa mencapai Rp38 ribu per kilo,” ungkapnya.
Dani membenarkan, jika beberapa pedagang memilih untuk tidak menjual daging ayam untuk sementara waktu. Hal itu, karena tingging harga yang harus dijual kepada konsumen.
“Dari pada rugi tidak ada yang beli mungkin, akhirnya bebeapa bisa dilihat tidak berjualan. Misalnya yang didepan kantor saja itu tidak berjualan,” ucapnya.
Dani menjelaskan, saatnya hingga idul fitri nanti, harga diprediksi akan tinggi. Sebab, permintaan juga sangat tinggi tentunya.
BACA JUGA: Harga Cabai dan Bawang Naik, Pengusaha di Pasar Rangkasbitung Mengeluh Lantaran Sepi Pelanggan
“Smeoga saja dari agen sudah mulai normal, sehingga harga juga juga stabil. Namun, jika masih sedikit maka pasti akan semakin tinggi saat idul fitri,” pungkasnya.
Kanikan harga:
Telur Rp38 ribu sebelumnya Rp30 ribu per kilo.
Daging Ayam Rp48 ribu sebelumnya Rp35 ribu per potong.
Tomat Rp10 ribu sebelumnya Rp12 ribu per kilo.
Bawang Merah Rp40 ribu sebelumnya hanya Rp37 ribu per kilo.
Cabai Rawit Rp40 ribu sebelumnya Rp40 ribu per kilo. ***