BANTENRAYA.CO.ID – 12 Rabiul Awal tahun Gajah adalah hari di mana Rasulullah SAW dilahirkan. Biasanya kita merayakan hari ulang tahun setiap harinya begitupun Nabi Muhammad SAW. Berikut 5 alasan sunnah memperingati Maulid Nabi.
Pada bulan ketiga Hiriyyah, umumnya masyarakat muslim akan segera bersiap-siap dalam memperingati Maulid Nabi dengan berbagai kegiatan.
Berbagai macam acara dan tradisi dilakukan di seluruh sudut daerah Indonesia dan negara muslim lainnya. Perayaan ini memang tidak didasari dalam hadist maupun ayat Al-Qur’an. Namun ada beberapa alasan mengapa umat muslim boleh merayakan Maulid Nabi.
Tujuan utama diadakannya maulid nabi atau muludan adalah untuk senantiasa meningkatkan keimanan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta mengingat kembali perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyiarkan agama Islam.
BACA JUGA: Setelah Tanggal Merah Maulid Nabi, Harpitnas 29 September 2023 Jadi Hari Libur?
Dilansir dari laman nu.or.id, ada 5 alasan sunnah memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW menurut Sayyid Muhammad Al-Maliki di antaranya:
1. Merayakan Maulid Nabi merupakan ungkapan rasa syukur dan bahagia atas kelahiran Baginda Nabi Muhammad saw memberikan manfaat di dunia dan akhirat.
Diceritakan bahwa Abu Lahab, seorang yang membenci dakwah Nabi, mendapatkan keringanan siksanya di setiap hari Senin mengingat sosoknya bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad.
Saking bahagianya dan senangnya, Abu Lahab sampai memerdekakan budaknya yang bernama Tsuwaibah.
2. Nabi Muhammad SAW juga merayakan hari kelahirannya dengan berpuasa pada hari Senin. Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam hadist:
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ قَالَ ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ
“Rasulullah ﷺ ditanya tentang puasa di hari Senin. Lalu beliau menjawab, “Itu adalah hari di mana aku dilahirkan, hari di mana aku diutus atau diturunkannya wahyu kepadaku” (HR. Muslim).
3. Allah SWT memerintahkan hambanya untuk senantiasa berbahagia atas turunya rahmat, karunia dan pertolongan-Nya. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Quran surat Yunus ayat 58:
قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Katakanlah (Muhammad), “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.
Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu rahmat yang Allah SWT turunkan ke muka bumi, sebagaimana dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya’: 107:
وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ
“Dan tidaklah Kami mengutusmu melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam.”
4. Biasanya perayaan Maulid Nabi diisi dengan ceramah tentang sejarah kelahiran dan sifat-sifat tauladan Rasulullah SAW yang dapat menanamkan nilai pembelajaran bagi umat muslim.
Selain itu, pada setiap acara kerap dilangsungkannya sholawat berjamaah yang dapat meningkatkan keimanan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
5. Hukum merayakan Maulid Nabi termasuk bid’ah hasanah yang berarti sesuatu yang tidak dilakukan oleh Nabi maupun para sahabatnya namun perbuatan itu memiliki nilai kebaikan dan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Itulah 5 alasan sunnah diperbolehkannya merayakan hari kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW dalam perayaan Maulid Nabi setiap tahunnya.***