BANTENRAYA.CO.ID – Fenomena El Nino khususnya di Indonesia diprediksi oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) pada Agustus hingga Oktober 2023. Berikut apa saja dampak-dampak El Nino yang harus diwaspadai.
El Nino adalah sebuah fenomena alam yang terjadi secara periodik di Samudra Pasifik, dimana suhu permukaan laut yang biasanya dingin di wilayah Pasifik Tengah dan Timur menjadi lebih hangat dari biasanya. Fenomena ini memiliki dampak yang signifikan terhadap cuaca dan iklim di seluruh dunia.
El Nino biasanya terjadi setiap 2-7 tahun sekali dan dapat berlangsung selama beberapa bulan hingga setahun. Fenomena ini disebabkan oleh gangguan dalam sistem sirkulasi atmosfer dan laut di Pasifik.
Prosesnya dimulai ketika angin trade yang biasanya mendorong air hangat ke barat laut Samudra Pasifik mengalami pelemahan atau terbalik arah.
BACA JUGA: Simak! 5 Tips Persiapan Diri untuk Menghadapi El Nino, Jangan sampai Dianggap Remeh!
Akibatnya, air hangat yang biasanya terkumpul di wilayah barat laut Pasifik mulai bergerak ke arah timur dan menghangatkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik Tengah dan Timur.
Dampak El Niño sangat luas dan dapat mempengaruhi cuaca di berbagai belahan dunia. Beberapa dampaknya antara lain:
1. Peningkatan curah hujan di beberapa wilayah yang biasanya kering, sementara wilayah yang biasanya basah bisa mengalami kekeringan.
2. Perubahan pola musim hujan dan musim kering yang dapat mengganggu pertanian dan produksi pangan.
BACA JUGA: Klaim Sekarang! Kode Redeem FF Free Fire Terbaru 7 Agustus 2023, Ada Skin Epic Hingga Hadiah Menarik
3. Kenaikan suhu udara di berbagai wilayah, yang dapat mempengaruhi ekosistem dan menyebabkan gelombang panas ekstrem.
4. Peningkatan risiko bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan.
5. Gangguan terhadap ekosistem laut, termasuk dampak negatif terhadap populasi ikan dan terumbu karang.
Menurut BMKG, wilayah yang terkena imbas paling parah diperkirakan untuk wilayah Sumatra hingga Jawa meliputi Pulau Sumatera bagian tengah hingga selatan, Riau bagian selatan, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten dan Jawa Barat.
Di daerah-daerah tersebut akan mendatangkan kekeringan dan berpotensi gagal panen hingga kebakaran hutan dan lahan.
Sedangkan pada wilayah di Indonesia yang memiliki topografi tinggi akan mengalami curah hujan yang relatif tinggi.
Walaupun memiliki beberapa dampak yang serius, fenomena ini juga memiliki dampak baik salah satunya meningkatkan potensi peningkatan panen garam dan tangkapan ikan.
Dampak positif tersebut diperkirakan akan terjadi khususnya di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).***