Emas Perhiasan Picu Inflasi di Banten

Emas Perhiasan Picu Inflasi di Banten
Toko emas perhiasan di Kota Serang menggambarkan komoditas yang memberikan andil inflasi pada bulan September 2025.

BANTENRAYA.CO.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten melaporkan kondisi ekonomi Banten dengan mencatat tingkat inflasi sebesar 0,10 persen pada bulan September 2025.

Berdasarkan keterangan BPS Banten, komoditas emas perhiasan memberikan andil yang signifikan sebesar 0,19 persen terhadap inflasi pada bulan September 2025, sejalan dengan harga emas global yang terus mengalami peningkatan.

Ketua Statistisi Keuangan Teknologi Informasi dan Pariwisata BPS Banten (KTIP) Saeful Hidayat mengatakan,

Bacaan Lainnya

secara tahunan sub kelompok yang mengalami inflasi tertinggi, yaitu perawatan pribadi lainnya sebesar 26,33 persen dan terendah yaitu subkelompok perlindungan sosial sebesar 0,06 persen.

BACA JUGA : Shopee Hadirkan Kompetisi Perdana ‘Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas’: 1.300 Peserta Berebut Modal Usaha Rp1 Miliar

“Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi yaitu emas perhiasan sebesar 0,44 persen, tas sebesar 0,02 persen,

sabun wajah, tissu, hingga popok bayi sekali pakai,” kata Saeful dalam siaran resmi BPS dikutip Banten Raya, Rabu (1 Oktober 2025).

Secara tahun berjalan, inflasi Banten tercatat sebesar 1,21 persen, sementara berdasarkan hasil pemantauan BPS Banten di lima kabupaten dan kota, pada September 2025 terjadi inflasi tahunam sebesar 2,31 persen.

“Sementara untuk komoditas yang memberikan andil terhadap deflasi ada sekolah SMA -0,23 persen, bensin -0,05 peresn dan juga bawang putih, cabai rawit dan telepon seluler,” imbuhnya.

BACA JUGA : Murid SDN Penancangan 3 Kota Serang Tidak Wajib Nonton Film Cyberbully

Inflasi tahunan ini terjadi karena naiknya harga pada sembilan kelompok pengeluaran dan turunnya dua kelompok pengeluaran

“Kelompok yang mengalami kenaikan kelompok makanan, minuman dantembakau sebesar 4,46 persen,

kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,35 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,77 persen,” jelas Saeful.

Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Pandeglang sebesar 3,13 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 107,79 dan terendah di Kota Tangerang sebesar 1,96 persen dengan IHK sebesar 107,48.

BACA JUGA : Vendor Minta Relaksasi Relokasi Kabel Udara Jadi Kabel Bawah Tanah di Kota Serang

“Namun secara bulanan hanya Kota Tangerang saja yang mengalami deflasi -0,09 persen, sementara empat kabupaten dan kota lain mengalami inflasi,” kata Saeful. (raden)

Pos terkait