BANTENRAYA.CO.ID – Berikut ini 10 hal penting tentang ibadah di Hari Raya Idul Fitri 2023 yang perlu kamu ketahui sebelum lebaran tiba.
Menjelang Hari Raya Idul Fitri bukan hanya menyiapkan pakaian akan tetapi ada yang lebih penting dari itu yaitu kamu wajib mengamalkan 10 hal penting tentang ibadah agar lebaran penuh dengan keberkahan.
Maka dari itu, kamu perlu menyimak artikel ini agar di Hari Raya Idul Fitri kamu sudah mengetahui 10 hal penting tentang ibadah yang akan kamu lakukan nanti.
BACA JUGA: 7 Amalan Doa Paling Ampuh di Saat Mudik Lebaran 2023, Begini Penjelasannya
Hari Raya Idul Fitri adalah hari kemenangan yang penuh kebahagiaan, untuk menambah kebahagian kamu perlu mengamalkan hal-hal penting di hari lebaran.
10 hal penting tentang ibadah ini akan menyempurnakan ibadahmu setelah 30 hari berpuasa dan kamu bisa berkesempatan mendapatkan pahala yang sebesar-besarnya.
Saat Hari Raya Idul Fitri 2023 nanti jangan hanya kegembiraan saja yang kamu rasakan sehingga lalai dengan ibadah yang seharusnya kamu jalankan.
BACA JUGA: Checkout Baju Lebaran! 10 Kode Voucher Shopee Terbaru, Cuma Bayar Setengah Harga Semua Barang!
Tunggu apa lagi? Mari simak artikel ini dengan seksama.
Berikut 10 hal penting tentang ibadah yang perlu kamu amalkan di hari raya idul fitri 2023.
1. Mengumandangkan Takbir
BACA JUGA: Klaim Disini! 10 Kode Voucher Grab Terbaru April 2023, Hemat Hingga 90 Persen
Mengumandangkan takbir pada saat idul fitri dimulai sejak maghrib malam tanggal 1 syawal sampai selesai shalat ‘id dan dilakukan dimana saja dan kapan saja. Artinya tidak harus di masjid. Sangat dianjurkan untuk memeperbanyak takbir ketika menuju lapangan.
Karena ini merupakan kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Berikut diantara dalilnya:
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar rumah menuju lapangan kemudian beliau bertakbir hingga tiba di lapangan. Beliau tetap bertakbir sampai sahalat selesai. Setelah menyelesaikan shalat, beliau menghentikan takbir. (HR. Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf)
Dari Nafi: “Dulu Ibn Umar bertakbir pada hari id (ketika keluar rumah) sampai beliau tiba di lapangan. Beliau tetap melanjutkan takbir hingga imam datang.” (HR. Al Faryabi dalam Ahkam al Idain)
Dari Muhammad bin Ibrahim (seorang tabi’in), beliau mengatakan: “Dulu Abu Qotadah berangkat menuju lapangan pada hari raya kemudian bertakbir. Beliau terus bertakbir sampai tiba di lapangan.” (Al Faryabi dalam Ahkam al Idain)
Mengumandangkan Takbir merupakan suatu hal yang diharuskan sebagaimana berdasarkan firman Allah SWT dalam al quran.
BACA JUGA: 6 Merk Kue Kering Lebaran Ter Enak, Nomor 5 Dijamin Bikin Nagih
Allah berfirman, yang artinya: “…hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa) dan hendaklah kamu mengagungkan Allah (bertakbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu.” (Qs. Al Baqarah: 185)
Ayat ini menjelaskan bahwasanya ketika orang sudah selesai menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan maka disyariatkan untuk mengagungkan Allah dengan bertakbir.
Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar rumah menuju lapangan kemudian beliau bertakbir hingga tiba di lapangan. Beliau tetap bertakbir sampai shalat selesai. Setelah menyelesaikan shalat, beliau menghentikan takbir. (HR. Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf 5621).
BACA JUGA: Anti Ribet! 11 Hampers Lebaran Murah, Harga Mulai Rp30 Ribu, Kualitas Premium dan Halal
2. Mandi Sebelum Shalat Idul Fitri
Mandi sebelum Idul Fitri adalah salah satu sunnah Rasulullah SAW.
Menurut Hadist riwayat Ibnu Majah disebutkan bahwa Rasulullah SAW mandi terlebih dahulu pada dua hari raya.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الأَضْحَى.
Artinya: “Bahwasannya Nabi Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. Ibnu Majah).
BACA JUGA: Cek Disini! 5 Adab Bertamu Saat Lebaran Menurut Islam, Kamu Sudah Tahu Belum?
Hal ini juga diterangkan dalam riwayat Al Baihaqi. Di mana mandi ini dianjurkan pada hari Jumat, hari Arafah, Hari Raya Idul Fitri, dan Idul Adha.
“Seseorang pernah bertanya pada ‘Ali radhiyallahu ‘anhu mengenai mandi. Ali menjawab, ‘Mandilah setiap hari jika kamu mau.’ Orang tadi berkata, ‘Bukan. Maksudku, manakah mandi yang dianjurkan?’ Ali menjawab, ‘Mandi pada hari Jum’at, hari ‘Arafah, hari Idul Adha dan Idul Fitri.” (HR. Al Baihaqi 3/278. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.)
BACA JUGA: Jaga 7 Adab Ketika Hendak Bertamu Saat Hari Raya Idul Fitri Sesuai Anjuran Rasulullah SAW
3. Pakai Parfum atau Wewangian
Memakai wewangian adalah salah satu sunnah Rasulullah SAW sebagaimana dalam salah satu hadits yang diriwayatkan Anas:
عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حُبِّبَ إِلَيَّ مِنْ الدُّنْيَا النِّسَاءُ وَالطِّيبُ وَجُعِلَ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ
Artinya: “Diriwayatkan dari Anas, ia berkata, Rasulullah bersabda: Di dunia ini aku menyukai wanita dan parfum, sedangkan shalat adalah penentram hatiku,” (An-Nasa’i).
BACA JUGA: Bacaan Doa Tarawih Setelah 4 Rakaat di Pengujung Terakhir Puasa Ramadhan
4. Pakai Pakaian Bersih
Saat lebaran dianjurkan mempersiapkan hari raya idul fitri dengan pakaian yang terbaik dan mengunjungi teman-temannya dan kerabatnya dalam kondisi terbaik dengan aroma wangi.
Ini masalah yang telah diketahui dan dikenal dari masa ke masa. Budaya ini termasuk wujud kegembiraan dan kesenangan dengan datangnya hari ini.
BACA JUGA: Wajib Tahu! Ini Tips Make Up Lebaran Tahan Lama dan Cantik Seharian, Cocok Untuk Pemula
Sunnah telah menunjukkan akan hal itu,
روى البخاري (948) ومسلم (2068) عن عَبْد اللَّهِ بْن عُمَرَ رضي الله عنهما قَالَ : أَخَذَ عُمَرُ جُبَّةً مِنْ إِسْتَبْرَقٍ تُبَاعُ فِي السُّوقِ فَأَخَذَهَا فَأَتَى بِهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ابْتَعْ هَذِهِ تَجَمَّلْ بِهَا لِلْعِيدِ وَالْوُفُودِ . فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Diriwayatkan oleh Bukhori, 948 dan Muslim, 2068 dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhuma, beliau berkata, “Umar mengambil jubbah dari sutera tebal yang dijual di pasar. Beliau mengambilnya dan diberikan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, belilah ini, berhias dengannya untuk hari raya dan (menerima) tamu utusan.”
Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam mengatakan kepadanya,
إِنَّمَا هَذِهِ لِبَاسُ مَنْ لا خَلاقَ لَهُ
“Sesungguhnya ini adalah pakaian orang yang tidak dapat bagian (di akhirat).”
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tidak memungkiri berhias untuk hari raya, akan tetapi beliau memberitahukan bahwa memakai jubah ini diharmkan karena ia terbuat dari sutera.
As-Sindi dalam Kitab Hasyiyah (penjelasan) sunan Nasa’i, 3/181 berkata :
“Dengan demikian dapat diketahui diketahui bahwa berhias pada hari raya adalah termasuk budaya yang telah dikenal di tengah meraka. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tidak mengingkarinya, maka berarti diketahui bahwa itu merupakan ketetapannya.”
Syaikh Ibnu Jibrin rahimahullah mengatakan, “Untuk menghadiri shalat Id terdapat (amalan) sunnah dan anjuran yang banyak. Diantaranya, berhias dan memakai pakaian yang terbaik. Umar pernah menawarkan kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pakaian dari sutera untuk berhias di hari raya dan menerima tamu utusan. Akan tetapi beliau menolaknya, karena ia terdapat dari sutera. Beliau mempunyai jubah khusus yang dipakai untuk hari raya dan hari jum’at.” Fatawa Syaikh Ibnu Jibrin, 59/44
BACA JUGA: Hadist yang Menyebutkan Tentang Meraih Keberkahan di Bulan Suci Ramadhan Agar Sukses Menggapainya
Al-Haifz Ibnu Jarir rahimahullah berkata, “Diriwayatkan dari Ibnu Abu Dunya dan Baihaqi dengan sanad shahih sampai ke Umar, bahwa beliau memakai baju yang terbaik pada dua hari raya (idul fitri dan idul adha).”
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, “Disunnahkan bagi laki-laki pada hari raya untuk berhias dan memakai pakaian yang terbaik.” Majmu Fatawa Wa Rosail Ibnu Utsaimin.
5. Berjalan Kaki Menuju Masjid
Saat Hari Raya Idul Fitri terdapat pahala yang paling besar yaitu berjalan kaki ke Masjid dan rumahnya yang paling jauh dari masjid.
BACA JUGA: Dalil Hadist dan Ayat Al Quran Tentang Malam Lailatul Qadar Beserta Artinya
Para fuqaha (ulama ahli fiqih) rahimahumullah menegaskan dianjurkannya memperpendek langkah menuju masjid dan tidak tergesa-gesa (alias berjalan dengan tenang) ketika menuju masjid.
Karena hal tersebut untuk memperbanyak pahala kebaikan ketika berjalan menuju masjid, berdasarkan berbagai dalil yang menunjukkan adanya keutamaan memperbanyak langkah menuju masjid.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
BACA JUGA: 10 Hotel Murah di Pusat Kota Surabaya, Mulai dari 87 Ribu Mentok Sampai Rp200 Ribu
أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللهُ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟ قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ
“Maukah kalian aku tunjukkan kepada suatu amal yang dapat menghapus kesalahan (dosa) dan meninggikan derajat?” Para sahabat menjawab, ”Ya, wahai Rasulullah.” Rasulullah bersabda, ”(Yaitu) menyempurnakan wudhu dalam kondisi sulit, banyaknya langkah menuju masjid, menunggu shalat setelah mendirikan shalat. Itulah ar-ribath (kebaikan yang banyak).” (HR. Muslim no. 251)
BACA JUGA: 10 Hotel Murah di Pusat Kota Surabaya, Mulai dari 87 Ribu Mentok Sampai Rp200 Ribu
6. Makan dan Minum Sebelum Shalat
Makan dan Minum sebelum sholat id adalah hal yang diajurkan sebagaimana dalam hadist riwayat Al-Munawi dalam Faidlul Qadir menyebutkan, Nabi menyantap kurma sebelum salat Idul Fitri sebagai tanda dihapusnya keharaman berbuka sebelum ada salat Id.
Dan dalam hadist yang diriwayatkan Ibu Majah dijelaskan mengenai perbedaan waktu makan pada pelaksanaan Idul Fitri dan Idul Adha.
“Pada hari Idul Fitri Rasulullah saw. tidak keluar untuk salat hingga beliau makan terlebih dahulu. Sementara pada hari raya kurban (Nahr) beliau tidak makan hingga kembali (dari salat)” (H.R. Ibnu Majah 1746).
BACA JUGA: Jelang Lebaran, Bookingan Hotel di Banten Penuh
Terkait waktu makan atau minum sebelum salat Idul Fitri, Imam As-Syafi’i dalam Al-Umm menuliskan,
“Kami memerintahkan setiap orang yang ingin salat Id untuk makan sebelum berangkat ke masjid. Bila dia belum makan, kami meminta mereka makan pada saat dalam perjalanan ke masjid ataupun ketika sampai di masjid jika memungkinkan. Tidak ada dosa bagi orang yang tidak makan sebelum salat Id, tetapi dimakruhkan meninggalkannya”.
7. Mendengarkan Khutbah
Hukum mendengarkan khutbah setelah sholat ied sudah sangat jelas dijelaskan oleh Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam. Tentu saja penjelasan tersebut terdapat rujukannya dalam sebuah hadist.
BACA JUGA: Rekomendasi Hotel Terdekat Yang Ada di Banyuwangi Untuk Liburan Lebaran 2023
Dimana pada masanya Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam memberikan pilihan kepada jamaahnya ketika beliau hendak berkhutbah setelah Salat Idul Fitri. Pilihan tersebut adalah antara boleh duduk dan mendengarkan, boleh pula pergi dan tidak ikut mendengarkan.
Hal ini diriwayatkan oleh Abdullah bin Sa’i, yang mana beliau berkata :
إِنَّا نَخْطُبُ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجْلِسَ لِلْخُطْبَةِ فَلْيَجْلِسْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَذْهَبَ فَلْيَذْهَبْ
“Sesungguhnya kami akan berkhutbah, barangsiapa yang ingin tetap duduk untuk mendengarkan maka duduklah dan siapa yang hendak pergi maka pergilah”.
BACA JUGA: 5 Rekomendasi Outfit Bukber Simple Tampil Cantik dan Menarik, Nomor 3 Dijamin Bikin Si Dia Melirik
Dalam Hadist tersebut dijelaskan bahwasannya Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam memberikan keringanan kepada para jemaah untuk tetap tinggal dan mendengarkan khutbah ataupun pergi. Jadi tidak ada unsur yang sifatnya mengikat sama sekali. Jemaah berhak untuk mendengarkan atau memilih untuk tidak. Itu hak masing-masing
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hukum mendengarkan khutbah setelah salat idul fitri adalah sunnah. Dalam artian tidak diikuti tidak apa apa, sedangkan apabila diikuti dan didengarkan maka akan mendapat pahala.
BACA JUGA: Kumpulan Link Twibbon Idul Fitri 2023, Desain Menarik Dan Gratis Download
8. Melaksanakan Sholat Idul Fitri
Hukum mengikuti sholat idul fitri adalah Fardhu’ kifayah, artinya diperbolehkan hukumnya meninggalkan salat idul fitri, namun lebih utama apabila datang dan melaksanakannya.
Hal ini dimaksudkan supaya muslim tersebut dapat berkumpul serta bertemu dengan sanak saudara, kerabat maupun kaum muslimin yang lain.
9. Bersalam-salaman dan bermaaf-maafan
Anjuran bermaaf-maafan juga dapat ditemukan dalam hadis. Misalnya, nabi Muhammad saw pernah bersabda, “Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah memberinya maaf pada hari kesulitan” (HR Ath- Thabrani).
10. Berkunjung ke rumah orang tua, saudara, teman maupun tetangga
Beberapa hadits telah menerangkan tentang keutamaan saling mengunjungi sesama muslim.
Dalam hadits Abu Hurairah disebutkan.
“Sesungguhnya seseorang ada yang ingin mengunjungi saudaranya di kota lain. Allah lalu mengutus malaikat untuknya di jalan yang akan ia lalui. Malaikat itu pun berjumpa dengannya seraya bertanya, ‘Ke mana engkau akan pergi? Ia menjawab, ‘Aku ingin mengunjungi saudaraku di kota ini?’ Malaikat itu bertanya kembali, ‘Apakah ada suatu nikmat yang terkumpul untukmu karena sebab dia?’ Ia menjawab, ‘Tidak. Aku hanya mencintai dia karena Allah ‘azza wa jalla.’ Malaikat itu berkata, ‘Sesungguhnya aku adalah utusan Allah untukmu. Allah sungguh mencintaimu karena kecintaan engkau padanya’.” (HR. Muslim no. 2567).
BACA JUGA: 15 Link Twibbon HUT Kopassus ke-71 2023 Desain Terbaru, Gagah, dan Keren buat Medsos Kamu
Hadits ini disebutkan oleh Imam Nawawi dalam Shahih Muslim dengan judul bab “Keutamaan saling cinta karena Allah”.***