BANTENRAYA.CO.ID – Sejumlah tokoh masyarakat Banten berharap Presiden Indonesia yang akan memimpin Indonesia dapat mempersatukan anak bangsa yang sebelumnya terpecah karena cebong kampret.
Para tokoh ini juga berharap suasana yang panas saat Pilpres pada pemilu sebelumnya tidak terulang pada Pilpres 2024 yang akan datang.
Embay Mulya Syarief, salah satu tokoh pendiri Provinsi Banten mengatakan, dengan hadirnya tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden, dia berharap suasana Pilpres 2024 lebih sejuk.
Sehingga tidak ada lagi ketegangan antara pendukung pasangan calon yang saling bertengkar baik di dunia maya maupun dunia nyata.
BACA JUGA:Said Aqil Mendukung Penuh Kemenangan Anies Baswedan pada Pilpres 2024: ‘Kalah Itu Dosa!’
Diketahui, saat ini sudah ada tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang sudah mendaftarkan diri di KPU dan siap maju dalam Pilpres 2024.
Pasangan calon yang dimaksud adalah pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, dan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
“Mudah-mudahan di Pemilu 2024 ini tidak terulang suasana panas seperti di tahun 2019 karena dua calon yang head to head,” kata Embay.
Embay juga berharap presiden Indonesia yang akan terpilih harus bisa menjaga kebhinekaan Indonesia.
BACA JUGA:Janji Anies Baswedan Jika Menang Pilpres 2024, Ayah dapat Cuti Melahirkan Juga
Dia mengatakan, amat sayang apabila Indonesia yang memiliki aneka ragam suku, budaya, bahasa, dan kekayaan lainnya ini apabila terpecah belah seperti negara-negara lain di dunia.
Negara di Eropa bahkan di Timur Tengah terpecah belah menjadi negara kecil karena tidak bisa menjaga persatuan.
Oleh karena itu, dia berharap presiden ke depan bisa memererat lagi persatuan dan kesatuan bangsa.
“Bangsa kita ini satu-satunya di muka bumi yang berasal dari 200 kerajaan lebih, terpisah-pisah di 17 ribu pulau, ribuan suku, 700 bahasa daerah, beda agama, beda adat, beda budaya tapi kita bersatu,” katanya.
BACA JUGA:Pemkot Cilegon Biayai Pembayaran BPJS Kesehatan 67.000 Warga Cilegon
Ketua Umum Mathla’ul Anwar ini mengatakan, bersatunya 200 kerajaan lebih dan aneka suku bangsa menjadi Indonesia itu karena ada kesepakatan untuk bersatu.
Hal yang pernah juga dilakukan oleh Rasulullah SAW saat berada di Madinah dengan membuat Kesepakatan Madinah (mitsaq madinah).
“Rasulullah dalam mitsaq madinah mempersatukan, mempersaudarakan pendatang dan penduduk asli, Arab dan non Arab, muslim dan non muslim dipersatukan dengan mitsaq Madinah,” katanya.
“Pancasila itu merupakan kesepakatan, mitsaq madinah versi Indonesia,” ujarnya.
BACA JUGA:16 Guru Besar Gugat Keputusan Mahkamah Konstitusi, Status Bacawapres Gibran Disoal
Karena itu, menurutnya persatuan yang sudah terbangun ini harus terus dijaga karena saat ini ada kelompok-kelompok yang ingin mengubah kesepakatan itu.
Kalau kesepakatan itu bubar, maka bangsa Indonesia juga bisa bubar seperti negara Eropa.
“Maka mari kita jaga sama-sama kesepakatan itu karena itu merupakan takdir dari Allah subhanahu wata’ala,” katanya.
Enting Abdul Karim, salah satu tokoh agama di Banten, juga berharap presiden yang akan datang mampu mempersatukan masyarakat yang sebelumnya terpecah pada kelompok cebong dan kampret.
Meski saat ini kedua istilah itu sudah nyaris tidak muncul lagi, namun sebutan lain untuk kedua kubu yang merepresentasikan cebong dan kampret menurutnya masih tetap ada.
“Indonesia butuh nahkoda yang baik, yang mumpuni karena ancaman bangsa bukan hanya dari eksternal tapi juga dari internal. Friski 2019 masih ada dan belum hilang maka kita butuh sosok yang bisa mempersatukan semua,” ujarnya.
Enting yang merupakan Ketua Forum Persaudaraan Umat Islam Banten atau FPUIB ini mengatakan, ketiga pasangan calon presiden merupakan putra terbaik bangsa dengan background masing-masing yang memang berbeda.
Prabowo Subianto dengan latar belakang militer, Ganjar Pranowo dengan latar belakang politisi murni, dan Anies Baswedan dengan latar belakang akademisi.
BACA JUGA:Warga Kelurahan Kotabumi Minta Jalan Madani dan Samangraya Diperbaiki
“Bangsa ini tidak sedang baik-baik saja. Bangsa ini sedang kurang sehat. Bangsa ini butuhnya ke mana? Kalau menurut saya kalau milih presiden jangan yang petugas partai,” katanya. ***