BANTENRAYA.CO.ID – Direktur Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi menyoroti kasus tersangka teroris berinisial DE yang merupakan karyawan BUMN.
Islah Bahrawi menyatakan bahwa ia ingin mengetuk kesadaran BUMN terkait pendakwah beraliran Wahabi yang sering berceramah di perusahaan-perusahaan BUMN.
“Sejak dulu saya dan beberapa teman berteriak ketika ada pendakwah beraliran Wahabi atau pengusung Khilafah yang anti Pancasila berceramah di PLN, Telkom, Pertamina atau di Badan Usaha penting milik negara lainnya,” tulis Islah Bahrawi melalui akun Twitter pribadinya, pada Selasa 15 Agustus 2023.
Menurutnya bahwa banyak karyawan BUMN yang mengharamkan Pancasila tetapi makan “Gaji Pancasila”.
“Banyak karyawan BUMN, Kementerian dan Lembaga negara hari ini yang mengharamkan Pancasila tapi menyuapkan makanan kepada diri dan anak istrinya dari ‘Gaji Pancasila’,” ujar Islah.
Kemudian, Islah mengatakan bahwa mereka (pendakwah beraliran Wahabi) menyadari bahwa sangat sulit membuat makar secara langsung terhadap negara Indonesia.
Sehingga, Islah menjelaskan yang mereka lakukan adalah dengan “kudeta perlahan”.
“Mereka sadar, sangat sulit untuk melakukan makar atau revolusi terhadap negara ini,” ungkapnya.
“Maka yang mereka lakukan adalah dengan “kudeta perlahan” melalui pengendalian lembaga-lembaga vital milik negara,” sambungnya.
Lebih lanjut, Islah membebarkan “jurus” yang dilakukan “pendakwah beraliran Wahabi atau pengusung Khilafah yang anti Pancasila”.
“Menguasai pusat kajian keagamaan di setiap lembaga tersebut dengan mendatangkan pendakwah-pendakwah agama yang memiliki resiliensi ideologi yang sama dengan mereka,” terangnya.
Lebih lanjut, penangkapan DE karyawan PT KAI menurut Islah bukanlah satu-satunya di BUMN.
“Masih banyak lagi yang selama ini bergerak diam-diam di berbagai institusi penting negara,” tuturnya.
“Kita bisa bayangkan efek terornya andaikata orang-orang sejenis DE ini sudah menyusup ke badan usaha penerbangan, kereta api, distribusi BBM, listrik, telekomunikasi hingga lembaga keuangan,” tambahnya.
Ia mengingatkan dan meminta untuk tidak memandang sepele masalah kelompok radikal yang ada di Indonesia.
BACA JUGA: Ngeri Banget! Detik-detik Bocah Meninggal Dunia Usai Digigit Anjing Rabies
“Jangan pernah menganggap sepele persoalan “radikal radikul” ini,” pungkasnya.***